588 - Mengalami Mimpi Masa Lalu

42 7 38
                                    

Handong sedang latihan di dalam ruangan pribadinya, ia menuju Sand bag berukuran besar warna hitam, kedua tangannya dilapisi sarung tinju, ia terus memukuli target itu sambil melakukan beberapa teknik. Meski tubuhnya sudah berkeringat banyak, ia masih melakukan latihan itu, pukulan-pukulannya terlihat begitu kuat, bukan hanya membuat Sand bag itu bergerak, akan tetapi setiap pukulan membuat Sand bag itu terayun akibat kuatnya pukulan.

Selama beberapa waktu lamanya, ruangan itu dipenuhi keheningan, hanya ada suara pukulan-pukulan yang dilepaskan terdengar, hingga tidak lama kemudian, seorang pria pun memasuki ruangan tersebut.

“Kau masih di sini, kukira kau sudah berangkat.”

Handong masih melanjutkan melepaskan beberapa pukulan, ia sama sekali tidak berniat mengatakan apa pun.

“Satu jam lagi kau akan memulai pertandingan, sebaiknya istirahatkan tubuhmu.” Pria itu kembali berbicara, mengingatkan mengenai Handong yang memiliki suatu acara.

“Aku hanya sedang pemanasan, tak perlu menegurku.” Handong menjawab dengan nada yang cenderung cuek, sudah jelas ia bertindak semaunya.

Pria itu pun bertolak pinggang, kemudian menggelengkan kepalanya. Ia lanjut berbicara padanya. “Pemanasan macam apa yang membuat seluruh tubuhmu mengeluarkan banyak keringat seperti itu?”

“Jangan menggangguku, siapkan saja semua yang kubutuhkan.” Handong secara tidak langsung mengusir orang itu.

“Selalu kasar seperti biasa.”

Handong tidak menanggapi, setelah ia ditinggalkan kembali dalam kondisi sendirian, ia menghentikan latihan, kemudian melepaskan sarung tinjunya. Latihan yang dilakukan memang sudah cukup lama, dan itu sudah membuat tenaganya terkuras.

Handong pun menghentikan latihannya, ia tidak terlihat kelelahan meski sudah mengeluarkan banyak keringat, sambil mengambil botol minuman berisi air jernih, ia mengelap keringat yang mengalir di wajah.

***

Singkat waktu, di tengah ring, di mana banyak penonton yang bersorak memberi semangat, Handong muncul melawan saingan beratnya, seseorang yang selalu menang dalam setiap pertandingan. Arena pertandingan yang saat ini sudah dipersiapkan tampak sudah dikelilingi para penonton.

Dengan kemunculan Handong, sorak penonton semakin riuh, seorang wasit memperkenalkan dirinya serta lawan tanding yang mana sudah dapat dikenali pasti oleh Handong sendiri.

“Inilah akhirnya, tidak kusangka kita bisa bertatap muka langsung di dalam ring.” Perempuan itu menyapa.

“Hentikan senyuman aneh itu, kau terlihat semakin jelek.” Handong langsung menyahut dengan balasan yang cuek dan sedikit mengejek.

“Kasar dan suka menghina, kukira kau sudah berubah.”

“Ya, pukulanku sudah lebih baik, dan aku akan menunjukkannya padamu.”

“Kita lihat saja.”

“Ya, kita lihat saja berapa banyak gigi yang akan kau keluarkan.” Handong tersenyum jahat dengan tatapan yang tajam.

Pertarungan  di tengah ring pun terjadi, apa ini tinju khusus bagi wanita? Tidak, ini pertarungan bebas dengan berbasis tinju yang mana mereka diperbolehkan menggunakan tendangan juga sebenarnya.

Keduanya sama-sama kuat, dan memberikan sekor serangan yang seimbang, selama beberapa menit berlalu, kedua gadis itu saling serang, saling pukul dan tendang dengan menggunakan teknik mereka, karena sama-sama terlatih, keduanya imbang. Hingga akhirnya, Handong berhasil menjatuhkan musuh, akan tetapi ia malah dikurangi poin, saat ia menoleh ke arah juri dan wasit untuk komplain, di sanalah ia yang teralihkan sesaat langsung mendapatkan serangan dari belakang. Serangan berupa pukulan ke tengkuk dan bagian tempurung, itu adalah serangan yang dilarang dan tidak diperbolehkan, sayang sekali wasit dan juri malah terlihat pura-pura tidak melihat sehingga pertandingan terus berlangsung.

Nightmare - Escape the ERA 5th Stories (Dreamcatcher)Where stories live. Discover now