BAB 23: BERBOHONG

3.4K 167 0
                                    

"Jadi saya pengen ajak kamu ke konser sore ini, setelah pulang sekolah." Tawar Alvin menunjukan sebuah poster di ruang musik.

"Konser musik jazz?" tanya Agatha sambil melihat setiap keterangan detail di poster itu.

"Tapi ini jam setengah 4 sore, mepet banget sama jam pulang sekolah." Jelas Alvin.

"Sore ini ya kak?" Agatha sedang mengingat kegiatan apa saja yang harus dia lakukan hari ini, sebetulnya ada ia ada jadwal untuk memimpin rapat tapi itu bisa digantikan Eza, lalu ada latihan drama itu juga masih dapat diundur, satu lagi jadwal Agatha yang paling membuat dirinya berpikir ulang yaitu mengajari Aldo agar setidaknya ia mengerti Matematika dan Fisika.

"Kalau gak bisa gapapa, saya gak suka maksa orangnya." Kekeh Alvin melihat lamanya Agatha berpikir.

"Ehh..bisa kok kak, kebetulan saya gak ada acara." Ucap Agatha tersenyum.

"Yauda saya jemput nanti sore." Alvin tersenyum, dan ini membuat hati Agatha luluh bagaimana mungkin seorang Alvin yang dingin tidak sama sekali ingin dekat dengan wanita manapun sore ini mengajaknya jalan berdua?

Astaga ini suatu pencapaian besar Agatha tapi, "Kakak tau rumah saya?" tanya Agatha polos membuat Alvin terkekeh.

"Saya pernah nganter pulang kamu sekali." Ucap Alvin membuat Agatha tampak berpikir keras, wajahnya yang seperti itu membuat tawa Alvin semakin terdengar merdu jujur hati Agatha saat ini sangat bahagia melihat senyuman orang yang di tunggunya selama setahun dengan perasaan terpendam

"Waktu kamu nemuin dompet saya." Ucapnya lagi setelah puas melihat Agatha yang kebingungan

"Oh iya waktu itu, lupa." Suara Agatha yang terdengar polos membuat tangan Alvin terangkat dan mengelus puncak kepala Agatha membuat yang diperlakukan seperti itu terkejut rasanya udara di dalam ruang musik habis terhisap pesona pria tampan di hadapannya sedangkan Alvin seperti dejavu, dahulu mengelus kepala seorang gadis yang teramat dicintainya adalah suatu hal favorite bahkan menjadi hobinya sekarang perasaan itu kembali datang bersama seorang gadis yang berbeda namun memiliki tingkat keras kepala dan kepolosan yang sama dengan gadis dihadapannya saat ini.

"Kak, saya izin balik ke kelas dulu ya." Agatha saat sadar tangan Alvin masih berada dipuncak kepalanya, itu membuat Alvin sedikit gugup namun akhirnya mengangguk dan tersenyum.

To : Eza (WaKeTos)

'Za, tolong pimpin rapat hari ini ya. Gue harus buru-buru pulang, ada urusan mendadak. Makasih teman tercinta.'

Begitulah pesan yang dikirim Agatha, sekarang ia sedang mencari alasan agar dirinya bisa mengundur latihan drama.

"Temen-temen berhubung Tari kan belum selesai buat naskahnya, jadi kita latihannya besok atau lusa aja ya tunggu naskahnya siap." Ucap Agatha saat jam pulang sekolah

"Kenapa harus tunggu naskah kelar? Toh kita bisa latihan untuk bagian awal dan siapin hal di belakang panggung bareng." Begitu celetuk Aldo dari pojok kelas.

"Yah tapi lebih baik nunggu naskah selesai baru kita tahu mau ngapain?" tanya Agatha tidak mau kalah.

"Katanya Ketua OSIS, tapi kalau nunggu mulu gak kelar-kelar deh tuh acara, gak efektif dan efisien." Celetuk Aldo lagi yang didukung kedua temannya

"Udah pada berisik aja, udah waktunya pulang masih debat!" ucap Riska melihat suasana kelas memanas

"Tahu lo berdua udah tau ayang beb gue mau pulang, yuk." Goda Okky, sedari kelas satu Okky selalu menggoda Riska mereka sering digoda oleh anak-anak kelas bahkan guru kata orang mereka cocok padahal Riska sangat benci kepada Okky karna sikap sok playboy nya itu

"Apaan sih lo playboy cap teri, siapa juga yang mau pulang bareng lo!" Ucap Riska yang bukannya menenangkan suasana justru memperkeruhnya.

