Part 28 : Rio Plan (Part 2)

Start from the beginning
                                    

"Baik pak, mari ikut saya keruangan saya. Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan," ucap dokter itu. Satria pun menggangguk dan mengikuti dokter itu.

"Sell, sejak kapan bokap lo nitipin lo sama om itu? Bukannya lo baru kenal sama dia ya?" Giselle hanya mengedikkan bahunya dan berkata, "Gak tau juga sih. Cuman gue rasa om Satria emang temen kerja bokap. Orang Rio aja udah ngobrol-ngobrol sama dia. Jadi otomatis om Satria pasti deket sama bokap."

Tak berapa lama setelah Satria dan dokter itu menghilang dari pandangan Giselle, ada suster yang baru saja keluar dari ruangan Rio. Giselle langsung menghampiri suster itu dan bertanya, "Sus, saya adek pasien apa saya boleh masuk?"

"Oh boleh kok. Tapi pasien jangan banyak diajak bicara dulu ya. Saya tinggal dulu mbak, permisi," pamit suster itu. Giselle yang ingin masuk malah dicegat oleh Gina.

"Sell, I think it's your family time. So, I've go home now, okay?" kata Gina. Giselle pun mengangguk dan berkata, "Please be safe ya Gin? See you." Gina pun mengangguk dan meninggalkan Giselle. Ketika Gina sudah tak terlihat lagi, Giselle pun masuk secara perlahan.

"Rio?" panggil Giselle pelan. Rio pun menoleh dan tersenyum semampu yang ia bisa.

"Are you okay, Yo?"

"As you see," balas Rio.

"No you are. Diinfus dan you're face looks pale, dude. Why you always make me worry and panic, huh?"

"Asli gue gak mau begini, Sell. Masalahnya kita gak akan tau besok kita sakit atau engga. Atau besok kita bakal baik-baik aja apa engga. Dan please don't worry about me that much. I'm still alive, sist," ujar Rio sambil mengelus puncak kepala Giselle. Giselle hanya cemberut dan membalas perkataan Rio, "Okay okay, bro. But, I'm still worry about you because now you're too important for me. Gue belom siap kehilangan lo, Yo." Giselle kembali meneteskan air matanya.

"Sssttt ehh kenapa jadi nangis sih? Udah dong jangan nangis. Ya penting gue masih ada disamping lo, oke? Gue masih hidup, Sell. Lo gak usah khawatir," ujar Rio memastikan kepada Giselle bahwa semua akan baik-baik saja.

"Need a hug?" tawar Rio sambil merentangkan kedua tangannya. Tanpa aba-aba, Giselle langsung memeluk Rio dengan erat. Rio pun membalas pelukan itu dan memberi kehangatan dari sosok kakak laki-laki kepada adik kecil perempuannya. Walaupun Giselle sudah besar, tapi bagi Rio Giselle adalah sosok adik perempuan kecilnya yang harus dilindungi selama ia masih bernafas.

"I never leave you, Sell. I promise," ucap Rio dalam hati.

****

"Jadi bagaimana dok kondisi anak temen saya?" tanya Satria to the point. Dokter pun terlihat sedikit gusar saat ditanyakan seperti itu oleh Satria.

"Begini pak, kondisi pasien saat ini belum benar-benar sembuh. Jadi sepertinya pasien harus dirawat beberapa hari disini sampai kondisinya sudah normal lagi."

"Oke baik dok. Lalu apa ada yang aneh dok dari kondisi pasien?" Dokter itu pun kembali diam. Saat melihat reaksi dokter tersebut yang hanya diam saja membuat Satria yakin bahwa ada sesuatu pada tubuh Rio saat ini.

"Sebelumnya pak saya ingin bertanya, apakah pasien pernah mengalami kecelakaan sebelumnya?"

"Pernah dok, kejadiannya empat tahun yang lalu. Pasien kecelakaan mobil dan dia mengalami amnesia," ujar Satria.

"Apakah pasien tau bahwa dia mengalami amnesia saat ini?"

"Dia tidak tau dok. Yang tahu hanya saya dan ayahnya." Dokter tersebut pun menghela nafas lega.

