Taeyong sempat terlelap sebentar lagi sebelum akhirnya menggeliat pelan, mencoba bangun dari pelukan Jaehyun.

"Aku mau mandi dulu." Gumamnya sambil menekan lengannya ke kasur untuk bangkit.

Namun, sesaat setelah tubuhnya terangkat separuh dari ranjang, ia langsung meringis. Otot-otot di punggung bawahnya menegang dan nyeri yang tertahan sejak tadi mulai terasa menusuk.

"Sshh..."

Jaehyun yang memperhatikan dari tadi langsung tersentak, duduk dengan panik. "Sakit?"

Taeyong mencoba menyembunyikan rasa nyerinya dengan senyum kaku. "Tidak apa-apa... hanya sedikit pegal."

Namun Jaehyun tidak percaya begitu saja. Ia langsung memutar tubuh dan meraih pinggang Taeyong, menyentuhnya perlahan dengan penuh hati-hati.

"Maaf... aku seharusnya lebih pelan... aku—"

"Hyun." Suara Taeyong memotong dengan lembut. "Tidak apa-apa, sungguh. Aku baik-baik saja."

Tapi tetap saja, Jaehyun tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya. Matanya seperti sedang menahan rasa bersalah bahkan ketika Taeyong menarik napas panjang dan memaksakan senyum tenang.

Melihat itu, Taeyong akhirnya terkekeh pelan. "Kalau kau terus melihatku seperti orang sekarat, aku jadi makin merasa lemas."

Jaehyun akhirnya menghela napas panjang dan mengangguk tapi belum sepenuhnya menyerah. Lalu, tanpa berkata apa-apa, ia bangkit dari ranjang dan membungkuk sedikit. "Biar ku bantu."

Taeyong mengangkat alisnya. "Kau mau—"

"Ku gendong." Potong Jaehyun singkat.

Taeyong sempat membuka mulut hendak protes tapi tidak jadi. Jaehyun sudah menyelipkan satu tangan di bawah pahanya, satu lagi di belakang punggungnya dan dalam satu gerakan lembut tapi pasti, ia mengangkat tubuh Taeyong ke dalam pelukannya.

"Aku bisa jalan sendiri, tahu." Gumamnya.

Jaehyun tertawa pelan. "Aku tahu. Tapi izinkan aku merasa berguna, biar kuantar ke kamar mandi seperti pengantin baru sungguhan."

Taeyong mencubit pelan bahu Jaehyun, membuat pria itu mengerutkan wajah sedikit geli.

Mereka tiba di kamar mandi. Jaehyun menurunkan Taeyong perlahan di pinggir bathtub, memastikan posisi duduknya nyaman sebelum berdiri tegak.

"Kalau tidak terlalu lelah... mau mandi bersama?" Tawarnya, nada suaranya dibuat santai, tapi ada senyum kecil yang jelas mengandung maksud.

Taeyong hanya menoleh sekilas, lalu menyipitkan mata. "Tidak."

"Yakin?" Jaehyun bersandar di kusen pintu, masih belum beranjak.

Taeyong menggeleng, masih dengan senyum tipis di wajahnya. "Keluar. Sebelum aku berubah pikiran dan menyesal telah membiarkanmu menggendongku barusan."

Tawa Jaehyun pecah ringan. Ia mengangkat tangan menyerah lalu berjalan mundur perlahan. "Baiklah, baiklah. Tapi kalau kau butuh bantuan sabun... kau tahu harus memanggil siapa."

Between The Lines (JAEYONG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang