Chapter 4

277 28 0
                                        

Malam itu mereka tidur di kamar yang sama tapi tak banyak kata yang dibagi setelah kejadian di balkon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam itu mereka tidur di kamar yang sama tapi tak banyak kata yang dibagi setelah kejadian di balkon. Taeyong lebih dulu tertidur dengan mata yang masih sedikit bengkak, sementara Jaehyun hanya memejamkan mata tanpa benar-benar tidur. Banyak hal berputar di kepalanya dan ia tahu... semuanya baru saja dimulai.

Keesokan harinya, mereka kembali ke Seoul. Perjalanan berlangsung cukup tenang dengan percakapan seadanya. Tak ada yang mengungkit apa pun yang terjadi malam sebelumnya, seolah kesepakatan diam-diam tercipta di antara mereka.

Mobil Jaehyun berhenti di depan gedung apartemen Taeyong. Ia mematikan mesin, menatap lurus ke depan tanpa ekspresi. Taeyong menoleh ke arahnya, sabuk pengaman sudah terlepas.

“Aku duluan, ya.” Ucap Taeyong.

Jaehyun menoleh, memberikan anggukan kecil. “Istirahatlah. Kau masih cuti.”

“Dan kau... langsung ke kantor?” tanya Taeyong lagi.

Jaehyun menarik napas pendek.

“Ada banyak hal yang harus dikerjakan.” Jawaban itu terdengar datar, singkat, tak memberi ruang untuk pertanyaan lanjutan.

Taeyong menatap Jaehyun lebih lama, seolah ingin mengatakan sesuatu tapi bibirnya hanya mengatup rapat. Ia tahu, itu bukan waktu yang tepat.

“Hati-hati di jalan.”

“Hm.” Jaehyun tersenyum tipis.

Taeyong turun dan berjalan masuk ke gedung. Jaehyun menunggu sampai pintu lobi tertutup sepenuhnya, baru ia memutar kemudi dan pergi.

Sesampainya di apartemennya sendiri, Jaehyun hanya sempat mengganti pakaian dan membawa beberapa dokumen sebelum kembali keluar. Ia tidak benar-benar punya jadwal penting hari ini di kantor tapi tetap saja ia memilih berada di sana. Lebih mudah begitu, menyibukkan diri dengan apa pun yang tak berkaitan dengan Taeyong.

Beberapa menit kemudian, mobilnya tiba di basement kantor. Ia berjalan pelan menuju lift lalu naik ke lantai tempat ruangannya berada. Suasana kantor masih cukup tenang, hanya terdengar langkah-langkah para staf yang sibuk memulai hari. Namun, bagi Jaehyun, semua itu terasa seperti kabut, tak jelas dan tak penting.

Begitu sampai di lantai ruang kerjanya, ia berjalan menuju pintu dengan langkah lelah. Tangannya baru saja hendak menyentuh handle ketika ponselnya bergetar dari dalam saku celana.

Nama yang muncul di layar membuat langkahnya terhenti.

‘Eomma’

Jaehyun terdiam, jemarinya menggantung di atas ikon hijau. Untuk alasan yang tidak bisa ia jelaskan dengan logis, rasanya berat sekali untuk menerima panggilan itu.

Tapi pada akhirnya, ia menekan layar dan menempelkan ponsel ke telinga.

“Eomma…”

Suara hangat penuh semangat langsung menyambutnya.
Jaehyun-ah! Ya ampun, kenapa kau tidak bilang apa-apa padaku?!”

Between The Lines (JAEYONG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang