BAB 13: KHAWATIR? GAK!

Comenzar desde el principio
                                    

"Iya lo boleh balik sekarang, budek ya lo?" Tanya Agatha kesal melihat ekspresi wajah Aldo.

"Gue temenin." Ucap Aldo lagi.

"Tadi kan lo cuman bilang mau nganterin?" tanya Agatha melihat tingkah laku Aldo yang semakin lama membuatnya jengkel, mengapa sepertinya takdir selalu membuat Agatha berdekatan dengan Aldo? Pertanyaan besar itu membuat Agatha mematung.

"Suka-suka gue lah, toko buku ini bukan punya lo kan? Siapa aja berhak ada di dalam." Ucap Aldo langsung turun dari motornya dan melangkahkan kaki masuk sedangkan Agatha hanya mengikutinya.

Setelah lima belas menit membeli segala keperluan OSIS, Agatha pun melangkahkan kakinya keluar di ikuti Aldo. "Lo mending pulang aja, lo gak sadar apa orang-orang didalem itu liatin luka lo dan baju seragam lo yang udah berantakan." Ucap Agatha kesal sedari tadi melihat pandangan aneh yang ditujukan orang-orang kepada Aldo dan juga dirinya karena Aldo berjalan bersama Agatha.

"Gue gak pernah peduli tuh kata orang." Ucap Aldo dengan santai.

"Ya paling engga kalau lo gak peduli apa kata orang, sedikit aja peduli sama diri lo!" ucap Agatha menaikan suaranya satu oktaf.

"Lo khawatir sama gue?" kata-kata itu langsung menancap tepat pada jantung Agatha, membuat dirinya diam tak berkutik sekarang kata-kata itu berhasil menjadi mantra yang berputar-putar di otaknya seolah memastikan bahwa apa benar ia khawatir pada bad boy sekolahan itu?

"Khawatir? Gak ada sedikitpun rasa itu terlintas dalam benak gue." Ucap Agatha cepat membuat Aldo nyengir.

"Ayo gue anter pulang." Aldo akhirnya mengalah dari perdebatan itu.

"Gak usah, gue bisa pulang sendiri." Lagi-lagi Agatha keras kepala.

"Yakin mau pulang sendiri dengan belanjaan sebanyak itu?" Aldo nyengir melihat betapa banyak paper bag yang Agatha pegang.

"Gue gak suka diremehin!" ucap Agatha menantang.

"Gue tunggu sampai lo dapet taksi, kalau dalam lima belas menit kedepan lo gak dapet. Lo gue anter pulang." Ucap Aldo tegas, ia yakin gadisnya itu memang terlampau keras kepala maka dari itu ia membuat suatu perjanjian yang menguntungkan. Ia tahu tidak akan ada taksi atau angkutan umum yang akan melewati jalan itu pada sore hari.

Setelah lima belas menit menunggu, dugaan Aldo benar tidak ada satupun kendaraan umum bahkan taksi yang lewat. Agatha menghela nafasnya melihat senyum kemenangan tercetak jelas di wajah Aldo, ia bingung dengan perasaannya sebenarnya ia hanya tidak ingin terus berdekatan dengan pembuat masalah itu hanya itu saja, tapi sebuah pernyataan lain muncul di hatinya. Atau ia hanya ingin Aldo segera pulang dan mengobati lukanya yang sangat parah itu?

"Gue bisa pesan ojek online, mending lo pulang aja." Ketus Agatha lagi.

"Kenapa sih lo tuh keras kepala banget?" tanya Aldo yang kesal melihat gadisnya terus-terusan keras kepala.

"Kenapa sih lo selalu maksa gue?!" Tak mau kalah Agatha kembali menantang, Aldo menghela nafas, ia sudah cukup lelah hari ini dengan semua hal, dan tidak ingin lagi menguras energi dengan bertengkar.

Agatha terdiam. "Gue anter lo pulang sekarang!" perintah itu dengan suara dingin yang sama seperti tadi membius Agatha membuat cewek itu akhirnya menaiki motor sport hitam itu.

Dalam perjalanan tidak ada satupun dari mereka yang mau membuka suara, sama seperti ketika pergi mungkin mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Agatha tersadar ketika ia sampai dirumahnya.

"Ayo masuk." Pernyataan itu membuat aktivitas Aldo yang tadinya ingin kembali menyalakan motornya pun terhenti.

"Jangan pikir aneh-aneh ya, gue suruh lo masuk sebagai ucapan terimakasih aja. Gak lebih." Agatha memberikan penekanan di bagian akhir kalimatnya, sikap gadisnya itu membuat Aldo terkekeh dan memarkirkan motornya di dalam pekarang rumah Agatha.

AGATHA (Ketua OSIS Galak VS Bad Boy Nyebelin)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora