"Aku... tidak sadar... mungkin terlalu lelah." Gumamnya pelan, lalu meringis kecil saat mencoba menggerakkan kakinya.
Jaehyun langsung menyentuh bahunya, menahan gerakan itu. "Jangan dipaksa dulu, istirahat saja. Aku sudah siapkan makan malam."
Mata Taeyong perlahan membulat saat melihat nampan di samping tempat tidur, dengan uap sup yang masih mengepul lembut. Ia tersenyum kecil, lelah tapi jelas penuh rasa terima kasih.
"Kau memasak lagi?"
"Masak ringan tapi kupastikan cukup enak dan hangat." Jaehyun terkekeh kecil, lalu membantu menyandarkan punggung Taeyong dengan bantal tambahan. Ia mengambil nampan dan meletakkannya di pangkuan mereka berdua dengan hati-hati.
"Kalau kau yang buat, aku pasti suka." Balas Taeyong pelan.
Mereka makan perlahan, berbagi sendok, saling menyuapi potongan buah dan sesekali saling mencuri pandang di antara suapan. Suasana di kamar begitu sunyi, tapi keheningan itu justru seperti selimut hangat, penuh ketenangan.
"Aku sempat khawatir kau akan bangun dan nekat turun tangga." Kata Jaehyun, mengambil tisu dan mengelap sudut bibir Taeyong dengan lembut.
Taeyong tersenyum. "Sepertinya tubuhku sudah lebih tahu diri."
"Dan aku ingin kau tetap seperti ini malam ini," ucap Jaehyun sambil mengelus tangan Taeyong. "Biar aku yang urus semuanya."
Taeyong menggenggam jemari itu erat, matanya menatap Jaehyun dengan lembut. "Kau selalu begitu... sejak dulu. Dan aku... bersyukur."
Jaehyun hanya menjawab dengan kecupan ringan di tangan Taeyong, tak perlu banyak kata, karena perasaan itu sudah mengalir begitu dalam di antara mereka.
Setelah suapan terakhir dilahap dan sisa buah telah habis, Taeyong perlahan menggeser nampan ke sisi tempat tidur. Ia menoleh ke Jaehyun yang masih duduk di sebelahnya, lalu bergumam pelan.
"Aku mau membersihkan diri sebentar... rasanya masih lengket."
Namun sebelum Taeyong sempat menggeser selimut dari tubuhnya, Jaehyun langsung menahan pelan lengannya.
"Tunggu sebentar." Katanya lembut.
"Biar aku siapkan air hangat dulu. Kau tinggal berendam nanti, tidak usah berdiri terlalu lama."
Tanpa menunggu jawaban, Jaehyun segera bangkit dan keluar dari kamar. Ia berjalan ke kamar mandi. Tangannya mulai memutar keran, memastikan air hangat mengalir dengan suhu yang tepat, lalu menambahkan sedikit bath oil untuk meredakan pegal dan membuat tubuh rileks. Uap air mulai memenuhi ruangan, wangi menenangkan perlahan melingkupi udara.
Setelah memastikan bathtub terisi cukup dan semua tertata rapi, Jaehyun kembali ke kamar. Taeyong masih duduk bersandar di kepala ranjang, matanya mengikuti langkah Jaehyun yang kini sudah berdiri di depannya.
"Siap?" Tanya Jaehyun dengan senyum kecil.
Taeyong mengangguk dan sebelum sempat berkata apa-apa, tubuhnya sudah terangkat perlahan. Jaehyun menggendongnya dengan bridal style seperti sebelumnya, tetap dengan hati-hati dan perhatian di setiap langkah.
Begitu tiba di kamar mandi, Jaehyun menurunkan Taeyong perlahan ke dalam bathtub. Air hangat langsung menyentuh kulit pucat itu, membuat napas Taeyong terdengar lebih rileks.
"Sudah nyaman?" Tanya Jaehyun, sambil mengaduk air dengan tangannya, memastikan suhu tetap stabil.
Taeyong mengangguk. "Hm... hangatnya pas."
Jaehyun menggulung lengan bajunya, lalu duduk di tepi bathtub. Ia mengambil spons lembut yang sudah dibasahi lalu mulai membantu membersihkan tubuh Taeyong.
YOU ARE READING
Between The Lines (JAEYONG)
FanfictionApa jadinya jika sahabatmu sejak kecil menjadi pasangan kontrak demi menyelamatkanmu dari perjodohan? Bagi Taeyong, ini hanya peran. Bagi Jaehyun, ini adalah kesempatan- sekaligus luka yang sudah lama ia simpan sendiri. Between the Lines membawa kit...
Chapter 29
Start from the beginning
