Taeyong menghela napas pelan, lalu mengangguk. “Mereka percaya. Mungkin terlalu percaya…”

“Lalu? Bagaimana reaksi mereka waktu kau bilang kau… bersama Jaehyun?” Doyoung bertanya lagi.

Taeyong menunduk sesaat, mencoba merangkai semuanya dalam kepala sebelum menjawab.

“Mereka terkejut di awal. Tapi… Eomma akhirnya tersenyum. Katanya, mereka tidak masalah aku menyukai siapa pun. Yang penting aku bahagia. Dan mereka bilang…” Taeyong menatap kosong ke arah meja.
“…mereka senang itu Jaehyun. Karena sejak dulu, mereka percaya padanya.”

Ten dan Doyoung saling berpandangan, perlahan ekspresi mereka melunak sampai Taeyong kembali membuka mulut.

“Lalu semalam… kami makan malam dengan kedua orang tua Jaehyun.”

Ten langsung duduk tegak. “Apa?!”

“Cepat sekali.” Doyoung mengeluh pelan. “Jadi orang tua Jaehyun sudah tahu juga?”

Taeyong mengangguk, matanya tampak sayu. “Eomma Jaehyun ditelepon Eomma-ku. Lalu malamnya kami diundang makan bersama.”

“Lalu, mereka bagaimana?”

“Mereka… bahagia. Bahkan lebih antusias dari orang tuaku sendiri. Mereka bilang, sudah saatnya keluarga kami jadi satu keluarga sungguhan.”

Taeyong berhenti, napasnya sedikit berat. “Dan… mereka ingin kami menikah. Dalam waktu dekat.”

Hening.

Ten dan Doyoung tak berkata apa-apa. Keduanya terlihat syok, seperti tidak yakin apa yang baru saja mereka dengar.

“Aku ulangi ya.” Ten akhirnya bersuara. “Mereka ingin kau dan Jaehyun… menikah?”

Taeyong mengangguk sekali lagi. Kali ini lebih pelan dengan raut wajah penuh kebingungan dan lelah.

“Dan kau… kau jawab apa?” Doyoung bertanya hati-hati.

Taeyong terdiam cukup lama. Di benaknya, wajah Jaehyun kemarin muncul begitu jelas. Tatapan tak percayanya, bahunya yang menegang saat dirinya terlalu lancang membuka mulut dan mengatakan bahwa mereka pasti akan menikah.

“Aku…” Ia menarik napas pelan. “Aku sudah bicara pada Jaehyun. Setelah makan malam. Aku bilang, kalau semua ini memang harus sampai sejauh itu... kita bisa menikah.”

Ten terbelalak. “Kau… menyetujuinya?”

“Tidak sepenuhnya.” Jawab Taeyong cepat. “Aku tahu ini gila. Tapi aku tidak tega melihat wajah orang tuaku. Atau orang tua Jaehyun yang begitu bahagia. Jadi aku bilang pada Jaehyun, kita bisa jalani ini… sebagai pernikahan kontrak. Hanya untuk sementara.”

Ruangan kembali hening.

Doyoung menyandarkan punggung ke sofa, mengusap wajahnya. “Yong… ini sudah bukan pura-pura yang bisa kau kendalikan semaumu.”

“Bukan hanya kau yang menanggung ini sendirian, Jaehyun juga terlibat. Dan kita semua tahu, dia bukan orang yang bisa main-main soal pernikahan.” Tambah Ten, suaranya lebih lembut.

Between The Lines (JAEYONG)Where stories live. Discover now