614 - Membahas Gerbang Dark Dimension

27 5 10
                                    

SuA, Siyeon, Dami dan Yoohyeon keluar dari bangunan lab yang ternyata ada di bawah tanah, mereka harus naik tangga, menyusuri lorong, melewati beberapa ruangan sampai akhirnya menemukan pintu keluar. Lab itu adalah ruangan rahasia yang berada di dalam sebuah bangunan seperti sebuah pertokoan. Bangunan-bangunan di sini tampak utuh dan masih baru, hanya sedikit kotor akibat terabaikan.

“Akhirnya aku menghirup udara segar.” Siyeon bergumam dengan senyuman lega sambil merentangkan tangannya, ia menghirup udara banyak-banyak seolah senang merasakan kebebasan setelah terkurung bertahun-tahun.

“Sebenarnya, udara berkabut seperti ini tidak segar, apalagi sedikit bau kentut.” SuA mengoreksi.

Seketika senyum Siyeon lenyap. “Masih saja salah.”

“Lokasi mereka masih terlacak, ke arah sana.” Dami bergumam sambil menunjuk ke pusat kota, di mana layar hologram menunjukkan keberadaan Gahyeon dan JiU memang ada di sana. Sebagai catatan, di sini hanya mereka berdua yang muncul, sedangkan para manusia ternyata tidak terdeteksi, tidak ada titik warna apa pun yang menunjukkan keberadaan para manusia di sekitar kedua gadis itu, sedangkan untuk keberadaan para monster ditandai dengan titik merah.

Pada layar hologram yang divisualisasikan oleh drone milik Dami, kini ada empat titik biru berdekatan yang menandakan keberadaan mereka, dari jarak yang tidak jauh ada satu titik biru yang bergerak menjauh yang menandakan itu adalah Handong, lalu di sisi lain ada dua titik yang jelas adalah JiU dan Gahyeon, keduanya tidak pernah berjauhan sejak terakhir kali. Lalu ada titik lain yang jaraknya berlawanan dengan keberadaan JiU dan Gahyeon dan titik ini juga sedang bergerak.

“Ini satu lagi milik siapa?” tanya Siyeon sambil menunjuk satu titik yang sedang bergerak.

Dami memandang titik yang ditunjuk Siyeon, lalu mengasumsikan. “Kurasa itu keberadaan serigalamu. Apa yang sedang dia lakukan? Pergerakannya juga cukup cepat dan sedang menuju ke arah sini.”

“Ow. Baguslah, kurasa aku tidak perlu mencarinya lagi, dia datang sendiri padaku. Sepertinya hubungan batin kami sangat kuat.” Dengan penuh percaya diri, Siyeon mengasumsikan seperti itu.

Tanpa banyak bicara lagi, mereka memulai langkah menuju ke arah JiU dan Gahyeon berada.

“Kira-kira, ke mana perginya Handong? Dia mau apa?” tanya Siyeon, sedikit mengeluhkan karena Handong tidak mengatakan apa-apa saat ia pergi, tidak memberitahu mereka.

“Aku tidak tahu.” SuA angkat bahu.

“Bukankah dia berniat menghajar orang-orang yang mengurung kita?” balas Dami. Kemudian ia pun mengungkapkan berdasarkan pengamatannya. “Melihat tiga orang tadi yang muncul sudah lenyap, aku yakin si otak otot itu akan memancing semua orang datang mengepungnya, lalu menghajar mereka semua sekaligus.”

“Uw, Dami kita memang sangat cerdas, bisa tahu pola pikir Handong.” Siyeon memuji.

“Siapa pun dapat menduga pola pikir orang itu yang sederhana itu mudah.”

“Lebih tepatnya, kita sudah sangat memahami perilaku Handong.” SuA mengklarifikasikan yang mana hal ini adalah faktanya.

Selama beberapa detik lamanya, tidak ada yang berbicara lagi. Jalan yang mereka lalui masih berkabut sama seperti yang sudah-sudah, untungnya berkat drone yang menampilkan peta hologram model 3 dimensi, mereka seolah mendapatkan mata tambahan sehingga pergerakan mereka tidak terhalangi apa pun, semua rintangan dan benda yang ada di depan dapat dihindari dengan baik karena tervisualisasi dengan jelas.

“Huh, jujur saja, meski aku menikmati perjalanan ini, aku ingin segera mengakhirinya, aku ingin mengungkap semua yang telah terjadi.” SuA kembali berbicara, dari nada bicaranya, ia terdengar seperti sudah menunggu-nunggu akan hal ini, tidak sabar ingin menyudahi semuanya, akan tetapi ada sedikit rasa tidak rela karena hal tersebut juga mungkin akan menjadi akhir kebersamaan mereka dalam perjalanan ini.

Nightmare - Escape the ERA 5th Stories (Dreamcatcher)Where stories live. Discover now