13. Sabda Kak Seongwoo

8K 1.4K 70
                                    

Proses install ulang laptop milik Jiwoo selesai sebelum adzan maghrib berkumandang.

"Sholatnya di sini aja daripada nanti bingung cari mesjid. Numpang mandi juga engga papa......................... asal sempakannya di dalem kamar mandi." celetuk Jiwoo pada Haknyeon yang tengah membereskan buku-buku yang berserakan di meja ruang tamu.

"Hahaha, engga deh, Woo. Ngerepotin nanti, masih agak lama juga maghribnya, bisa di rumah." Haknyeon menolak secara halus.


"Gue balik dulu ya? Mana abang lo?"

"Bentar, kayaknya tadi di dapur. Gue panggilin dulu ya?" Jiwoo pun beranjak dari tempat duduknya dan segera menghampiri Seongwoo.


"Kak, temenku mau pulang." ucap Jiwoo sesampainya ia di dapur.

"Iya deh, anter sana sampe depan. Tangan kakak sambel semua ini." Seongwoo yang sedang makan ayam bakar pemberian Daniel sedikit enggan untuk beranjak.

"Ya udah deh..."


Jiwoo kembali berjalan menuju ruang tamu. "Kakak gue lagi makan, tangannya kotor."

"Oh, ya udah kalo gitu. Salamin aja ya?"

"Oke..." tandas Jiwoo yang kemudian berjalan menuju pintu untuk mengantarkan Haknyeon. Ia tetap berdiri di depan pintu selagi Haknyeon coba menghidupkan motornya.

"Tiati ya Nyeon..." ucap Jiwoo saat kawannya itu hendak tancap gas.


Perlahan punggung Haknyeon pun lenyap dari pupil hitamnya. Jiwoo lantas berbalik dan memutuskan untuk kembali menghampiri Seongwoo.

"Makan dek..." kata Seongwoo yang masih memiliki setengah centong nasi di piringnya.

"Kak Daniel ngasih ayamnya berapa?" tanya Jiwoo.

"Beli dua dia."

"Satunya buat aku ya berarti?"

"Ya kalo adek engga doyan ya semuanya buat kakak engga papa."

"Enak aja!!! Aku kan juga laper." semprot Jiwoo engga terima apabila Seongwoo juga memakan jatah dia.


Anak bungsu keluarga Ong itu tiba-tiba mengambil posisi duduk di hadapan Seongwoo.

"Kak Daniel tuh orangnya gimana sih kak kalo di kampus?" tanya Jiwoo.

"Ya engga gimana-gimana." jawab Seongwoo sekenanya dan membuat Jiwoo kesal.

"Serius kak!!!"

"Ya mau jelasin gimana, Daniel ya begitu itu. Temen gesreknya kakak."

"Aku harus gimana ke kak Daniel? Masa iya setelah bilang mau fokus belajar, langsung aku cuekin gitu aja? Kan engga enak." Jiwoo terus saja menggerutu. Bagaimana mau enggak galau, ide untuk menanyakan tentang perasaan Daniel yang sebenernya kan datengnya dari Seongwoo. Dan sebagai adek yang berbakti, Jiwoo nurut aja. Abis, Seongwoo pake bilang itu semua demi kebaikannya.

"Sebenernya kakak setuju engga sih aku sama kak Daniel?!" tanya Jiwoo dengan nada suara agak tinggi.

"Kok tanya kakak sih? Kan yang punya hati kamu dek!"

"Ya kan mau jalanin atau engga restunya dari kakak!"

"La kamunya suka engga sama Daniel?" pungkas Seongwoo yang langsung membuat Jiwoo mengatupkan bibir.


Itu masalahnya, Jiwoo sendiri masih engga paham sama hatinya. Dia bingung mengartikan ketertarikannya pada Daniel sebagai empati macam apa. Entah itu cuma sebagai kakak, teman baik, atau emang gebetan.


"Aku juga engga pernah mikirin itu sih..." ucap Jiwoo.

"Ya pesen kakak sih, jangan gampang baper. Dijaga dirinya, hindari salah pergaulan dan sex bebas." Seongwoo berpetuah.

"Ih, kakak apaan sih, pake bawa-bawa sex bebas?!"

"Ya kan namanya khawatir, kamu tetiba aja udah segede gini, padahal rasanya baru kemarin kamu nangis gegara engga dikasih susu dot."


Kalau boleh jujur, Jiwoo terenyuh mendengar ucapan Seongwoo. Tau kalau kakaknya itu sayang banget sama dia bikin Jiwoo bahagia. Tapi lebih baik perasaannya itu engga diungkapkan, Seongwoo kan suka besar kepala kalo dipuji dikit.


"Sama... boleh lah, sesekali nerima pemberian orang. Kalau nolak malah nanti menyakiti hati. Tapi selagi bisa berupaya sendiri, jangan menggantungkan orang lain, oke?" timpal Seongwoo yang sebenernya masih belom Jiwoo pahami ke mana arahnya. Tapi karena sepertinya pesan itu bakalan berguna buat dia di kemudian hari, akhirnya Jiwoo cuma ngangguk.


TBC

mau lah gue punya kakak gans kayak ong :(


Oh Little Girl • kang daniel [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang