BAB 22: SEBUAH BENCANA

3.5K 195 3
                                    

Bu Puji mulai mengajar setelah suasana kondusif, dan dua jam berlalu setelahnya. "Baik anak-anak, pelajaran tentang drama cukup sampai di sini dulu. Sekarang setelah teori kita akan coba kepada praktek, berhubung dalam waktu dekat sekolah akan berulang tahun dan akan diadakan PENSI oleh OSIS. Ibu ingin kalian menampilkan drama, dalam satu kelas dapat terlibat 7-10 orang untuk tokoh dan sisanya membantu hal-hal di belakang panggung." Ucap Bu Puji memberikan tugas yang langsung membuat anak-anak yang sebagian besar menyukai drama akan senang dan sebagian lagi akan merasa ini mimpi buruk termasuk Agatha, walaupun ia memang mengikuti ekstrakulikuler teater namun ia tidak sepenuhnya menyukai sesuatu di depan layar, jadi ia berharap agar bisa menjadi pengarah gerak saja, atau apapun yang penting dibalik layar.

"Yah..kenapa harus drama sih?" tanya Agatha kepada Tari.

"Drama tuh menarik Tha, terus menantang juga. Bu Puji terbaik deh." Tari yang memang suka membuat naskah drama sedangkan Agatha terlihat tidak bersemangat langsung menghadap kepada kedua sahabatnya di belakang.

"Jangan bilang lo berdua sama semangatnya kayak si Tari?" tanya Agatha

"Gue sih oke aja, Febri juga. Lo mesti belajar suka drama Tha, biar hidup lo gak penuh drama." Tawa Riska pecah setelah pembicaraan ini sedangkan Agatha terlihat kesal.

"Ibu sudah menentukan tema drama yang akan kelas ini mainkan, karena ini adalah kelas terakhir yang ibu beri pengumuman maka hanya tersisa drama musikal romantis, untuk pembagian naskah siapa yang akan membuat?" tanya Bu Puji.

"Tari bu, dia jago banget kalo masalah ini." ucap Zaki di iringi teman-teman lain yang menyetujuinya

"Tari, kalau sekarang kira-kira cerita apa yang pertama kali terlintas dipikiran kamu?" tanya Bu Puji, karena memang mengetahui kemampuan Tari yang sangat handal dalam membuat naskah drama

"Romeo dan Juliet bu, banyak nilai moralnya tentang kesetiaan cinta." Ucap Tari spontan karna beberapa hari ini ia sedang mengikuti kisah Romeo dan Juliet baik di film maupun di novel

"Boleh, ibu setuju rasanya kalau ditambah musikalisasi akan semakin baik, satu lagi ibu ingin pemeran Romeonya adalah Aldo." ucap Bu Puji menekankan dan melirik ke arah Aldo dan teman-temannya yang sedang asik memainkan HP secara sembunyi-sembunyi,

Aldo yang mendengar namanya disebut pun mengangkat kepalanya. "Ibu gak salah milih saya? Aduh bu saya gak paham sama yang kayak gitu-gitu." Ucap Aldo

"Ya karena itu saya ingin kamu belajar, lagipula teman-teman lain akan mendukung, kalian setuju kan?" tanya Bu Puji

"Setuju bu!" koor membahana dari kelas.

"Yauda deh bu kalau menurut ibu saya setampan Romeo." Kekeh Aldo membuat satu kelas kembali tertawa

"Julietnya harus cantik dong bu, kalo Agatha saya mau deh bu." Ucap Aldo spontan membuat Agatha yang sedang membolak-balik halaman buku Bahasa Indonesia, ia berusaha tidak larut dalam diskusi itu, ia tak ingin namanya disebutkan menjadi pemeran, bahkan ia tidak mengikuti diskusi tersebut dari awal, ia justru fokus pada bukunya, sampai namanya disebut, ia menegang seperti ada pernyataan yang mengganjal di hati

"Iya bu, saya juga setuju peran Juliet diperankan oleh Agatha." ucap Tari semakin memperjelas bencana yang akan melanda hidup Agatha

"Maaf bu, bukannya saya menolak tapi kebetulan saya juga harus mempersiapkan acara bersama anggota OSIS lain dan takut tidak sempat untuk latihan lagipula masih banyak cewek di kelas ini." Ucap Agatha mengelak

"Alasan aja itu mah bu, masa Ketua OSIS yang super disiplin gak bisa bagi waktu?" celetuk Aldo yang didukung oleh Okky dan Rangga

"Sudah, kembali ke keputusan awal. Ibu yakin Aldo dan Agatha akan jadi perwakilan terbaik kelas ini, pelajaran hari ini cukup sampai disini. Terimakasih." ucap Bu Puji keluar ruangan dan Agatha menghela nafas bingung dengan takdir yang seolah membuat dia terus dekat dengan Aldo.

Bukannya ini yang dia inginkan? Mendekati Aldo agar bisa mengenal Alvin lebih dekat? Tapi mengapa jadi seperti ini?

"Cie yang jadi Julietnya ayang Romeo alias Aldo." Tawa Riska pecah seketika.

"Lo sama Febri tuh mestinya bantuin gue!" ucap Agatha lagi saat mereka sedang berada dipinggir lapangan melihat Febri sahabat mereka sedang melatih tim basket untuk tampil di acara PENSI

"Tha, jangan-jangan jodoh lo Aldo, bukan Kak Alvin?" tawa Riska lagi membuat Agatha geram.

"Bodo amat, gue sebel ah sama lo" ucap Agatha benar-benar kesal, setelah itu hanya terdengar Riska yang terus menggoda Agatha sampai sebuah suara.

"Agatha, bisa saya ngomong sebentar?" tanya suara bariton nan merdu membuat Agatha dan Riska terkejut.

"Bisa kak, ada apa ya?"

"Kita ngobrol di ruang musik aja." Balasnya dan di balas anggukan oleh Agatha sedangkan Riska masih belum tersadar dari keterkejutannya, mereka pun segera meninggalkan Riska.

"Tuh si Gatha cepet juga geraknya, udah sedeket itu sama Kak Alvin." Ucap Febri saat ia telah selesai dengan tim basketnya

"Gatau deh, jangan-jangan si Gatha frustasi terus pake pelet." Riska terkekeh membuat Febri tertawa dan berujung Riska ikut tertawa dengan ucapannya barusan.

AGATHA (Ketua OSIS Galak VS Bad Boy Nyebelin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang