BAB 19: GENGSI TAPI KHAWATIR

3.6K 193 0
                                    

Aldo tersenyum melihat segerombolan anak-anak SMA Nusantara yang notabene adalah geng Kevin sudah menutup akses keluar gang buntu itu jadi ia tidak yakin akan selamat namun ia kembali tersenyum sesaat, setidaknya ia sudah menyelamatkan pujaan hatinya.

"Jadi pahlawan kesiangan lagi?" tanya Kevin terkekeh, Aldo masih tidak menjawab tak ada sedikitpun rasa gentar saat melihat sepuluh orang cowok berseragam SMA Nusantara bersiap menghajarnya.

"Berarti bener ya itu cewek pacar lo? Sekarang lo rela mati demi tuh cewek, tenang gue bikin semuanya bakal cepet, Do." Kevin mulai merenggangkan ototnya, ia sudah siap menghajar musuh bebuyutannya.

"Kalau cara main lo keroyokan, gue terima." Aldo segera mempersiapkan diri melawan kesepuluh orang itu tanpa bekal senjata apapun, yang dia punya hanya tenaga tersisa sehabis berlari.

Kevin terkekeh melihat kali ini sekolahnya akan menang,benar-benar menang pasalnya secara jumlah dan tenaga ia pasti unggul dalam hati ia sudah bermimpi akan menyeret Aldo kembali ke depan gerbang sekolahnya dengan luka-luka yang ia akan hasilkan dengan tangannya sendiri.

Kevin maju dan langsung menghajar Aldo namun pukulannya dapat di tangkis dengan sempurna, teman-teman Kevin langsung berbondong-bondong maju menghajar setiap bagian tubuh Aldo, setiap dentuman keras terdengar bagaimana Aldo dengan kasar memberontak namun tetap ia tahu pada akhirnya ia akan kalah.

Agatha yang sudah berlari merasakan hatinya gusar. "Aduh gimana ya, kan gak mungkin si Aldo menang bisa mati dia dikeroyok banyak orang gitu. Kalau sampai dia mati? Terus pas diselidiki demi nolong gue? Bisa-bisa gue masuk penjara dan lebih parahnya lagi gue punya utang nyawa? Ah ogah..ogah!" Agatha sedang menghayal, ia bahkan tidak menepati janjinya pada Aldo untuk menunggu di warung sebrang sekolah, bagaimana mungkin hatinya dapat tenang setelah meninggalkan seseorang yang seharusnya tidak mengorbankan diri demi menyelamatkan dirinya.

Agatha masih berjalan kesana kemari seperti setrikaan sampai matanya menangkap sesuatu, segerombolan buruh bangunan yang memiliki badan cukup atletis lalu dengan panik dan keringat yang mengucur. "Pak..pak saya boleh minta tolong?" tanyanya dengan muka teramat sedih pasti siapapun akan terharu melihat muka Agatha saat ini.

"Kenapa dek?" tanya seorang buruh itu.

"Teman saya dikeroyok sama orang, tolongin ya pak." Pintanya dengan meneteskan air mata.

"Yauda dek, kita bantu memangnya di mana temen adek?" tanya buruh yang lainnya.

"Ada di gang buntu sebelah sana." Agatha menunjukan di mana tempat Aldo sekarang berjuang antara hidup dan mati demi dirinya.

*******

"Sebentar lagi kita bakal liat, idola yang selalu dipuji-puji oleh sekolahnya, cucu dari pemilik SMA Bima Garuda akan kita seret ke depan pintu gerbang sekolahannya sendiri." Kevin berkata demikian sebab melihat Aldo yang sudah terkulai lemas tak berdaya dengan luka lebam di semua bagian tubuhnya, Aldo memang seorang yang sangat jago dalam bela diri terlihat dari bagaimana bentuk tubuhnya namun ia juga bukan superhero yang dapat melawan sepuluh orang sekaligus tanpa persiapan seperti sekarang ini, tapi ia tetap Aldo yang tidak akan menyerah sampai titik darah penghabisan, Aldo mencoba bangkit berdiri dengan sisa kekuatan yang ia punya namun tawa dari kesepuluh orang di hadapannya membuat ia geram pasalnya kakinya tak lagi dapat menopang tubuhnya, ia kembali terjatuh.

