Part 28 : Rio Plan (Part 2)

Mulai dari awal
                                    

"Hai Yo, kenapa telfon?"

"Hallo ini Giselle kan adeknya Rio?" Mendengar pertanyaan tersebut, Giselle sekilas melihat layar iPhonenya untuk memastikan bahwa Rio yang menelfonnya. Tapi ada yang berbeda. Suara diseberang sana berbeda. Bisa dibilang suara yang didengarnya kali ini begitu berat.

"Iya benar ini Giselle adeknya Rio. Ini siapa ya kok bisa pake hpnya Rio?"

"Oh ya maaf Giselle, ini om Satria, rekan kerja papa kamu. Gini, Rio masuk rumah sakit sekarang. Tadi om abis ketemuan sama dia tiba-tiba dia ngeluh kepalanya sakit. Dan om gak bisa cerita banyak, kalo bisa kamu langsung segera kesini ya sekarang juga. Om akan kirimkan alamat rumah sakitnya. Om tunggu," ucap Satria memutuskan sambungan telfon. Giselle yang mencerna semua informasi itu langsung meletakkan novel yang dipegangnya dengan buru-buru dan langsung menyeret Gina keluar dari toko buku tersebut.

"Sell, apa-apan sih main narik aja lagi seru tau," kata Gina menceramahi Giselle yang saat ini sedang sibuk mencari taksi.

"Gin, plis sekarang mending lo diem atau gue tinggal?" Gina pun langsung diam tak berkutik dan hanya melontarkan satu pertanyaan.

"Sell, lo kenapa buru-buru sih? Something urgent ya?" Giselle dari tadi hanya diam sambil memerhatikan jalan berharap akan mendapat taksi dengan segera.

"GISELLE!" teriak Gina dan membuat Giselle menjerit dan berkata, "RIO MASUK RUMAH SAKIT, GIN! Okay? Pliss jangan tanya kenapa lagi." Begitu mendengar jawaban dari Giselle, Gina langsung merangkul Giselle dan memberi Giselle semangat. Tak berapa lama, taksi yang mereka cari pun datang. Giselle dan Gina segera naik dan pergi menuju rumah sakit dimana Rio berada.

"Gin, gu-gue takut kalo Rio kenapa-kenapa," isak Giselle yang mulai pecah. Gina segera memeluk tubuh Giselle dari samping dan mengelus kepala Giselle sambil berkata, "Ssttt, jangan pesimis gitu dong. Lo harus positif thinking, okay? Mending lo doain dia aja supaya gak kenapa-kenapa. Semoga Rio gak sampe dirawat ya."

"Pak, agak lebih cepet ya soalnya ini darurat," kata Gina kepada pak supir taksi. Pak supir taksi pun mengangguk dan mempercepat lajunya.

Hingga tak berapa lama, Giselle dan Gina sampai dirumah sakit. Giselle yang sudah panik sejak tadi hanya langsung berlari masuk kerumah sakit dan menanyakan letak kamar milik Rio kepada beberapa suster yang berpapasan dengannya. Setelah tahu, Giselle langsung lari sekuat yang dia bisa dan ketika sampai didepan kamar Rio ada seorang bapak-bapak yang sedang duduk dikursi.

"Om Satria?" Satria yang merasa dipanggil pun menoleh dan berkata, "Giselle ya?" Giselle pun mengangguk.

"Om harus kasih tau aku sebenernya apa yang terjadi sama Rio? Kok Rio harus dibawa kerumah sakit," kata Giselle hingga menangis lagi dan membuat Gina kembali mengelus pundak sahabatnya itu.

"Om juga gak tau persisnya gimana. Cuman begini tadi om sama Rio lagi ngobrol-ngobrol di cafe dan tiba-tiba pas Rio lagi baca dia ngeluh kepalanya sakit sambil terus pegangin kepalanya. Karena om panik dan udah bingung harus gimana jadi om langsung bawa dia kerumah sakit. Dan sekarang Rio didalem langsung ditangani sama dokter. Jadi kamu tenang aja ya," ujar Satria sambil mengelus pundak Giselle. Giselle yang sudah merasa agak tenang dari sebelumnya segera menghapus air matanya dan duduk bersama Gina sambil menunggu dokter yang memeriksa Rio keluar.

Tak berapa lama, dokter tersebut keluar dan bertanya, "Keluarga pasien?"

"Saya dok. Saya adeknya. Kakak saya kenapa dok?" tanya Giselle dengan raut sangat cemas.

"Saya sahabat dari ayah pasien dok. Ayah pasien sedang tidak bisa kesini jadi mereka ini dititipkan ke saya. Jadi ada apa dok?" Giselle yang bingung hanya menoleh sekilas kearah Satria namun Satria memberikan kode kepada Giselle. Giselle pun mengerti dan kembali diam. Kini Giselle memberikan ruang agar Satria dan dokter tersebut bisa mengobrol.

My Lovely Sister (S1) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang