Chapter 15

226 20 11
                                        

Taeyong baru saja selesai menyelesaikan berkas laporan pasien terakhir ketika suara ketukan pelan terdengar dari arah pintu ruangannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Taeyong baru saja selesai menyelesaikan berkas laporan pasien terakhir ketika suara ketukan pelan terdengar dari arah pintu ruangannya.

“Masuk,” ucapnya tanpa menoleh.

Pintu terbuka, dan suara yang sudah ia kenal memanggil dengan lembut, “Taeyong.”

Taeyong langsung mengangkat wajahnya. “Ten?”

Ten tersenyum kecil, lalu menutup pintu di belakangnya sebelum berjalan masuk. “Kau sedang sibuk?”

“Tidak, aku baru selesai,” jawab Taeyong pelan sambil menyandarkan punggungnya ke kursi.

Ten tidak langsung duduk. Ia hanya berdiri di sisi meja, menatap Taeyong dengan tatapan yang sulit dibaca. Lalu setelah beberapa detik hening, barulah ia bersuara.

“Aku tidak datang untuk menanyakan soal Jaehyun,” katanya hati-hati.

Taeyong membalas tatapan itu tanpa banyak reaksi, menunggu Ten melanjutkan.

“Aku datang... karena aku ingin dengar langsung darimu. Aku tahu kau belum tentu ingin cerita semuanya, tapi... aku juga sahabatmu, Yong. Sama seperti dulu saat kau cerita tentang kekhawatiranmu soal perjodohan, atau soal ide gila menikah kontrak dengan Jaehyun... Aku dengar kau. Dan aku akan tetap dengar sekarang, tanpa menghakimi, tanpa mendesak.”

Ten akhirnya duduk. Tangannya meraih tangan Taeyong yang bersandar di meja, menggenggamnya sebentar, lalu melepaskan.

Taeyong menunduk. Butuh waktu beberapa saat sebelum akhirnya ia mulai bersuara.

“Setelah hari itu… setelah aku bicara dengan kalian berdua di ruang istirahat staf… ternyata Mingyu dengar.”

Ten tidak menyela.

“Bukan dari awal, tapi cukup untuk tahu semuanya. Tentang... aku dan Jaehyun. Tentang pernikahan kami.”

Nada suara Taeyong mulai pelan. Seperti ada sesuatu yang ia tahan dalam-dalam tapi mulai mendesak keluar.

“Dan setelah itu… dia bilang sesuatu. Dia bilang... dia menyukaiku. Bahwa selama ini dia menahan diri karena dia tahu aku sudah menikah. Tapi setelah dia tahu kenyataan yang sebenarnya… dia bilang, mungkin... dia masih punya kesempatan.”

Tatapan Ten tak berubah. Ia tidak terkejut, mungkin karena dalam hatinya ia sudah menduga itu akan terjadi cepat atau lambat.

“Aku tidak tahu harus bereaksi bagaimana. Aku tidak menyangka... semuanya akan menjadi seperti ini. Setelah itu aku mulai menjaga jarak dari Jaehyun. Bukan karena aku ingin... tapi karena aku bingung.”

“Bingung?” tanya Ten lembut.

Taeyong mengangguk. “Aku tidak tahu... apa yang aku rasakan. Pada Jaehyun, pada Mingyu. Semuanya seperti tumpang tindih. Aku... merasa bersalah. Sama Jaehyun, karena kami sudah sepakat untuk menjalani semua ini dengan batas. Tapi justru aku yang mulai goyah duluan. Lalu dua malam lalu... kami bicara.”

Between The Lines (JAEYONG)Where stories live. Discover now