Duapuluh Satu: Awal Baru dan Teka-tekinya

1.4K 172 21
                                    



Magdeléne memandang Alaric yang wajahnya memucat. Pembicaraan malam ini adalah perihal pengaturan pernikahan Alaric maupun Aymard. Meski baru tahap penjajakan, Alaric kelihatan lebih dari sekedar panik mendapatinya. Sementara Aymard, hanya mendengus malas dan langsung menolak dengan alasan sudah memilih sendiri siapa yang hendak ia nikahi.

Dua kali Alaric tertampar kenyataan. Sophiè-Marguéritte ada di urutan teratas meski tak disangka, Magdeléne tak mendesak Alaric. Yang kedua adalah Isabel, yang langsung Alaric tolak. Aymard diam saja sewaktu Alaric menoleh padanya, sekadar berbagi rasa hati sebagai seorang adik. Isabel adalah perempuan yang paling lama menjalin hubungan dengan Aymard. Belum sampai satu tahun mereka putus setelah berpacaran selama nyaris dua tahun. Bukan tanpa sadar Alaric meminta dukungan moral agar Aymard ikut tidak menyetujui ide tersebut. Sayang, Alaric malah jadi sadar bahwa Aymard justru mengabaikannya. Kakaknya itu tenga tak menutupi keberjarakannya. Lalu, saat nama Andjani diucapkan Magdeléne, Alaric merasa dunianya menjadi sesak.

Andjani yang sangat cantik dan percaya diri. Semua nyaris memujanya tapi Alaric sangat tak ingin berurusan dengan Andjani. Saling mengenal sejak lama, Andjani-seperti halnya setiap gadis cantik lainnya, akan berubah menjadi monster saat terusik sedikit saja. Masalahnya, versi monster Andjani berarti menghadapi kecenderungan yang dilabeli OCD oleh orang-orang –tidak sungguhan omong-omong, hanya saja kerewelan Andjani yang bisa bikin depresi siapapun sudah terkenal. Masalah kecil macam jepit rambut yang miring bisa jadi soal untuknya. Sedikit banyak, Andjani sangat persis Alaric. Bedanya, jika Alaric punya Aymard yang selalu mengingatkannya agar tidak terlalu keterlaluan, Andjani tidak. Kecenderungan sikap Andjani yang dominan dan bikin orang-orang tertekan, salah satunya adalah hasrat ingin selalu menjadi yang terbaik. Untung saja dia seorang gadis yang cerdas. Jadi, meski menyebalkan, orang-orang memaklumi.

Namun, tentang lelaki, berjuta hujat selalu diserapahkan diam-diam untukl gadis itu . Bagaimana tidak? Andjani tiada pernah menjalin hubungan dengan seseorang yang namanya tidak cemerlang. Posisinya di society kuat sebab dia masih keponakan pimpinan CorporatE. Andjani cukup tahu nilainya dan jelas menikmati hal tersebut. Gadis itu tahu dia bisa seenaknya saja memilih lelaki mana yang dia mau sebagai kekasih, sebelum menjalani pernikahan korporasi sebagaimana layaknya semua gadis dari keluarga-keluarga konglomerasi. Alaric tak menduga nama Andjani bisa ada dalam daftar calon pengantinnya yang sah. Sekarang Alaric sadar, kalau sudah begini, ia tidak lagi bisa menjadikan Shafina sebagai tameng untuk mengulur waktu perjodohannya. Alaric juga berpikir kalau dia bisa kewalahan menghadapi Andjani yang sulit dikendalikan. Pun Andjani tidak pernah sudi menerima penolakan. Hidup Andjani selama ini selalu menjadi konsumsi public tertutup. Di antara mereka saja akibat seringnya dia berlaku tidak masuk akal. Seperti misal memborong tiket pertunjukan perdana Finding Dory di IMAX hanya karena ia ingin menjadi yang pertama dari yang perdana. Jenis perempuan seperti Andjani inilah yang selalu Alaric jauhi. Mengeluh dalam hati, Alaric tak menyangka kalau gosip di lived-chat RSVP tentang dirinya menjadi kenyataan.

"Why, Mama? Bukannya sampai bulan kemarin Mama masih kasih aku kesempatan? Rencananya minggu depan aku mau bawa Shafina ketemu sama Mamie!"

Magdeléne mengangkat sedikit bahunya, "Mama pikir, daripada kasih harapan sama Shafina, lebih baik sudahi saja. Buat dia paham ada di mana posisi dia sebenarnya."

Dharma menghela nafas. Ia paham benar Magdeléne sering kali dinilai tidak punya hati akibat ucapannya yang tidak pernah manis, selalu tanpa basa basi.

"Alaric, Papa yakin dari awal sebenarnya kamu tahu akan berakhir seperti apa hubunganmu dengan Shafina."

Alaric menunduk dengan bahu melorot, "Ya, aku tahu Pa. Tapi–"

Into You [F I N]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang