BAB 37: KAK GEA

3.2K 163 4
                                    

Kelas pagi ini begitu berisik. "Semua jangan pada berisik! Sebentar lagi Pak Rama akan masuk!" tegas Agatha sudah kembali seperti kebiasaannya dahulu membuat Riska dan Febri tersenyum senang.

"Tha gimana nih kapan kita bisa mulai latihan buat drama perpisahan kelas 12?" tanya Tari teman sebangku Agatha, pertanyaan itu sontak membuat Agatha terdiam tak bisa berkata.

"Lah si aktor utama aja gak masuk." ucap Rangga dari sudut kelas.

"Iya nih, gue sih mau-mau aja gantiin tapi takut ayang bebeb Riska marah." Candaan Okky membuat seisi kelas menyorakinya.

"Secepatnya kita pikirkan setelah Aldo masuk ya, lo coba selesaikan dulu penulisan naskahnya ya Tar, gue juga akan bantu koordinasi sama anak-anak kelas untuk pembagian tugasnya." Ucap Agatha tenang, berbanding terbalik dengan jeritan hatinya yang rindu akan sosok yang selalu menguji kesabarannya, ia rindu semua tentang Aldo.

Matanya kini hanya bisa tertuju pada kursi kosong yang ada di bagian belakang kelas.

'Ada banyak cinta yang coba kita perjuangkan, tapi hanya ada satu cinta yang pantas kita pertahankan.'

*******

Sore ini setelah pulang sekolah Agatha akan menjenguk Laras, ia ingin melihat keadaannya juga meminta maaf karena dirinya adalah alasan dari semua kekacauan itu, ia sebenarnya ragu karena Kak Alvin belum juga mengabarinya apa Laras sudah sadar.

Sejak awal Agatha adalah gadis yang keras kepala dan selalu teguh pada apa yang ia mau jadi disinilah ia di depan rumah sakit swasta tempat Laras dirawat.

Agatha gemetar jika ia harus bertemu dengan Aldo rasanya belum siap melihat orang yang kita sayangi membentak kita bahkan menyuruh kita pergi dari hidupnya apalagi dengan kedatangan Laras, Aldo pasti berusaha kembali mendapatkan Laras.

"Udah gue bilang lo gak usah ke sini." Suara dingin itu kini tepat berada di belakang Agatha, itu Aldo bad boy sekolah yang ia rindukan.

Baru saja Agatha ingin berkata-kata tangannya sudah ditarik dan dihempaskan oleh Steffi dengan kasar, Agatha hampir saja terjatuh, ia melihat ke arah Aldo yang juga melihatnya sekarang, tapi tatapan Aldo sangat dingin.

"Lo tuh tuli ya oh atau si Ketos ini muka tembok, udah di usir masih aja ke sini! Nyadar lo tuh bawa kesialan buat Aldo dan Alvin!" bentak Steffi melihat Agatha diam tak berkutik, ia bisa saja melawan Steffi namun mungkin yang Steffi bilang benar bahwa ia adalah pembawa kesialan dalam hidup Aldo atau bahkan Alvin dan Laras.

Ia ingin menangis namun ia tahan karna tak mau semakin terhina di hadapan Steffi, Aldo memang selalu membela Steffi dan Agatha tahu alasannya tapi mengapa ini teramat sakit dadanya sesak cairan bening turun begitu saja.

"Gue pamit." Lirihnya lebih kepada Aldo yang terduduk di kursi.

Walaupun suara itu pelan dan didalamnya ada rasa gemetar hebat Aldo masih bisa mendengarnya, pergulatan hebat sedang terjadi di dalam hati Aldo. Aldo rindu gadisnya, ia ingin merengkuh Agatha ke dalam pelukannya namun ia tahu hati Agatha bukan untuknya jadi untuk apa Aldo mengejar seseorang yang sama sekali tak mengharapkannya, lebih baik ia menjaga Laras seseorang yang berarti setelah sang mama bahkan ia rela mengorbankan nyawanya demi Laras.

"Emang gak tahu diri ya tuh orang, gak punya kaca kali di rumah?" sinis Steffi lalu duduk di samping Aldo.

"Lo yang seharusnya ngaca, lo diem dan jangan bahas dia atau gue gak akan mau ngeliat muka lo lagi!" suara dingin Aldo mampu membungkam Steffi, gejolak perdebatan batin Aldo sangat hebat di satu sisi ia merasa Agatha memang tidak tercipta untuknya dan ia harus merelakan Agatha jika ia memilih Alvin namun di lubuk hatinya yang paling dalam Agatha tetaplah gadis keras kepala yang pemarah dan cerewet yang Aldo sayangi.