"Looser!" Kevin maju dan menendang perut Aldo.

"Kalian berhenti atau saya panggilkan polisi." Suara seorang laki-laki teramat tegas membuat tindakan Kevin yang kembali ingin menendang Aldo pun terhenti.

"Siapa sih berani ikut campur urusan gue?!" teriak Kevin.

"Saya serius, saya bisa langsung panggilkan polisi, kalian bubar sekarang!" perintah lelaki itu lagi.

"Kali ini lo selamat!" Kevin menepuk pipi Aldo kasar mengisyaratkan kekesalannya tidak dapat mewujudkan impiannya. Kevin dan gengnya pun pergi sambil menatap sinis ke sekelompok buruh yang mempunyai badan lebih besar dan kekar dari mereka.

"Masih bocah kok banyak laga." Ucap seorang buruh kesal dengan gaya sombong Kevin.

"Makasih ya bapak-bapak semua, saya gatau lagi nasib temen saya kalau gak dibantu." Ucap Agatha senang ketika Kevin dan gengnya pergi, setelah mengucapkan terimakasih Agatha segera berlari menghampiri Aldo yang sudah tak berdaya terbatuk-batuk.

"Do...Do? Lo masih hidup kan? Jangan mati dulu ya.. gue gamau dimasukin ke penjara." Agatha panik melihat mata Aldo terpejam, Agatha menangkup kedua pipi Aldo yang sudah memar di tambah luka di bagian sudut bibir dan pelipis.

"Lebay lo, lagian gue kuat masa gitu doang mati." Ucap Aldo menantang padahal dalam hati ia bersyukur tidak mati sia-sia ditangan Kevin sang musuh bebuyutan, kemudian ia membuka mata dan tatapannya langsung bertabrakan dengan mata coklat Agatha.

"Dek, temannya di bawa ke tempat istirahat kita-kita aja. Gak jauh dari sini kok." Ucap buruh yang memang belum pergi dan sedari tadi melihat bagaimana dua insan itu seperti dalam drama televisi .

"Makasih pak, tapi kayaknya dia mesti dibawa ke rumah sakit deh. Takut luka dalam." Ucap Agatha memperhatikan dengan seksama beberapa luka yang diterima Aldo.

"Boleh pak, saya ke tempat bapak-bapaknya aja." Aldo dengan sedikit susah berbicara.

"Lo gila ya, ini mesti di obatinnya di rumah sakit nanti kalau lo kenapa-kenapa bukan urusan gue!" sentak Agatha dengan muka masam, ia kembali menjadi Agatha yang keras kepala tapi, apa yang Agatha bilang memang benar luka yang dialami Aldo tidak bisa dibilang luka ringan.

"Udah dek jangan jadi bertengkar, turutin pacarnya aja. Adeknya ke rumah sakit biar di periksa dokter." Seorang bapak dengan aksen sunda yang kental, Agatha menatap kaget ke arah sang bapak sedangkan Aldo tersenyum. "Udah pak gapapa, cewek memang lebay. Padahal saya nya biasa aja." Ucap Aldo mulai mencoba duduk.

"Bantuin atuh dek, pacarnya susah bangun." Goda bapak yang lain.

"Dia bukan pacar saya pak, lagian dia aja susah diatur buat apa saya tolongin!" Agatha kesal dan berdiri sambil berniat pulang.

"Tadi adeknya sampe nangis minta tolong ke kita, masa sekarang temennya ditinggal?" bapak yang tadi berbicara lantang dengan Kevin pun membuka suara, membuat langkah Agatha terhenti menyadari tadi ia seperti orang gila saat berpikir tentang keadaan Aldo, sekarang setelah tahu Aldo luka teramat parah karena menolong dirinya ia akan pulang? Dimana hatinya? Kembali Agatha mengurungkan niatnya untuk kembali ke sekolah. Ia segera menolong Aldo berdiri dibantu oleh seorang bapak memapah tubuh Aldo.












Agatha takut banget ya kehilangan Aldo? pa takut di penjara sih? Jujur dong wkwkkwkw.. Sweet ya Aldo, author mau jadi Agatha nya dehh..!!!

Next chapter yukk readers, jangan lupa vote dan comment yaaa

AGATHA (Ketua OSIS Galak VS Bad Boy Nyebelin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang