Melainkan kenyataan bahwa tepat ketika ia dan Mingyu melangkah masuk, Jaehyun pun menoleh.

Tatapan mereka bertemu.

Tidak lama. Hanya beberapa detik. Tapi cukup untuk membuat langkah Taeyong hampir terhenti.

Jaehyun tidak menunjukkan reaksi apapun. Ia hanya mengangguk singkat, sopan, lalu kembali memalingkan wajah ke arah koleganya seperti tidak terjadi apa-apa. Seolah kehadiran Mingyu di sisi Taeyong bukan apa-apa.

Taeyong menelan ludah pelan, lalu melangkah mengikuti Mingyu ke meja lain di sisi ruangan, cukup jauh tapi masih dalam jangkauan pandangan.

Meja di sudut kanan kafe menjadi tempat duduk mereka. Lebih tenang, lebih jauh dari keramaian dan tanpa sengaja lebih dekat ke arah Jaehyun bisa melihat dengan jelas jika ia mengangkat kepala dari meja rapatnya.

Taeyong mencoba menetralkan dirinya. Ia membuka map berisi laporan pasien yang tadi pagi dikirimkan bagian rekam medis, membiarkan pikirannya kembali ke jalur profesional. Di hadapannya, Mingyu menyodorkan tablet yang menampilkan diagram jantung pasien bocah berusia 8 tahun yang akan menjalani operasi koreksi dua minggu mendatang.

"Menurutmu, pendekatan hybrid bisa kita pertimbangkan?" Tanya Mingyu, sambil menunjukkan salah satu titik di anatomi digital pasien.

Taeyong mengangguk pelan. "Bisa. Kalau dari data ekokardiografi terakhir, struktur residu-nya cukup stabil. Tapi kita butuh opini tim bedah jantung juga. Nanti aku coba minta waktu untuk koordinasi lintas divisi minggu ini."

Mingyu menyunggingkan senyum kecil, matanya menatap Taeyong lebih lama dari seharusnya. "Aku senang bisa kerja bersamamu. Semua terasa jauh lebih sederhana."

Taeyong tidak menanggapi langsung. Ia hanya kembali menunduk, memeriksa data dan menyibukkan jarinya dengan mengurutkan halaman. Tapi tak bisa ia pungkiri, satu bagian dari dirinya mulai merasa tidak tenang. Bukan karena Mingyu, melainkan karena satu sosok yang kini duduk tak jauh dari mereka, meski tak mengeluarkan sepatah kata pun padanya sejak tatapan mereka bersinggungan di pintu masuk tadi. Sepanjang waktu, ia tidak menoleh ke arah Jaehyun lagi. Tapi sesekali saat ia bicara dengan Mingyu, ia bisa merasakan tatapan lain yang mengarah padanya.

Ia tahu.

Jaehyun melihat semuanya.

Untuk pertama kalinya, Taeyong merasa dirinya seperti orang yang sedang tertangkap basah, padahal tidak melakukan kesalahan apa pun.

Tapi... benarkah tidak?

Di meja panjangnya, Jaehyun terlihat sibuk. Tangan kanannya menggenggam pena, mencatat poin-poin dari diskusi dengan klien. Tapi di antara obrolan serius dan tumpukan dokumen di hadapannya, pikirannya tidak sepenuhnya berada di tempat itu.

Matanya bergerak ke arah samping, sekilas, nyaris tidak kentara, menangkap senyum kecil Taeyong saat Mingyu mengatakan sesuatu yang tampaknya menghibur. Menangkap jarak yang makin kecil di antara dua orang itu, walaupun masih dalam batas yang layak. Menangkap bagaimana Taeyong terlihat nyaman.

Jaehyun tidak menunjukkan perubahan ekspresi. Ia tetap tenang, tetap ramah pada koleganya, tetap mencatat seperti biasa. Tapi di bawah meja, jari-jarinya mencengkram pena terlalu erat hingga buku catatannya sempat bergetar saat disentuh.

Between The Lines (JAEYONG)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora