25. Brother's Attack

5K 1.1K 154
                                    

"ASTAGHFIRULLAH!!!" Seongwoo melengkingkan vokal 3 oktafnya ketika dia baru keluar pagar. Asli dia kaget, ini pemandangan macam apa yang lagi ada di depan dia?

"HEH DANIEL BANGSAT LO YA DASAR CURUT!!!" diambilnya sapu korek yang disandarkan tepat di depan pagar. Benda itu memang biasa tergeletak di sana untuk mengusir kucing yang meraung-raung saat sedang bertengkar.


Tapi sebentar lagi kayaknya bakalan ada makhluk lain yang meraung-raung. dan bertengkar.


Daniel refleks melepas dekapannya pada jiwoo, begitu pula jiwoo yang sontak memundurkan badan.


Sebuah sabetan sapu korek dengan sukses mendarat di bokong Daniel tanpa sempat ia sangkal.


"DASAR AMPAS LO NIEL, ENGGAK MALU APA LO DILIAT TETANGGA??!!" seongwoo engga berhenti melontarkan serapah pada lelaki yang sedang dia hajar dengan sapu korek itu.


Seongwoo is on fire, buljangnan ~~


"Ampun bang, Allahuakbar!!! Ampun!!!" Daniel mengangkat tangannya dan berusaha mendorong badan seongwoo agar berhenti menyiksanya.

"KAK SEONGWOO, UDAH!!! INI ADANYA KAKAK YANG DIKIRA NYIKSA ANAK ORANG SAMA TETANGGA!!!" jiwoo yang sedari tadi cuma nonton Daniel digebukin sama sapu pun akhirnya angkat bicara.


Mendengar adiknya memekik, seongwoo pun langsung menghentikan aksi brutalnya.

"Ya udah, ayo lanjutin ngehajarnya di dalem aja."


ENGGAK GITU JUGA MAS.


Seongwoo kembali menatap Daniel dengan sorotan tajam, sumpah serem abis. Sampe Daniel cuma bisa nunduk karena ketakutan. Lagian, Seongwoo ngapain sih pake keluar rumah segala, ganggu momen romantis orang aja.


"Jadi maksud lo tadi apa pake peluk-peluk adek gue?!" Seongwoo langsung menodong Daniel dengan pertanyaan serta tatapan mengintimidasi. Mereka lagi berhadap-hadapan, empat mata. Soalnya Seongwoo nyuruh Jiwoo masuk kamar.


Sebenernya engga tega juga liat Daniel dimarahin sama kakaknya, tapi Jiwoo sendiri juga takut kalau Seongwoo udah emosi gitu. 


"Maaf bang... maaf..." ucap Daniel sambil terus nunduk. Di saat seperti ini emang ada baiknya dia merendahkan diri aja, enggak usah nyolotin Seongwoo. Karena dia emang salah karena udah meluk Jiwoo. Meskipun sebenernya enggak akan jadi salah, kalau Seongwoo enggak liat.

"Gue tanya maksud lo apa!!!"


nanya apa ngebentak bang?


"Gu, gue... sayang sama Jiwoo bang." aslinya Daniel juga engga ngerti ini jawaban macem apa. Seadanya di otak aja lah.

"KALO SAYANG ENGGAK GITU NIEL CARANYA!!!" pekikan Seongwoo menggelegar sampe Jiwoo yang ada di kamar bisa denger. Enggak bisa dibiarin, gimana pun caranya Jiwoo harus bisa bikin kakaknya itu berhenti marah-marah.


Jiwoo pun memutuskan keluar kamar dan menghampiri dua lelaki yang sedang dalam atmosfir panas di ruang tamu itu.

"Kak Seongwoo, udah!! Yang Kak Daniel lakukan engga seburuk yang kakak bayangin." Jiwoo mulai memberikan pembelaan.

"Kamu tuh, dipeluk-peluk kok malah enggak marah sih? Dosa itu dek, bukan mukhrim!" Daniel dan Jiwoo langsung melotot denger omongan Seongwoo. Dia abis nyantri di pesantren bapaknya jaehwan apa gimana?


"Iya, iya... Jiwoo salah, tapi udah dong marahnya. Enggak cocok tau pake sok emosi begitu!" Jiwoo pun memeluk kakaknya, "Kak Seongwoo sayang..."


"Aku sayang kamu, Junghwa..." ucapan Seongwoo refleks membuat Junghwa yang sedang asyik makan aichiro menoleh. 

"Eh?" Junghwa memasang raut bingung. Jelas aja, enggak ada angin enggak ada hujan tiba-tiba bilang begitu. Lebih anehnya lagi, Seongwoo langsung panggil nama, bukan yang kaya biasanya.

"Aku tau aku garing, aku enggak asik, enggak perhatian juga. Bahkan sempet bikin kamu minta putus saking enggak pekanya aku." Seongwoo melanjutkan bicaranya dengan kata-kata yang lebih memusingkan Junghwa.

"Kamu kenapa sih, yang?

"Cita-cita aku tuh ngebahagiain kamu." lanjut Seongwoo yang membuat Junghwa langsung khawatir. Dia pun refleks menyentuh pergelangan tangan Seongwoo.

"Ada apa? Cerita ke aku kalau kamu punya masalah."

"Karena aku sayang kamu, aku enggak mau menjerumuskan kamu ke jalan yang salah." kata Seongwoo. Asli, Junghwa berhasil dibikin bingung. Dari tadi dia ngomong, engga ada satu pun kalimatnya yang bisa Junghwa pahami. "Karena nafsu engga ada yang tau. Aku takut."


"Jodoh udah ada yang ngatur kan ya? Akhir-akhir ini aku sadar, pacaran itu enggak ada gunanya. Tapi aku sayang sama kamu, aku pengen memiliki kamu seutuhnya."

"Iya, yang... kan aku udah jadi milik kamu seutuhnya. Terus kamu kenapa ngomong gitu?"

"Aku udah mikirin ini dari kemarin-kemarin. Gimana kalau kita jalan masing-masing? Aku pengen sukses dulu, setelah itu dateng lagi ke kamu, nikahin kamu."

"Seongwoo, kamu ngomong apa sih?" Junghwa mulai memanggil kekasihnya itu dengan nama, bukan panggilan kesayangan lagi.

"Kalau emang jodoh, insya Allah kita bakalan bareng lagi. Kamu jaga hati, aku juga jaga hati." ucapan Seongwoo berhasil bikin Junghwa meneteskan air mata.

"Kamu kalau udah enggak cinta lagi sama aku, enggak usah repot-repot bikin alasan kayak gini deh! Langsung aja bilang." tukas Junghwa dengan air mata mengalir deras dari pelupuknya.

"Enggak, Junghwa... sumpah enggak. Cuma kamu yang aku sayang."

"Aku enggak paham sama kamu, maaf kalau selama ini aku ada salah, maaf kalau engga bisa bikin kamu bahagia sampe akhirnya kamu minta pisah gini." pungkas Junghwa. Dia benar-benar enggak bisa memahami jalan pikiran Seongwoo. Segera Junghwa beranjak dari tenpatnya duduk dan meninggalkan Seongwoo yang membiarkan dia pergi dengan tatapan sendu.


TBC

edisi ramadhan gaiss...

Oh Little Girl • kang daniel [✔]Where stories live. Discover now