"Bagus kalo begitu pak. Kalo bisa informasi ini dirahasiakan dari pasien. Karena tadi pasien sempat merasa pusing akibat memori lama yang hilang karna amnesia itu kembali muncul diotaknya. Dan karna pasien tidak kuat menerimanya maka reaksi pasien akan mengalami pusing yang sangat berat sehingga bisa mengakibatkan pasien pingsan seketika. Untung saja bapak membawa pasien ke rumah sakit dengan segera. Kalo tidak, bisa-bisa pasien akan mengalami hal yang lebih parah," ucap dokter panjang lebar.

"Baik dok saya akan rahasiakan ini. Tapi untuk kedepannya, apa rasa pusing itu akan datang?"

"Untuk hal itu pasti pak apalagi kalo pasien berusaha mengingat masa lalunya yang hilang karna amnesia itu. Jadi saya minta bapak untuk beritahukan ke ayah pasien bahwa pasien tidak boleh terlalu banyak memikirkan hal-hal yang bersifat sangat berat untuk dicerna. Karena jika dibiarkan, kondisi pasien akan semakin parah sampai ke titik dimana pasien akan benar-benar mengalami amnesia total." Betapa terkejutnya Satria mendengar penjelasan dokter barusan. Walaupun Satria bukan Herman tapi saat ini ia seperti seorang ayah yang shock mendengar kondisi putranya.

"Baik dok, saya pastikan informasi ini sampai pasa ayah pasien. Kalo begitu saya permisi dok jika sudah tidak ada lagi yang ingin disampaikan," pamit Satria. Dokter itu pun mengangguk dan mempersilahkan Satria untuk keluar dari ruangannya.

Satria yang masih bingung harus berbuat apa, akhirnya ia memutuskan untuk bertemu dengan Herman untuk membicarakan kondisi Rio kedepannya. Namun sebelum ia pergi dari rumah sakit, Satria pun menyempatkan diri ke kamar Rio untuk pamit.

"Rio?" panggil Satria. Rio yang sedang disuapi bubur oleh Giselle hanya tersenyum.

"Wah lagi makan ya kamu. Gini Rio, om mau pamit pulang dulu. Soalnya om juga masih ada kerjaan lagi nih dikantor. Om nanti juga bakal hubungin papa mama kamu supaya dateng kesini." Rio mengangguk tanda mengerti.

"Yaudah kalo gitu om tinggal dulu ya. Giselle jagain kakak kamu tuh ya. Jangan sampe terlalu cape dan oh ya Rio inget kamu jangan kebanyakan beban pikiran dulu. Nanti semua itu bisa mengganggu kondisi tubuh kamu," pesan Satria kepada Giselle dan Rio.

"Oke om siap. Kalo gitu Yo, gue anter om Satria kedepan dulu ya," kata Giselle sambil beranjak meninggalkan Rio dan segera berjalan beriringan dengan Satria menuju keluar kamar.

"Om sekali lagi terima kasih ya udah bawa Rio kesini. Aku gak tau kalo tadi Rio ga buru-buru dibawa kesini," ucap Giselle kepada Satria. Satria pun tersenyum dan berkata, "Sama-sama Giselle, itu udah jadi tugas om untuk menjaga kalian. Om itu sudah lama bersahabat dengan papa kamu, jadi om juga udah anggap kalian seperti anak om sendiri."

"Ya sudah om pulang dulu ya. Kamu harus jagain Rio dengan baik. Kalo ada apa-apa, kamu bisa telfon om kalo papa sama mama kamu sulit dihubungi. Okay?" Giselle pun mengangguk. Satria pun berjalan sambil melambaikan tangan kepada Giselle. Setelah Satria tak terlihat lagi, Giselle kembali ke dalam kamar Rio dan mulai menemani kakaknya itu.

****

Hellooo readerssss!!!

Wah pasti kalian mulai bertanya-tanyakan sebenernya kenapa sih Rio bisa begitu? Hayooo???

Ya jawabannya akan terungkap ketika part-part terakhir dari cerita ini:) Jadi sabar aja ya....

Okeyy don't forget to vote+comment!!!

See you di Part 29!!! Byeee guysss:3

-18 Desember 2016-

My Lovely Sister (S1) [COMPLETE]Where stories live. Discover now