569 - Tiba-Tiba Menyerang tanpa Sebab?

24 9 5
                                    

Melihat monster berukuran setinggi sepuluh meter muncul berniat menyerang, Fenrir pun menggeram, berniat menanggapi monster itu, akan tetapi Handong langsung menahan. “Jangan ikut campur, ini adalah bagianku.”

“Handong, aku rasa tidak bagus melawan monster itu, kusarankan kita ....” Siyeon tak sempat menyelesaikan ucapannya tatkala ia melihat Handong sudah melompat meluncur ke arah monster berukuran besar itu. “Daaaan aku diabaikan lagi,” gumam Siyeon sambil mengerling tidak senang.

“Untung saja dia cantik dan aku menyukainya, kalau tidak, sudah kucincang sejak lama,” gumam Siyeon, memarahi perilaku Handong yang terus-menerus bersikap seenaknya.

Monster itu memiliki dua pasang tanduk seperti tanduk seekor kambing yang melingkar spiral ke bawah. Handong yang meluncur cepat langsung menyambut kedatangan monster itu dengan melepaskan pukulan pada tanduk putih monster itu.

Terjadi benturan yang membuat salju di sekitar beterbangan menjauh, akan tetapi monster yang Handong pukul tidak terlempar, melainkan hanya mundur beberapa langkah. Handong pun mendarat sambil memutar-mutar persendian tangannya.

“Lumayan juga, kukira dengan kekuatan pukulan seperti itu, kau akan terlempar.” Handong berkomentar, monster yang mengamuk itu mengembuskan asap putih dari lubang hidungnya, lalu mengangkat kaki depan yang memiliki cakar itu, menghantamkan ke arah Handong berniat menginjak gadis itu.

Akan tetapi yang terjadi adalah Handong mundur menghindar, membuat makhluk itu menggunakan kaki satunya lagi untuk menginjaknya, tiga kali serangan srupa terus Handong hindari sampai serangan keempat, ketika kaki makhluk itu menginjak salju, Handong yang baru saja menghindar langsung melepaskan tendangan pada persendian kaki depan makhluk itu cukup kuat.

Raungan terdengar keras.

“Ow, pasti kau kesakitan.” Handong bergumam pelan, saat ia berniat melanjutkan serangan, tiba-tiba makhluk itu menundukkan kepala lalu melompat begitu cepat menubrukkan tanduknya pada Handong. Alhasil Handong yang terkena tubrukan telak langsung terlempar jauh menuju ke arah Siyeon berada.

“Sial.”

Di sisi lain, Siyeon yang sebenarnya menyadari kedatangan Handong, ia memiliki niat yang terlalu baik, yaitu menangkap tubuh gadis itu. Sayangnya, yang terjadi adalah ia ditabrak tubuh Handong dalam kecepatan tinggi, keduanya langsung terempas dari sana meninggalkan Fenrir yang hanya menoleh melihat Siyeon yang tiba-tiba lenyap dari tempatnya menonton.

Setelah lebih dari lima puluh meter terlempar, akhirnya keduanya mendarat di salju, tubuh mereka bukannya berhenti, akan tetapi mereka malah berguling-guling. “Tidak! Jangan lagi!” seru Siyeon, tubuh keduanya terus berguling-guling lalu menuruni bukit salju yang membuat tubuh keduanya berguling semakin cepat. Siyeon langsung menjerit keras, sedangkan Handong kesulitan untuk membungkam mulut gadis itu.

Setelah beberapa detik menuruni bukit salju, mereka pada akhirnya berhenti.

Handong pun berdiri. “Ow, keparat monster sialan itu, akan kubalas.”

Handong pun langsung meluncur kembali ke atas bukit sana, dan ya, karena ia masih pusing akibat berguling-guling, ia oleng dengan berakhir meluncur entah ke mana. Sedangkan Siyeon masih terkapar lemas.

“Tiga kali, aku berputar-putar, tiga kali!” Siyeon menggerutu sambil memukul salju, ia meneriakkan dua kata terakhir. Ya, itulah yang terjadi, Siyeon sudah beberapa kali dibuat berguling dan berputar-putar, yang pertama adalah saat berada di dalam kendaraan penjelajah, berikutnya adalah di dalam kapsul evakuasi, dan kali ini ia dan Handong dibuat berputar-putar berguling menuruni bukit yang curam.

Ia berusaha bangkit, tapi malah terhuyung lalu jatuh lagi. “Ukh, kepalaku pusing.”

Saat sedang merasakan pusing itulah, secara tiba-tiba Siyeon kembali merasakan sakit kepala, rasa sakit yang menyerang begitu kuatnya.

Nightmare - Escape the ERA 5th Stories (Dreamcatcher)Where stories live. Discover now