"Udah, kita putuskan bersama latihan dimulai besok!" Agatha lalu mengambil tas dan berjalan cepat.

"Agatha!" Sebuah suara menginterupsi langkah cepatnya, ia sudah hafal siapa suara yang selalu mengganggunya.

"Kenapa lagi?" tanyanya malas.

"Kapan lo mau ngajarin gue? Malam ini aja gimana?" tanya Aldo bersemangat.

"Gue gak bisa hari ini sibuk." tegas Agatha.

"Sibuk tidur sama makan makanya gak tinggi malah gendut." Sindiran Aldo tadi membuat Agatha emosi tingkat tinggi.

"Lo tuh kerjaannya hina orang aja, sadar dong lo juga banyak kekurangan!" Setelah Agatha membentak Aldo, ia berjalan cepat masuk ke dalam taksi sedangkan Aldo bingung dengan sikap Agatha yang berubah-ubah, ia segera menuju parkiran motor.

*******

Agatha segera masuk ke dalam kamar mempersiapkan diri secantik mungkin untuk pertama kalinya, seumur hidupnya ia bisa berjalan dengan seseorang yang teramat ia impikan.

"Agatha, sayang." Suara sendu masuk kedalam pendengaran Agatha.

"Iya Oma, masuk."

"Tumben pulang naik taksi, biasanya gak pernah mau?" tanya Oma duduk diranjang menatap Agatha yang sedang memilih baju.

"Iya Oma, buru-buru banget Gatha." Ucapnya masih mencoba mencari baju terbaik.

"Mau kemana?" tanya oma lagi.

"Pergi sama temen ke konser musik." Ucapnya lagi setelah menemukan kemeja putih dengan celana jeans.

"Aldo?" tanya oma spontan membuat Agatha mendengus sebal.

"Bukan Oma, tapi Kak Alvin dia kakaknya Aldo." Ucap Agatha menjelaskan lebih lanjut.

"Jadi ceritanya kemarin sama adiknya sekarang sama kakaknya?" tanya oma tersenyum.

"Dari awal juga Agatha suka sama kakaknya, Oma." tegas Agatha ketika menemukan sepatu running putih kesayangannya.

"Yauda Oma pesan, hati-hati dan kalau bisa izin sama Gea dan Papa." Ucapan oma yang terakhir membuat seluruh kegiatan Agatha berhenti sejenak.

"Papa ada di rumah?" tanya Agatha spontan

"Iya sayang, lagi di ruang kerja sama Kak Gea." Ucap oma lagi

"Kalau inget Agatha pamit deh." Ucap Agatha santai mengambil handuk dan bersiap ke kamar mandi, oma sangat paham perasaan Agatha yang kecewa dengan papa dan kakaknya seolah mengabaikan keberadaan Agatha, disisi lain ia juga tahu bagaimana papa Agatha berjuang keras demi menghidupi kedua putri yang sangat dicintainya.

"Agatha jalani lah hidup karena inilah takdir jangan lari dari kenyataan yang sudah ada didepan mata karena hidup adalah tentang sebuah perjalanan bukan pelarian." Kata-kata oma yang begitu dalam membuat Agatha berhenti sejenak dari kegiatannya. "Oma hanya ingin melihat kamu bahagia tanpa penyesalan dikemudian hari." Oma menepuk pundak cucunya lalu berjalan keluar dari kamar.

*******

"Udah siap?" tanya Alvin tanpa mengomentari penampilan Agatha yang begitu cantik malam ini.

"Udah kak." Ucap Agatha.

"Yauda yuk, takut telat." Ucap Alvin.

Selama di perjalanan hati Agatha seperti sedang berada dilangit ketujuh, ia ingin perjalanan ini tak berujung bahkan sedari tadi ia ingin memeluk orang yang memunggunginya sekarang ini, ia telah menunggu pria di depannya selama satu tahun tanpa ada kemajuan sedikitpun dan sekarang segala impiannya terwujud, baginya sekarang ia seperti putri yang sudah bertemu dengan pangeran impiannya.











Author mau dong di ajak ke konser musik sama kak Alvin hihihi.. readers juga mau kan? Ayo ngaku wkkwkwkk.. Agatha banyak bohong ya demi nge date sama kak Alvin? yukkk ikutin terus ceritanya.. Next chapterrrrr

AGATHA (Ketua OSIS Galak VS Bad Boy Nyebelin)Where stories live. Discover now