Chapter 29

321 28 6
                                        

Jarum panjang sudah melewati angka dua belas ketika Jaehyun terbangun dari tidurnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jarum panjang sudah melewati angka dua belas ketika Jaehyun terbangun dari tidurnya. Langit di luar jendela telah gelap, cahaya bulan samar menembus tirai kamar utama. Ia menoleh ke sisi ranjang dan mendapati Taeyong masih tertidur di sana, dengan napas tenang dan wajah yang tampak damai di balik helaian rambut yang sedikit menutupi keningnya.

Pelan-pelan, Jaehyun mendekat dan mencium pelipis Taeyong.

"Tidurlah lebih lama, sayang..." bisiknya lirih, seakan suara terlalu keras akan memecahkan keheningan yang nyaman itu.

Dengan gerakan yang nyaris tanpa suara, Jaehyun beranjak turun dari ranjang, lalu melangkah ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri. Air hangat menyapu kulitnya, menghapus sisa-sisa dari siang yang begitu intim dan penuh gairah tapi juga menyisakan kehangatan emosional yang tak bisa hilang begitu saja.

Setelah selesai, Jaehyun turun ke dapur. Rumah terasa hening malam ini, hanya suara halus dari kulkas dan jam dinding yang terdengar samar.

Ia tidak terburu-buru. Tangan Jaehyun menyiapkan dua porsi makan malam sederhana: sup ayam hangat, nasi, dan beberapa potong buah segar. Semua dilakukan dengan hati-hati, sesekali matanya melirik ke arah tangga, berjaga-jaga jika Taeyong bangun dan berusaha turun.

Tapi hingga makanan selesai disusun di atas nampan, Taeyong belum juga muncul.

Dan Jaehyun, justru merasa lega.

Ia tersenyum kecil, lalu segera membawa nampan makanan itu ke atas. Malam ini, biarlah jadi makan malam di kamar. Ia tidak ingin Taeyong menahan rasa sakit hanya untuk duduk di meja makan. Cinta tidak selalu harus megah, kadang cukup dalam bentuk semangkuk sup hangat dan senyuman penuh perhatian di antara dua orang yang tahu cara menjaga satu sama lain.

Jaehyun membuka pintu kamar utama dengan pelan. Lampu tetap redup. Taeyong masih terlelap di sisi ranjang, posisi tubuhnya sedikit berubah, wajahnya menoleh ke arah Jaehyun, seolah tahu bahwa lelaki itu akan kembali.

Dengan hati-hati, Jaehyun meletakkan nampan di atas meja kecil di samping ranjang, lalu duduk di sisi tempat tidur. Ia menyentuh pipi Taeyong pelan.

"Taeyong... sayang, makan malam sudah siap..." bisiknya lembut.

Belum ada respons tapi Jaehyun tidak berniat memaksa. Ia hanya duduk di sana, menunggu, sambil menatap wajah kekasihnya dengan senyum yang tak bisa disembunyikan.

Hanya beberapa menit setelah Jaehyun duduk di tepi ranjang, jemari Taeyong mulai bergerak perlahan di atas selimut. Napasnya masih berat tapi matanya mulai terbuka, sedikit mengerjap menyesuaikan dengan cahaya temaram kamar.

"...Hyun?" Suaranya serak, pelan tapi langsung membuat Jaehyun menoleh penuh perhatian.

"Aku di sini." Jaehyun langsung membungkuk sedikit, menyentuh pipi Taeyong dengan jemarinya yang hangat. "Kau tidur cukup lama. Sudah jam tujuh lewat."

Between The Lines (JAEYONG)Where stories live. Discover now