632 - Salah Satu Kemampuan Senjata

18 5 22
                                    

Kubus es yang melingkupi keempat gadis itu bergerak dengan kecepatan tinggi menjauh. Selama itu tidak ada percakapan yang terjadi di antara mereka. Entah mengapa mereka tidak bergegas membebaskan diri dari kubus es tersebut.

“Berapa lama kita berada di dalam kubus es ini?” tanya Siyeon yang memulai percakapan. Hal itu membuat perhatian ketiganya beralih padanya, saat ini ia sedang enak-enakan memeluk SuA. Yoohyeon dan Dami merasa tidak perlu untuk menjawab seperti itu.

“Em... kurasa satu menit. Eum ... mungkin lebih.” SuA yang menanggapi ucapannya, ia hanya menerka-nerka mengenai waktu yang berlalu. “dan Siyeon, jaga jarak deh, sempit tahu.” Ia juga mendorong Siyeon yang sedang memeluknya.

“Ini sudah terlalu lama tahu, apa yang kita tunggu coba?” balas Siyeon setelah melepaskan pelukannya, meski ia tidak menjaga jarak. Ia berbicara dengan malas dan kehilangan kesabaran.

“Oke, waktunya kita keluar.” Dami yang memutuskan, mendapatkan apa yang dikatakan oleh Dami, Yoohyeon langsung bereaksi tanpa berkata-kata dan memberitahu semuanya.

Dengan mudah, Yoohyeon langsung mengambil tindakan, ia dengan cepat memusnahkan seluruh kubus es itu tanpa melukai mereka.

“Tunggu dulu, apa .... Woaahh!” Siyeon berseru keras, terkejut karena es yang mengelilingi mereka tiba-tiba lenyap.

Akibat apa yang Yoohyeon lakukan, mereka semua jatuh bebas dalam kondisi masih meluncur, lalu menabrak sebuah gedung yang mana menyebabkan gedung itu langsung hancur, hancur dengan mudahnya seolah  gedung tersebut terbuat dari bahan sterofoam yang sangat rapuh. Di sini sudah jelas bahwa daya lontar tubuh mereka masih tinggi sehingga benturan itu terjadi cukup keras sampai membuat terjadinya kerusakan tersebut.

Beberapa detik kemudian, mereka melompat ke daratan, lebih tepatnya mendarat di tengah jalan dengan mulus, kondisi mereka baik-baik saja, tidak ada yang terluka akibat benturan itu, yang ada hanya pakaian mereka yang kotor akibat debu dari gedung yang rusak. Maka dari itu, mereka langsung menepuk-nepuk pakaian masing-masing.

“Oke, itu pendaratan yang kotor. Aku tidak menyangka ada gedung yang kita tabrak.” Siyeon berkomentar pelan sebelum beberapa detik kemudian kepalanya terhantam bongkahan kecil dinding.

“Aw. SuA, kepala aku sakit.” Siyeon bersikap manja sambil memeluk SuA.

“Jangan berlebihan deh.” SuA menegur sambil mendorong wajah Siyeon menjauh darinya, hal tersebut membuat Siyeon tersenyum sambil melepaskan pelukannya. “Hal itu tak cukup untuk menyakitimu.”

“Menjijikkan,” gumam Yoohyeon, ia bergidik sambil melepaskan jaketnya meninggalkan baju dalam dengan model seperti miniset dan syal di leher, ia mengibas-ngibaskan jaket hitam itu seolah terdapat banyak kotoran yang menempel. Akibat gumamannya, kini SuA dan Siyeon beralih padanya,

“Salahmu sendiri langsung bertindak tanpa memberitahu kami terlebih dulu,” ujar Siyeon yang menegur Yoohyeon, sedangkan Yoohyeon sendiri tidak menanggapi, ia hanya fokus membersihkan jaketnya.

SuA fokus memperhatikan Yoohyeon, sekali lagi, gadis itu mengeluarkan kemampuan yang belum ditunjukkan selama ini. Hal ini sekali lagi membuat SuA berpikir kalau selama ini Yoohyeon tidak menunjukkan keseriusan dan tidak menunjukkan kekuatan sepenuhnya.

Bisa dikatakan, Yoohyeon hanya menggunakan kekuatan pedang katananya yang dapat menebas apa pun, hal kedua adalah Yoohyeon juga mengandalkan kecepatannya. Kedua hal ini yang selama ini Yoohyeon tunjukan dan gunakan untuk melawan musuh, sedangkan kekuatannya yang sebenarnya, itu belum ditunjukkan.

Bahkan identitasnya sebagai vampir baru terungkap akhir-akhir ini, hal itu pun karena kondisi mendesak, Yoohyeon tidak memiliki pilihan selain menunjukkan dirinya, meski itu tidak secara langsung dan tidak secara terbuka.

Nightmare - Escape the ERA 5th Stories (Dreamcatcher)Where stories live. Discover now