593 - Ada yang Memantau Di Balik Kabut?

22 6 22
                                    

Handong melakukan senam pagi, pada awalnya ia hanya melakukan gerakan normal, seperti seseorang yang memang melakukan olahraga, ya seperti yang dirinya katakan sebelumnya saat berniat meninggalkan pesawat beberapa waktu yang lalu. Akan tetapi ... selang satu menit kemudian, Handong berubah gerakan dengan melakukan beberapa tendangan ringan yang langsung melontarkan bongkahan puing dengan tinggi tiga meter, terbang jauh ke depan tertelan kabut, terdengar suara benturan keras lalu lenyap begitu saja.

“Bahkan kabutnya tidak menyingkir.” Handong bergumam pelan saat memperhatikan hasil dari serangannya.

“Oke, kita lihat apakah ini akan bekerja atau tidak.” Handong kembali berbicara. Entah kenapa ia melakukan semua ini, benar-benar tidak memiliki pekerjaan dan buang-buang waktu.

Dikarenakan pesawat memang mendarat di tengah kota, ada banyak benda-benda yang berserakan di kota, di antara semuanya adalah mobil-mobil yang berserakan di jalanan. Handong mulai melemparkan mobil-mobil yang berserakan di daerah sana ke sembarang arah. Ia tidak dapat melihat kerusakan yang dihasilkan akibat kabut tebal benar-benar menutupi pandangan.

“Ini benar-benar tidak memuaskan, aku tidak bisa melihat dampak seranganku.” Handong berkomentar pelan saat menyaksikan hasil dari perbuatannya. Ia bertolak pinggang kemudian memandang ke sekitar, lalu menggaruk kepalanya.

“Ah, sudahlah, kurasa aku ...” Handong tidak melanjutkan ucapannya tatkala secara tidak sengaja ia melihat ada pasang mata dan siluet tubuh seseorang di balik kabut.

“Siapa di sana?” tanya Handong, ia pun melangkah menghampiri, akan tetapi sosok itu mundur lalu lenyap begitu saja.

“Ada seseorang di sini.” Handong bergumam pelan, ia yang penasaran dengan kemunculan sosok itu, ingin tahu siapa dan apa tujuannya, akan tetapi kabut yang tebal seperti ini jelas merugikan dirinya.

“Jangan menjadi pengecut, muncullah atau kupaksa muncul ke hadapanku!” seru Handong memerintahkan. Akan tetapi setelah menunggu selama beberapa detik, tidak ada jawaban dari sosok tersebut, bahkan Handong tidak melihat ada seseorang itu menunjukkan diri lagi.

Karena gertakannya tidak digubris sama sekali, Handong pun menghela napas malas.  “Terserahlah.”

Handong langsung melakukan serangan, ia melepaskan pukulan kuat yang mana serangannya menghasilkan tekanan udara, serangan besar itu menyingkirkan kabut yang menutupi pandangan. Setelah semua tersingkir, tidak terlihat ada apa-apa, tidak ada siapa pun di lokasi terakhir ada seseorang yang mengintai itu.

Sosok yang sempat dirinya lihat tidak muncul di mana pun. Rasanya tidak mungkin sosok itu melarikan diri, butuh kecepatan Siyeon atau Yoohyeon untuk bisa lenyap secepat itu dalam radius yang luas. tidak mungkin juga sosok itu terlempar akibat serangan Handong, gadis itu sengaja tidak melakukan serangan yang memberikan dampak besar, hanya bertujuan untuk menyingkirkan kabut saja.

“Seranganku tidak akan berguna.” Handong bergumam sambil melihat kepalan tangannya yang terangkat, ia jelas-jelas sangat tidak puas dengan hasil serangannya.

Pada saat itulah, lagi-lagi muncul siluet dari arah samping, kali ini tidak hanya satu, melainkan ada beberapa yang mana membuat Handong langsung mengentakkan kaki, melepaskan ledakan bertekanan angin yang cukup kuat untuk menyingkirkan kabut di sekitarnya dalam radius puluhan meter.

Sayangnya, sosok-sosok itu malah ikut lenyap bersamaan dengan kabut yang tersingkir sehingga serangan Handong tidak berguna sama sekali.

“Lagi-lagi seperti ini. Siapa mereka sebenarnya?”

Selama beberapa detik lamanya, Handong mencoba memikirkan, akan tetapi ia tidak memiliki ide yang lebih baik, ia pun langsung terpikir kalau untuk menemukan sesuatu yang tak terlihat, itu bukan tugasnya. “Kurasa aku membutuhkan radar.”

Nightmare - Escape the ERA 5th Stories (Dreamcatcher)Where stories live. Discover now