596 - Bangunan dengan Bentuk yang Aneh

50 7 21
                                    

Tanpa mengetahui bahwa yang lain jatuh pingsan, JiU membawa Gahyeon terbang. Niatnya ia ingin kembali pergi ke kota, akan tetapi ia yang sering salah jalan, kini kembali kambuh dengan hal itu, ia malah membawa Gahyeon ke arah yang berbeda dari kota. Arah yang dituju adalah lokasi di mana Siyeon dan SuA sebelumnya melawan monster humanoid.

Setelah berlari cukup jauh meninggalkan pesawat, JiU pun meminta Gahyeon untuk berhenti. “Gahyeon, berhenti, kakak lelah.”

“Oke, aku juga lelah. Kenapa juga kita harus berlari?” tanya Gahyeon heran, seolah mereka sedang melarikan diri.

“Tentu saja untuk menghindari mereka. Aku yakin Handong akan menumbuk kepala kita.” JiU langsung melontarkan alasannya kenapa ia menarik Gahyeon pergi. Ia sudah menebak akan diapakan karena bertindak seenaknya, akan tetapi entah kenapa ia masih saja melakukannya.

“Maksud aku, kakak bisa terbang, kenapa harus lari coba?” tanya Gahyeon memperjelas pertanyaan yang dirinya ajukan.

JiU pun langsung sadar akan hal tersebut. “Eh? Ahahaha, aku lupa.”

Gahyeon langsung memasang tatapan datar melihat reaksi yang seperti itu, kemudian ia pun berbalik badan menoleh ke arah belakang di mana seluruh pemandangan terhalangi oleh kabut, tidak ada hal yang bisa dilihat. “Apa ada yang mengejar?”

“Kurasa tidak. Kita aman.” JiU mengasumsikan.

“Eum, kenapa mereka tidak mengejar?” tanya Gahyeon heran, karena menurutnya, seharusnya ada seseorang atau dua orang yang melakukan pengejaran karena mereka pergi seenaknya tanpa izin.

“Itu tidak penting. Lebih baik ayo kita kembali ke kota!” seru JiU membuat Gahyeon kembali memutar badannya.

“Ini aneh.” Gahyeon menggaruk kepalanya, merasa ada yang janggal mengenai hal ini, sedangkan JiU sendiri tidak terlalu memikirkan apa pun.

“Ayo kita terbang.” JiU langsung meriah menggenggam tangan Gahyeon.

“Tidak ah, bagaimana kalau kita menabrak coba?”

“Tenang saja, kakak akan melakukan ini.” JiU pun mengeluarkan pisau-pisau yang menjadi senjata supportnya. Dua puluh pisau dengan dua mata pisau yang tajam. Seluruhnya melayang di sekitar mereka.

“Wah, kakak sudah bisa mengendalikan semuanya?” ucap Gahyeon sambil melompat-lompat kecil sambil bertepuk tangan tanpa suara.

“Hum, ini mudah.”

Tanpa mereka sadari, dari balik kabut ada sesuatu yang bergerak mengawasi, ada tangan semi transparan berwarna putih terulur ke arah mereka, sebelum tangan itu sempat menyentuh punggung Gahyeon, gadis itu sudah melangkah maju.

Dengan kekuatan pikirannya, ia membuat semua pisau membentuk putaran bor tepat di depan mereka, lalu bergerak maju, dengan begini, maka benda apa pun yang ada di depan mereka akan dilubangi oleh bor pisau-pisau tersebut sehingga mereka tidak akan menabrak. Ukuran putaran membentuk bor sendiri berdiameter empat meter sehingga ada celah yang cukup besar bagi keduanya untuk melintas.

JiU terbang membawa Gahyeon mengikuti arah bor itu bergerak. Karena melakukan perputaran cepat dan bergesekkan dengan udara, pisau-pisau itu menghasilkan suara, terutama saat mengebor dinding bangunan.

“Ini praktis, kita tidak akan menabrak apa pun.” Gahyeon bergumam sambil memandang ke arah bor yang berputar cukup cepat.

Selama beberapa menit lamanya mereka bergerak dengan bor terus menembus apa pun yang ada di depan, termasuk monster-monster berukuran besar, pisau-pisau itu bukan hanya melakukan pengeboran pada bangunan, melainkan juga pada monster yang kebetulan berada pada jalur perjalanan mereka.

Nightmare - Escape the ERA 5th Stories (Dreamcatcher)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora