Apa jadinya jika sahabatmu sejak kecil menjadi pasangan kontrak demi menyelamatkanmu dari perjodohan?
Bagi Taeyong, ini hanya peran.
Bagi Jaehyun, ini adalah kesempatan-
sekaligus luka yang sudah lama ia simpan sendiri.
Between the Lines membawa kit...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Setelah menyusun kesepakatan yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya, sebuah pernikahan kontrak yang hanya diketahui oleh mereka berdua. Jaehyun dan Taeyong memutuskan untuk memberi tahu kedua orang tua mereka lebih dulu. Meski percakapan itu terasa canggung dan penuh tekanan di awal, kabar tersebut justru disambut dengan sukacita yang sulit disangkal. Keluarga besar yang sudah mengenal satu sama lain sejak mereka kecil itu akhirnya benar-benar akan menjadi keluarga dalam arti sebenarnya, begitu kata kedua belah pihak orang tua.
Namun, mengabarkan keluarga saja tidak cukup. Masih ada empat orang yang perlu mereka beri tahu, empat sahabat terdekat yang selama ini menjadi saksi pertumbuhan dan perjalanan mereka. Empat orang yang terlalu mengenal mereka untuk tidak ikut merasa khawatir atas apa yang akan terjadi setelah ini.
Malam itu, mereka berenam bertemu di sebuah restoran tenang bergaya industrial yang kerap mereka kunjungi sejak masih kuliah. Johnny, Ten, Yuta dan Doyoung sudah tiba lebih dulu dan memilih tempat di ruangan privat, tidak ingin membiarkan pembicaraan ini terdengar oleh orang luar.
Saat Jaehyun dan Taeyong masuk, keempat pasang mata langsung tertuju pada mereka.
Johnny membuka obrolan setelah makanan datang, suaranya santai meski nadanya menyimpan waspada.
“Jadi... apa kabar gila yang akan kalian umumkan malam ini?”
Taeyong sempat tersenyum kecil, tapi tak mampu menyembunyikan kecanggungan di matanya. Ia melirik Jaehyun sejenak sebelum menjawab.
“Kami akan menikah.”
Tidak ada yang bicara selama beberapa detik. Yuta bahkan tidak berkedip, sementara Ten hanya menatap Taeyong dengan alis yang meninggi.
“Jadi kalian benar-benar melakukannya?” Suara Doyoung pelan tapi tegas. “Dan kau menyetujuinya, Jaehyun?”
Jaehyun mengangguk singkat. “Kami sudah mempertimbangkan semuanya. Kami tidak ingin mengecewakan orang tua kami dan... kami membuat kesepakatan. Pernikahan ini... akan menjadi bagian dari kontrak yang kami buat bersama.”
“Ya Tuhan.. ” Gumam Ten, lalu memandang Johnny, seolah berharap kekasihnya bisa memastikan bahwa semua ini bukan candaan.
Johnny, yang sejak tadi tak berhenti menatap Jaehyun, akhirnya bersuara. “Kau benar-benar yakin, Jae?”
Jaehyun menatapnya, tenang. “Aku tahu apa yang kulakukan.”
“Bukan itu maksudku,” Johnny menghela napas. “Kami semua tahu bagaimana perasaanmu sejak lama, Jaehyun. Kau mungkin bisa pura-pura di depan orang tua kalian tapi tidak dengan kami. Kau tahu ini bisa... sangat menyakitkan, kan?”
Suasana di meja menjadi hening kembali. Taeyong memandang Jaehyun, jelas tidak mengerti sepenuhnya arah kekhawatiran itu atau mungkin... hanya berpura-pura tidak tahu.
“Aku sudah memikirkannya.” ulang Jaehyun, kali ini nadanya lebih pelan. “Aku tahu risikonya.”
“Dan kau, Yong?” Tanya Doyoung pelan. “Kau sadar... ini tidak sesederhana apa yang kau pikir di awal, bukan?”