Prolog

18.2K 551 54
                                    

Telepon beberapa orang di cafetaria berdenting serempak. Mereka tidak saling mengenal satu sama lain, tidak juga saling berurusan kecuali berkantor di gedung yang sama. Yang tampak di mata orang-orang hanya sekedar panggilan acak di waktu yang bersamaan. Membungkam penasaran dengan kesan demikian sehingga siapapun yang tanpa sengaja memperhatikan hanya merasakan kebetulan yang janggal. Di lantai tersibuk saat rehat ini, hal random macam itu jelas langsung terabaikan. Tak ada sama sekali yang menenggarai bahwa mereka semua mendapatkan notifikasi dari seorang narasumber rahasia yang begitu cekatan melempar bola panas rumor-rumor pasar uang. Jelas dia orang dari lingkaran inti dunia bisnis, sekaligus pemerintahan. Notifikasi dari RSVP.

RSVP, sebuah aplikasi berbayar khusus untuk akses lebih awal jadwal acara-acara atau berbagai pesta super glamor yang diselenggarakan di regional Asia. Menutupi jati dirinya dengan tingkatan pelanggan dibuat berhierarki. Dengan harga terlalu mahal hanya demi isu-isu sosialita, membuat aplikasi ini dicibir bahkan menuai kebencian. Hierarki tersebut sekaligus menyingkirkan orang-orang yang sekedar penasaran atau yang hanya tertarik pada pesta-pesta megah tertutup. Padahal kalau berlangganan grade Platinum, dengan harga yang terlihat keterlaluan untuk sekedar sebuah berita gemerlapan, RSVP menyediakan rumor-rumor serius yang panas. Dilempar tanpa rekayasa. Notifikasi rutin mengenai keputusan-keputusan penting yang saling mempengaruhi dunia bisnis dan negara. Raw material yang pasti menarik minat pelaku bisnis besar: orang-orang yang terlalu sibuk mengarahkan arus putar uang untuk tetap berpusat pada dirinya.

Kadang, rumor perihal kisruh korporasi besar dibumbui skandal. Menjadikan konglomerasi seakan bentuk yang rentan terhadap kegagalan karena diwarnai emosi. Membuat RSPV terus-terusan dicibir sebagai media gosip high society yang tak membumi dan menggores kemanusiaan. Sayangnya, hampir selalu gosip tentang mereka yang dilempar oleh RSVP lebih bisa dipakai sebagai acuan ketimbang profil bisnis membosankan mereka yang manis menggiurkan. Profil yang dicitrakan sesuai keinginan personal dengan bantuan minimal satu agensi itu terlalu penuh manipulasi. Dibuat untuk kepentingan citra publik yang tak mengenal mereka. Sudah rahasia umum, sudut pandang insider selalu lebih tajam dan jujur ketimbang para netizen awam yang kerap random campu tangan merespon hal-hal jamak tanpa memahami segala inti permasalahan.

Maka, rumor siang ini pastilah terlalu panas sebab setiap yang membacanya langsung membeliak dan berhenti makan. Spontan mereka meraih perangkat komunikasi lainnya dan menghubungi siapapun yang bisa memberikan konfirmasi. Memang terlalu panas, terlalu muluk untuk jadi nyata.

Today, PM 12:33. Last night, PM 08.07, ada aliran besar dari Federal Reserved to Bank Indonesia. Private Banking. Validation confirmed. Hanya tanda silang pada berkas, pakai sidik jari dan retina.

US $ 600,000,000 dari BI ke ANTAM. Terlalu kebetulan? Tidak.
Merujuk pada AR. Mencairkan secuil dananya menjadi gold bars! Silakan teriak. Ya, semua untuk emas ANTAM. Wow!_______________________________________________________________________

Alaric yang baru saja menyentuh makan siangnya –tidak di cafetaria tapi di ruang pribadinya yang ada di puncak gedung, tersedak. Sempat terbatuk-batuk hebat sebelum akhirnya berteriak marah-marah memanggil orang-orangnya. Para Asisten.

"Mana Dono?" teriaknya dengan wajah merah padam sebab Asisten Pertamanya belum menampakkan diri.

Hening sejenak. Tak lama kemudian terdengar suara denting lift berhenti. Alaric menoleh ke arah pintu lift pribadinya yang membuka perlahan. Dono melangkah tergopoh-gopoh sambil memeluk sebuah tablet, satu notebook sekaligus menggenggam dua smartphones,

"Gawat!" serunya.

Alaric melirik sewot. Dono yang sudah terbiasa, tak terpengaruh emosi Alaric. Sementara, asisten-asisten lainnya beringsut mundur, memutuskan jauh-jauh dari Alaric.

Into You [F I N]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang