"Eomma." Jaehyun terkekeh kecil, lalu melirik ke arah Taeyong di sebelahnya. "Kami baru saja menikah. Apa Eomma tidak kasihan kalau kami belum bisa menikmati waktu berdua?"
Taeyong menoleh cepat ke Jaehyun, nyaris memukul lengannya karena nada menggoda Jaehyun terdengar begitu meyakinkan. Tapi ia hanya menelan reaksi itu dan memaksa senyum kecil yang mengimbangi peran yang tengah mereka mainkan.
Eomma Taeyong menutup mulutnya dengan tangan, terkikik pelan. "Aigoo... anak-anak ini...."
"Sudah waktunya mereka membangun rumah tangga sendiri." sahut Appa Jung sambil mengangguk pelan, memandang keduanya dengan sorot bangga. "Rumah kalian sudah siap, kan?"
"Sudah. Semua sudah dibereskan, Appa." Jawab Jaehyun tenang.
Setelah sesi pamitan kecil dan pelukan singkat dari kedua ibu, mereka pun berdiri di depan pintu utama mansion yang sejak kecil menjadi rumah Taeyong dan Jaehyun tumbuh bersama. Rumah itu kini terasa berbeda, tidak hanya karena momen besar yang baru saja terjadi kemarin, tapi juga karena rasa yang mengendap di dalam hati masing-masing mereka.
"Jaga dirimu baik-baik, Taeyong-ah." Ucap Appa Taeyong sambil menepuk pelan bahu putranya.
Taeyong tersenyum, matanya berkaca. "Aku akan, Appa."
Eomma Jung menarik Jaehyun dalam pelukan singkat, lalu meraih Taeyong juga dan menariknya dalam pelukan yang sama. "Kalian akan baik-baik saja. Rumah itu bukan hanya tempat tinggal, tapi awal dari sesuatu yang akan kalian bangun bersama."
Jaehyun dan Taeyong mengangguk bersamaan.
Beberapa menit kemudian, mobil mereka meluncur meninggalkan gerbang besar mansion Jung, membawa dua orang yang kini sah di atas kertas sebagai suami-istri, tetapi masih berdiri di ujung ketidakpastian.
Menuju rumah baru. Yang entah akan menjadi tempat tinggal, tempat nyaman untuk menyimpan kenangan atau justru tempat pertama dari kisah yang perlahan akan menyakitkan.
Sampai akhirnya mobil berhenti perlahan di depan rumah dua lantai bergaya modern minimalis dengan halaman kecil yang dirapikan sempurna. Pagar putih elegan terbuka otomatis saat mobil mereka memasuki area pekarangan. Taeyong mengamati rumah itu dari balik jendela dan meski sudah pernah melihatnya beberapa hari lalu, kali ini rasanya berbeda.
Rumah ini sudah terisi. Bukan hanya oleh barang-barang dan furniture tapi oleh kenyataan bahwa inilah tempat mereka akan tinggal bersama sebagai pasangan suami istri, walau hanya dalam perjanjian.
Jaehyun mematikan mesin, lalu menoleh ke arah Taeyong. "Ayo."
Begitu mereka melangkah masuk, aroma kayu dari lantai baru dan wewangian lavender samar dari diffuser menyambut kehadiran mereka. Langkah Taeyong melambat, memandangi ruang tamu yang kini dipenuhi sofa abu muda yang ia pilih sendiri, rak buku yang terisi separuh dengan koleksi miliknya, serta lukisan-lukisan lembut yang ia sukai terbingkai di dinding.
Semua terlihat... sesuai dengan keinginannya.
"Ini..." gumamnya pelan, menoleh ke Jaehyun yang berdiri di sebelahnya, "...sudah sepenuhnya diatur?"
Jaehyun mengangguk. "Satu hari setelah kita lihat rumah ini, aku langsung minta bantuan Yuta untuk mengoordinasikan semuanya. Lalu aku cek ulang sebelum pernikahan kemarin."
Taeyong menatapnya dalam diam. "Kau benar-benar mengatur semua ini?"
"Aku hanya mengikuti daftar yang kau kirimkan waktu itu. Sofa pilihanmu, warna tirai favoritmu, lampu gantung yang katanya mirip dengan cafe yang sering kita datangi waktu kuliah." Jawab Jaehyun ringan, seolah hal itu bukan sesuatu yang besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between The Lines (JAEYONG)
Fiksi PenggemarApa jadinya jika sahabatmu sejak kecil menjadi pasangan kontrak demi menyelamatkanmu dari perjodohan? Bagi Taeyong, ini hanya peran. Bagi Jaehyun, ini adalah kesempatan- sekaligus luka yang sudah lama ia simpan sendiri. Between the Lines membawa kit...
Chapter 8
Mulai dari awal
