Part 24 : The New Beginning

Start from the beginning
                                    

"Bukannya ini nomor yang pernah ngehubungin gue sebelumnya ya? Tapi apa iya? Okay, let's find out!" batin Rio dan segera memeriksa semua unknown number yang pernah menelfonnya. Dan setelah memeriksanya, benar adanya jika nomor yang baru saja menelfonnya sama persis dengan nomor sebelumnya.

Rio mulai berpikir keras untuk menyambungkan semua benang merah yang mulai terlihat ini. Dan setelah beberapa menit merenung, Rio menyimpulkan bahwa seseorang dibalik unknown number ini pasti mengenali dirinya dan pasti akan ada sesuatu yang orang ini akan lakukan kepada dirinya. Dan Rio sudah siap jika harus berhadapan dengan orang tersebut.

****

Giselle baru saja sampai dikediaman Evan. Giselle bisa berada di rumah Evan perihal Evan menelponnya saat Giselle sedang berjogging dengan Rio. Dan Evan meminta Giselle untuk datang kerumahnya karena Evan tiba-tiba tak bisa bangun dari tempat tidurnya.

"Evan? Are you okay, buddy?" tanya Giselle saat memasuki kamar Evan. Ternyata kamar Evan tidak berubah. Masih sama dengan aroma maskulin dan barang-barang yang tertata rapi.

"Giselle? Yeah I'm feel better than before. Btw, kenapa lo masih pake baju jogging?" Giselle yang baru sadar jika ia masih mengenakan pakaian joggingnya hanya menunjukkan deretan gigu putihnya.

"Sumpah ya Van gue ga sadar gue sampe ga ganti baju. Soalnya gue balik ke rumah langsung ambil dompet, hp, sama kunci mobil. Yaudah langsung kesini deh. Lagian lo bikin gue panik tau gak," ucap Giselle sambil memukul tangan Evan. Evan merintih kesakitan dan Giselle segera menghentikan pukulannya.

"Eh sakit ya Van? Duh sorry-sorry. Lupa gue kalo lo lagi sakit. Nah, sekarang lo cerita, gimana ceritanya lo bisa kayak gini? Emang lo habis ngapain sih?"

"Duh jangan galak-galak napa Sell nanti gue ga jadi cerita loh."

"Ya ya ya maaf. Yaudah cepet cerita."

"Jadi gue semalem abis keluar rumah naik motor. Dan gue sempet jatoh dan ngenain tulang belakang gue. Ya gue kira ga ngefek separah ini. Ternyata pas mau bangun tadi bener-bener kaku dan gak bisa digerakin."

Setelah mendengar kronologi tersebut, Giselle pun berkata, "duh lo itu ada-ada aja malem-malem keluyuran keluar rumah. Ya syukur sekarang lo ga nambah parah. Lo udah makan belom?" Evan pun menggeleng pelan.

"Yaudah gue kebawah dulu deh buatin lo bubur. Mau susu atau teh?"

"As always if I sick, I choose.."

"Hot tea," ucap Giselle dan Evan bersamaan.

"Okay, bentar gue buatin dulu." Giselle pun turun ke lantai bawah untuk membuatkan bubur dan juga teh panas. Saat ini pembantu dirumah Evan sedang pulang kampung. Sehingga Evan harus mengurusi keperluannya sendiri. Dan ketika Evan sakit seperti ini, Gisellelah yang menemaninya hingga keadaannya membaik. Jadi tak salah jika keduanya sangat bergantung satu sama lain.

"Makanan datang! Nih dimakan. Diabisin dan lo langsung istirahat lagi," perintah Giselle seperti layaknya orang tua Evan. Mengingat orang tua Evan, orang tua Evan sedang bekerja di luar negeri. Makanya dirumah hanya tersisa Evan dan juga para pekerja rumah.

"Iya iya bos siap! Sell, lo abis ini langsung pulang?" tanya Evan disela-sela aktivitas makannya.

"Iya nih Van, gue gak bisa lama-lama. Soalnya dirumah, cuman gue sama Rio doang. Gue musti masak deh buat makan siang gue sama Rio. Tapi ada kerjaan yang lain juga sih yang musti diselesaiin. Sorry banget nih ya," jawab Giselle dengan wajah sedih.

"Yah... Lo tega Sell ninggalin gue dengan kondisi kayak gini? Mana bibi lagi pulkam. Terus kalo gue mau minta bantuan ke siapa dong kalo bukan ke lo?" Giselle yang mendengar penuturan tersebut pun sadar bahwa saat ini Evan benar-benar membutuhkan dirinya.

"Okay now I'm stay with you. Tapi lo harus nurut sama gue. Sampe ga nurut lo, gue tinggal," ancam Giselle. Sesaat Evan bergedik ngeri melihat ekspresi Giselle. Tapi setelah itu Evan pun tersenyum lebar dan mengangguk sambil berkata, "thank you my bestie."

"Your welcome, buddy."

****

Sudah pukul enam sore, tapi Giselle tak kunjung terlihat batang hidungnya. Rio pun yang sedari tadi menunggu kedatangan Giselle tiba-tiba semakin cemas karena adik tirinya ini tak kunjung pulang.

"Duh Sell lo kemana sih? Jam segini harusnya kan lo udah balik," batin Rio dalam hatinya. Sambil memegang iPhonenya, Rio kembali mendiall nomor Giselle. Tapi nihil, tak ada satu pun telfon Rio yang dijawab oleh Giselle.

Karena frustasi Rio hanya bisa duduk disofa dekat pintu rumah hingga tertidur. Satu jam setelah Rio tertidur, iPhonenya pun berbunyi dan menunjukkan nama Giselle disana.

Saat Rio membuka matanya dan melihat nama Giselle, ia pun langsung mengangkatnya.

"Hallo Sell?"

****

HELLOOO GUYS!!!

FINALLY I'M COME BACK TO THIS ORANGE WORLD!!

HAHAHA YA SEMOGA KALIAN SUKA YA DENGAN PART 24 INI!!

INI HADIAH BUAT PARA READERS YANG UDAH NUNGGU YA:) SEMOGA KALIAN PUAS:)

SEE YOU IN PART 25:)

Gisel xx

-31 Oktober 2016-

My Lovely Sister (S1) [COMPLETE]Where stories live. Discover now