Chapter 12

203 21 3
                                        

Malam itu, untuk pertama kalinya dalam beberapa hari terakhir, rumah mereka terasa sedikit berbeda

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Malam itu, untuk pertama kalinya dalam beberapa hari terakhir, rumah mereka terasa sedikit berbeda.

Bukan karena sesuatu yang besar terjadi. Justru karena tak ada hal yang membuatnya terburu-buru. Tidak ada jam kerja yang memanjang. Tidak ada shift tambahan atau rapat mendadak. Tidak ada alasan untuk pulang terlambat.

Jaehyun membuka pintu rumah lebih awal dari biasanya, satu kantong plastik berisi makanan dibawanya dari mobil. Ia tidak berharap banyak. Mungkin hanya ingin memastikan setidaknya mereka tidak perlu memasak malam ini. Dan mungkin... ingin menciptakan sedikit ruang yang selama ini terasa hilang.

Ia mendapati Taeyong sudah ada di dapur. Sedang mencuci tangan, rambutnya sedikit berantakan seperti habis mengikat lalu dilepas lagi. Saat mendengar suara pintu, Taeyong menoleh cepat-reaksi reflek yang sempat hilang beberapa hari ini.

"Oh," ucapnya singkat, netral. "Kau sudah pulang."

"Sedikit lebih cepat hari ini," Jaehyun tersenyum kecil, mengangkat kantong plastik di tangannya. "Aku beli makanan di perjalanan."

Taeyong mengangguk pelan. "Terima kasih."

Hanya itu. Tidak dingin. Tidak juga hangat. Ada jeda yang terasa tapi tidak seberat biasanya.

Beberapa menit kemudian, mereka duduk di meja makan. Tidak banyak bicara, hanya suara alat makan dan sesekali suara hujan tipis dari luar jendela. Tapi dibanding malam-malam sebelumnya, setidaknya tidak ada yang buru-buru menyudahi makan.

Jaehyun sesekali mencuri pandang. Taeyong tampak tenang, tapi dari cara ia menyendok nasi dan mengunyah pelan, Jaehyun tahu pikirannya sedang tidak benar-benar ada di sini. Dan ia tidak ingin memaksanya.

Hingga akhirnya, saat Jaehyun meneguk air terakhirnya dan mulai membereskan meja, suara itu terdengar, pelan tapi cukup jelas untuk menghentikan gerakannya.

"Jaehyun."

Jaehyun menoleh. Taeyong masih duduk, kedua tangannya bertaut di atas paha.

"Aku... ingin bicara." Katanya pelan.

Dan saat itu juga, Jaehyun merasa jantungnya seperti terjun bebas tanpa aba-aba. Tidak ada hal baik yang dimulai dengan kalimat itu, tidak malam ini. Dadanya mendadak sesak, bahkan sebelum satu kata tambahan keluar dari mulut Taeyong.

"Oke," Jaehyun menjawab, tetap berusaha tenang. "Di ruang tengah, ya?"

Taeyong mengangguk pelan.

Keduanya berpindah ke ruang tengah. Lampu gantung menyala temaram, menciptakan siluet lembut di dinding. Aroma kayu manis dari diffuser yang terletak di pojok ruangan perlahan memenuhi udara, hangat tapi menyisakan kesan yang anehnya mengiris.

Jaehyun duduk lebih dulu di sofa. Tubuhnya disandarkan ke belakang, tapi kedua tangannya saling menggenggam erat di pangkuannya. Ia tidak menunjukkan kegelisahan tapi sorot matanya tidak bisa menyembunyikan sesuatu yang sudah berhari-hari ia tekan dalam diam.

Between The Lines (JAEYONG)Where stories live. Discover now