Chapter 7

262 24 0
                                        

Hari pernikahan pun tiba

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari pernikahan pun tiba.

Dua ruangan terpisah mulai sibuk dengan persiapan. Di salah satu ruangan, Jaehyun berdiri di depan cermin besar, mengenakan setelan tuxedo putih tulang dengan detail hitam klasik. Johnny dan Yuta berada di sekelilingnya, memastikan setiap detail rapi sempurna.

“Kancingnya ini kurang lurus.” Gumam Johnny sambil membetulkan dasi Jaehyun. “Kau tidak mau terlihat seperti pengantin yang dipaksa, kan?”

Jaehyun tersenyum tipis. “Bukankah aku memang sedikit dipaksa?”

Yuta tertawa pelan dari sisi lain ruangan. “Kau sendiri yang setuju, bos.”

Jaehyun menatap bayangannya di cermin. Ada sesuatu di matanya yang tidak bisa dia hilangkan, rasa takut, mungkin. Atau harapan. Atau keduanya.

Sementara itu, di ruangan lain, Taeyong duduk di hadapan meja rias, dibantu oleh Doyoung dan Ten yang sibuk memastikan rambutnya rapi dan jas putihnya jatuh dengan sempurna di bahu. Jas itu memang tidak memiliki banyak aksen mencolok tapi entah kenapa saat dipakai Taeyong, semuanya tampak luar biasa.

“Kau... cantik sekali.” Gumam Ten sambil memandang Taeyong lewat pantulan cermin.

Taeyong tertawa kecil. “Aku tampan.”

Doyoung duduk di tepi sofa, memandang Taeyong dengan ekspresi setengah bingung.

“Bagaimana bisa sampai sejauh ini?”

Taeyong tidak menjawab. Ia hanya menghela napas dan menunduk sebentar sebelum mengangkat wajahnya lagi. “Karena kalau tidak sejauh ini, kita akan menyakiti terlalu banyak orang.”

Sesaat suasana menjadi hening sebelum Ten akhirnya menyentuh bahu Taeyong dan berkata pelan, “Kau masih bisa mundur.”

Taeyong menggeleng. “Aku tidak bisa.”

**

Beberapa jam kemudian, para tamu mulai berdatangan. Kerabat, sahabat lama keluarga dan segelintir rekan bisnis penting yang sudah lebih dari sekadar mitra. Ruangan itu tak terlalu luas tapi cukup untuk menampung kehangatan dari orang-orang yang benar-benar berarti. Barisan kursi ditata rapi, bunga putih dan dedaunan hijau menghiasi setiap sisi ruangan. Cahaya sore menembus lembut dari jendela tinggi, membiaskan kilau samar pada kristal gantung di atas altar. Musik instrumen piano mengalun perlahan, memberi irama yang nyaris seperti detak jantung.

Di depan altar, Jaehyun berdiri dalam diam. Jas putih yang membalut tubuh tegapnya begitu pas, rambutnya disisir rapi ke belakang. Ia tampak tenang dari luar tapi jari-jarinya yang terkepal menunjukkan sebaliknya.

Saat dua daun pintu utama mulai terbuka perlahan, semua kepala menoleh ke belakang. Dan di sanalah Taeyong berdiri, menggandeng lengan sang Ayah.

Untuk sesaat, waktu terasa berhenti.

Taeyong mengenakan jas putih senada, sederhana tapi elegan. Rambutnya disisir lembut ke samping, wajahnya bersinar dalam nuansa lembut cahaya sore. Cantik... dan untuk Jaehyun, itu bukan kata yang terlalu feminin. Itu kata yang paling tepat.

Between The Lines (JAEYONG)Where stories live. Discover now