*******

Dirumah Agatha,

"Dek," Gea menghampiri sang adik yang duduk termenung di dekat kolam renang, sambil membawa 2 cangkir teh hangat kesukaan mereka berdua, dan untuk pertama kalinya Gea senang bisa memiliki waktu bersama adik kecil kesayangannya dan Agatha hanya tersenyum lalu kembali melamun.

"Kakak siap sedia loh kalo kamu mau cerita."

"Agatha gak ngerti kenapa takdir selalu buat Agatha menderita dan sedih gak ada kata bahagia di hidup Gatha." Agatha lirih.

"Kenapa bisa berpikir begitu?" tanya Gea prihatin.

"Kalo soal ini Agatha bahas pasti Kak Gea marah." Ucap Agatha sedih.

"Soal cowok ya?" tanya Gea tersenyum pengertian yang dibalas Agatha anggukan.

"Kakak belajar untuk ngertiin itu kok, jadi ada apa sama Alvin?" tanya Gea spontan membuat Agatha menghela nafas.

"Sama Kak Alvin sih udah beres, tapi ini lebih parah, lebih sulit. Agatha tuh bodoh kak udah sia-siain perasaan seseorang dan malah ngejar sesuatu yang gak pasti." Ucap Agatha memainkan air kolam.

"Ini ada hubungannya sama Aldo?" tanya Gea spontan.

"Kok kakak tahu?" tanya Agatha bingung padahal sepertinya ia belum pernah menceritakan ini pada anggota keluarganya

"Dari kamu sendiri setiap malam kamu suka baca novel ngelamun terus sebut-sebut nama Aldo." Gea berkata jujur membuat Agatha tersenyum kikuk.

"Aldo si bad boy sekolah itu?" tanya Gea lagi dan Agatha kembali mengangguk.

"Kalo bahagia kamu itu sama dia ya kejar dek, kalo semua orang menuntut untuk dibahagiakan lantas siapa yang akan membahagiakan? Kalo kamu diem terus dia gak bakal tau kamu punya rasa sama dia, semua itu butuh pengorbanan kalau dulu dia yang berkorban maka sekarang jangan buat pengorbanan dia itu sia-sia." Gea memegang erat kedua tangan adiknya sambil memberikan tatapan semangat, hal itu membuat perasaan bahagia melanda hati Agatha entah kenapa untuk pertama kalinya ia merasa memiliki seorang kakak perempuan yang sesungguhnya.

"Setiap orang berhak untuk bahagia Tha, termasuk kamu, kejarlah seseorang yang kamu tahu bisa membuat kamu bahagia dan kamu mencintainya." Lanjut Gea.

Malam ini haru menyelimuti kedua kakak beradik ini. "Makasih ya kak, Gatha bangga punya kakak yang hebat!" Agatha langsung memeluk kakaknya dengan penuh cinta.

"Kak, jadi kapan aku punya kakak ipar?" tanya Agatha menggoda.

"Secepatnya ya, nanti kakak kenalin." ucap Gea membuat Agatha bingung.

"Loh emang kakak?" pertanyaan menggantung itu membuat Gea menyeringai,

"Kakak LDR tau, dia tinggal di Amerika, maaf ya selama ini kakak belum sempat cerita ke kamu," ucap Gea berbisik.

"Wahh kakak main rahasia-rahasia ya, Papa...Kak Gea udah punya pacar bule...!" teriak Agatha langsung berlari ke dalam rumah diikuti Gea yang mengejar rasanya rumah ini kembali hidup dengan canda tawa kebersamaan.

"Ih bukan bule! Dia tuh orang Indo yang tinggal di Amerika! Agatha jangan gosip!" teriak Gea sambil tersipu.

"Cie! Aku bentar lagi punya kakak ipar, asik!"

"The best thing about having a sister was that I always had a friend." - Cali Rae Turner.










Hola Readers hari ini spesial banget aku bagiin beberapa chapter wkwkwkwk.. karna rasanya tanganku gatel pengen nge post dan aku tahu kok rasanya di gantungin itu gak enak *thorcurhatmulusih hihihi..

Di chapter ini berasa pengen punya kakak cewek yang bisa di ajak curhat masalah percintaan dan semacamnya, iya gak gengs? yukk jawab di comment dan jangan lupa vote yaaa.. Next chapter yukkk kelanjutan kisah cinta Agatha

AGATHA (Ketua OSIS Galak VS Bad Boy Nyebelin)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora