BAB 25: FOTO PASANGAN?

Start from the beginning
                                    

@steffiseadari commented "kok lo mau sih sama nenek lampir macam dia? @alvindirgantara"

Rangkaian kata ini membuat Agatha kesal dan langsung membanting ponselnya ke kasur. Ia bingung mengapa Steffi tidak pernah berhenti mengusik kehidupannya. Ia memilih menemui alam mimpi dan berharap kejadian tadi sore kembali terulang.

*******

"Tha, lo mesti jelasin ke kita ngapain aja lo kemarin?" ucap Riska saat Agatha sudah duduk di kelas. "Ya gue pergi ke konser musik, itu aja." wajah Agatha tak dapat menyembunyikan betapa bahagianya ia saat kemarin sore dapat bersama Alvin dan mengabadikan moment mereka berdua juga tadi pagi Alvin menjemputnya hal yang sangat baru bagi Agatha melihat Alvin sudah siap di depan rumahnya padahal ia pikir sms Alvin hanyalah gurauan tapi, itu semua nyata Alvin memang pria idaman.

"Sama siapa lo pergi?" tanya Febri.

"Kak Alvin," ucap Agatha singkat sambil tersenyum.

"Jangan bilang.. kalian udah.. jadian?!" cerocos Riska dengan sedikit meninggikan suara membuat siswa yang ada di kelas menatap mereka bertiga bingung.

"Aduh Ris, jangan lebay deh. Gue belum jadian tapi, gue berharap akan." Tawa Agatha membayangkan tadi pagi saat mereka jalan bersama di koridor dan semua mata memandang mereka sambil berucap bahwa mereka adalah pasangan serasi.

"Selamat ya Tha, lo lebih maju satu langkah lagi!" ucap Febri merangkul sahabatnya itu.

"Terus lo sama Eza?" spontan pertanyaan itu keluar dari mulut Agatha membuat Febri terdiam.

"Dianya gak ada usaha, males gue sama cowok kayak gitu." Ucap Febri, memang ia termasuk cewek yang spontan dalam berucap sedari dulu Agatha memang tahu sifat sahabatnya satu ini tidak banyak mendekati laki-laki namun serius jika sudah dalam masa pendekatan.

"Nanti gue suruh dia usaha deh, yang penting lo sabar nunggu." Goda Agatha membuat Febri tersenyum, Eza dan Febri memang sudah dekat sejak kelas 10 namun Eza yang terlalu kaku dalam hal pecintaan membuat Febri kesal dan akhirnya hubungan mereka renggang, masing-masing fokus pada urusannya.

"Tau deh yang sekarang punya gebetan mah beda ya, jadi sombong gimana gitu. Pake update foto segala." Goda Riska lagi.

"Lo juga mau? Nanti gue bilangin Okky deh." Celetuk Agatha seketika itu juga Okky datang bersama Rangga langsung saja Agatha mendapat ide cemerlang.

"Okky, si Riska katanya minta diajak jalan tuh sekalian foto-foto berdua." Spontan itu membuat Okky yang tadinya tidak bersemangat untuk menjalani hari di sekolah langsung mendapat angin segar.

"Yang bener Tha?" tanya Okky sambil berjalan mendekati Riska.

"Ih sana deh lo, ngapain sih! Amit-amit banget ya gue mau sama lo, udah kalau ke sekolah kayak orang gak niat, ogah banget gue punya cowok yang playboy cap ikan teri. Awas lo ya jangan deket-deket gue!" teriak Riska membuat satu kelas tertawa.

"Lah kok ayang beb Riska gitu sih padahal kan abang Okky mau ngajak neng jalan, ayo deh pulang sekolah ya?" Okky semakin mendekati meja Riska.

"Lo harus punya jarak minimal lima meter dari gue nanti gue kena virus bad lagi dari lo!" ketus Riska mendorong Okky dan Okky pun semakin mendekat mereka pun kejar-kejaran di sekitar kelas sampai.

"Riska! Okky! Ngapain kalian main kejar-kerjaran?! Kalian mau jadi pemeran film India?!" suara teriakan Pak Satya menggema di seluruh ruangan kelas.

"Ah bapak bisaan aja, saya tau kok muka saya ganteng kayak aktor India. Bapak udah siap belum jadi sutradaranya?" Okky terkekeh sedangkan Agatha sepertinya tahu ini adalah bencana besar.

"Sekarang kalian lari keliling lapangan sepuluh kali." perintah Pak Satya kesal.

"Yah pak, saya aja deh yang di hukum. Riska gausah soalnya saya yang salah." Okky dengan wajah romantis menghadap Riska sedangkan yang ditatap malah terlihat jijik, satu kelas pun menjadi saksi keromantisan Okky.

"Yauda pak, Okky aja yang di hukum emang dia yang salah." Riska tersenyum.

"Kalian ini banyak saja alasannya, Okky kamu keliling lapangan 15 kali dan Riska 10 kali. Tidak ada bantahan lagi, sekarang!" ucap Pak Satya menaikan volumenya membuat Okky dan Riska bergegas menuju lapangan.

Agatha menjadi termenung melihat kejadian Okky dan Riska seperti dejavu inilah yang dialami dirinya dan satu orang yang seharusnya mengisi bangku kosong disudut ruangan tetapi, bangku itu masih saja kosong tanpa penghuni.

Mengapa ia harus memikirkan Aldo di saat impiannya untuk bersama Alvin sudah terwujud? Agatha bertanya-tanya dalam hati tentang perasaan mengganjal, aneh ia tidak suka ketika melihat bangku Aldo kosong.

"Permisi pak." Sebuah suara yang langsung dikenali oleh Agatha, ada perasaan lega yang timbul seketika.

"Kamu lagi..kamu lagi, sekali-kali bosen kalau terlambat dong." Pak Satya yang baru saja akan menjelaskan tentang sejarah.

"Kayaknya saya sadar deh pak, hobi saya itu terlambat makanya gak pernah bosen." Ucapan Aldo membuat satu kelas kembali tertawa dan itu membuat Pak Satya berusaha menahan emosi.

"Agatha saya dengan kamu di suruh Bu Ina mengajari bocah ini matematika dan fisika? Saya minta sekalian kamu ajari dia sopan santun kepada guru juga disiplin waktu." Ucap Pak Satya kepada Agatha membuat suasana kelas menjadi kisruh dengan pernyataan Pak Satya.

"Nah kalau yang ngajarin Agatha saya mau deh pak." Ucap Aldo cepat menatap gadis itu.

"Saya sih ragu ya Agatha mau sama kamu!" sinis Pak Satya yang memang sudah lelah dengan kelakuan Aldo.

"Yah bapak belum tau aja hubungan saya sama Agatha diluar sekolah." ucap Aldo lagi sambil menatap Agatha lebih tajam membuat kelas kembali menahan tawa serta melihat kepada Aldo dan Agatha.

"Sudah cukup, kamu masuk lalu ikuti pelajaran saya!" ucap Pak Satya lalu segera melanjutkan pelajaran.





Hola readers..!!! Anggap yang difoto itu Agatha dan Alvin yaa.. See you di chapter selanjutnya :)

AGATHA (Ketua OSIS Galak VS Bad Boy Nyebelin)Where stories live. Discover now