Dua Belas: Karena Mamie

2.1K 239 23
                                    

Nenek berulang tahun yang ke-77 minggu ini. Sejak Rabu, telah berdatangan anak-cucunya yang tersebar di seantero jagad. Keluarga kakek berasal dari Provence, sementara nenek dari Swiss yang berbatasan Italia. Menjadi besar karena perkebunan bunga dan anggur mereka salah satu yang terbaik. Seiring waktu, tentu saja investasi mereka tak lagi konservatif. Dengan bekal penyulingan anggur yang dihormati, Kakek Nenek Proust mulai membuka banyak usaha retail yang tidak jauh dari value sebuah wine. Intinya, satu konsep: rare arts and super-luxurious goods.

Jadi jangan heran kalau Magdeléne sudah sangat fasih dengan keindahan juga benda-benda tanpa cacat sejak kecil sekali. Lahir di Bali, berkewarganegaraan Perancis, pulang-pergi California adalah rutinitas. Dengan Provence sebagai jalur transit medium term. Di awal musim gugur biasanya. Mau tak mau, hal tersebut bersinergi sebagai pengaruh besar bagi pertumbuhan karakter Magdeléne. Ia memang tumbuh menjadi pribadi yang terlalu detail, sangat peduli perkara kesempurnaan dan keharusan. Tidak bisa disalahkan, hidupnya sudah sangat indah. Kalau tidak memiliki kepedulian terhadap detail semua hal, mau apa lagi dia?

Katakanlah juga, Kakek Nenek Proust memanjakan Magdeléne karena hanya dia anak perempuan, yang lainnya lelaki dan berjarak usia jauh sekali. Lagipula, kejelian Magdeléne yang dinilai merongrong buat sebagian besar manusia, adalah aset berharga. Indera pencecapnya yang tajam memastikan pilihan anggur Magdeléne selalu yang terbaik. Kulitnya yang sensitif membuatnya hanya akan memilih material alami terbaik. Matanya yang tajam membuatnya mudah saja membedakan benda-benda karya para Pengrajin handal dengan cetakan pabrik, tanpa perlu ba bi bu. Kalau bertandang ke tempat Magdeléne, lebih baik berpenampilan sederhana dengan atribut non KW, sebab Magdeléne lebih menghargai asesoris non label yang dikenakan dengan tepat. Jangan berani-berani muncul oh-so-glam tapi KW di depan Magdeléne. Bisa jadi bahan obrolan di arisan berikutnya. Dipermalukan.

Penghargaan terhadap segala detail khas Magdeléne, menurun pada kedua putranya, Aymard dan Alaric. Dengan hasil konklusi yang bertolak belakang. Aymard, meski dikarunai sensitifitas seperti itu, mengolahnya dengan pemahaman yang luas. Sudah sejak kecil sekali mengerti tidak setiap orang memegang prinsip dan nilai hidup selayaknya ia dan keluarga. Sering membaca buku-buku karya para filsuf, sedikit banyak memperhalus nurani Aymard. Ia pun sangat tertarik dengan psikologi, meski utamanya untuk memahami selera manusia. Untuk mengenali dan mempelajari pasar.

Efek sampingnya bagus buat kesadaran sosial Aymard, jadi membumi.

Ia bersyukur, merasa diwarisi tidak hanya sekedar satu sudut pandang. Sebab, kendati Magdeléne seperti itu, Dharma adalah seorang yang sabar dan bertoleransi. Sosok yang utuh Aymard kagumi karena manusiawi. Terbukti dengan bukan sekedar kicauan Magdeléne yang Dharma pandang.

Bagaimanapun juga sebagai seorang perempuan, Magdeléne telah menjalankan fungsinya secara utuh. Di luar kesepakatan bisnis mereka, ada dua putra dan nama Dirdja yang makin berkilau. Aymard tahu pasti, bukan cinta berdebar yang ada di antara kedua orang tuanya. Toh pengamatannya memberikan kesimpulan tambahan, justru pada orang-orang yang kesadarannya kuat atas komitmen, pernikahan berjalan baik. Dharma memang sangat jelas begitu, dan Magdeléne, di luar kebiasaannya yang tipikal, adalah seorang yang keras hati. Aymard jelas-jelas ingat, sewaktu kecil sebelum kembali ke tanah air, Dharma dan Magdeléne bak merpati memadu kasih di hadapannya dan Alaric padahal semua tahu mereka menjalani pernikahan korporasi.

Sayang, tidaklah demikian dengan Alaric. Tak perlu dijelaskan karena bisa bikin sakit kepala. Bagaimanapun, lelaki pesolek tidak pernah duduk di tempat yang membanggakan di dunia ini. Bahkan seorang aktor bengal acuh berbakat akan selalu lebih mencuri hati ketimbang manekin jalur runway biarpun parasnya kalah indah. Mengenakan Comme de Garçons atau DSquared sekalipun, manekin kalah pesona dari seorang filsuf kafe pinggir jalan Paris! Tapi, untuk apa pusing? Toh label edgy yang cocok untuk street wear tersebut dijamin tak akan mampir dalam super closet Alaric yang mudah ditebak.

Into You [F I N]Where stories live. Discover now