Chapter 32

396 35 4
                                        

Keduanya diam

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Keduanya diam. Tak ada suara, tak ada gerakan selain detik jam dinding yang terdengar samar. Ruangan itu terasa lebih hangat seketika, bukan karena suhu tapi karena makna dari apa yang baru saja mereka temukan.

Ten memandangi layar monitor sekali lagi, seolah memastikan bahwa ia tidak bermimpi. “Seharusnya tidak mengejutkan, tapi… entah kenapa tetap membuat jantungku berdetak lebih cepat.”

Doyoung tersenyum kecil. “Mungkin karena ini bukan pasien biasa. Ini Taeyong.”

Ten mengangguk pelan, mengusap perlahan punggung tangan sahabatnya yang masih tertidur. “Setelah semua luka yang pernah ia lewati... setelah semua ketakutan dan perjuangan mereka berdua… akhirnya, semesta memberinya kehidupan baru di dalam dirinya.”

Doyoung menyimpan kembali alat USG dan membantu membersihkan gel di perut Taeyong lalu tersenyum. “Bukan hanya untuk mereka, kurasa. Tapi untuk kita semua. Kita akan menyambut keluarga kecil baru.”

“Kurasa kita harus mulai bicara pada Jaehyun,” ucap Ten lirih, matanya masih menatap layar kecil yang kini telah kembali kosong.

“Ya.” jawab Doyoung. “Tapi sampaikan dengan perlahan. Ini… bukan hanya kabar besar. Ini awal dari sesuatu yang jauh lebih besar dari yang mereka bayangkan.”

Mereka saling menatap sejenak dan untuk pertama kalinya sejak pagi itu, keheningan di ruang observasi bukan lagi karena cemas. Tapi karena rasa takjub yang menggantung manis di dada mereka. Mereka tahu, begitu Jaehyun mendengar kabar ini, ia tidak hanya akan bahagia… ia akan jatuh cinta pada dunia sekali lagi dan Taeyong-lah dunia itu.

**

Langkah pelan Ten dan Doyoung terdengar menggema ringan di lorong rumah sakit saat pintu ruang observasi terbuka. Jaehyun yang sejak tadi duduk di bangku panjang dengan kedua tangan saling menggenggam erat di antara lututnya, sontak berdiri. Sorot matanya tajam menatap mereka berdua, memuat segala macam tanya dan kekhawatiran.

Ten tersenyum tipis, pelan dan penuh hati-hati. “Keadaannya sudah stabil sekarang. Taeyong masih belum sadar tapi tidak ada cedera serius atau trauma fisik.”

Jaehyun menghela napas lega, tubuhnya sedikit merosot seolah beban besar runtuh dari pundaknya.

“Lalu... penyebab pingsannya?” tanyanya cepat, matanya berpindah dari Ten ke Doyoung.

Doyoung tidak langsung menjawab. Ia hanya menatap Ten sejenak, seolah memberikan ruang pada sahabatnya untuk menyampaikan kabar itu.

Ten menautkan kedua tangannya di depan perutnya. “Kami melakukan beberapa pemeriksaan tambahan. Sebenarnya, awalnya kami hanya ingin memastikan tidak ada hal lain yang tersembunyi di balik gejala pingsan dan mualnya kemarin.”

“Dan ternyata...” Ten berhenti sejenak. Matanya bertemu dengan mata Jaehyun yang kini mulai menunjukkan rasa gugup tak kasat mata.

“Jaehyun...” lanjut Ten, kali ini lebih pelan, “Taeyong hamil.”

Between The Lines (JAEYONG)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt