Bab 37

235 26 3
                                    

Happy Reading
.
.
.

Saat mendapatkan kabar dari Diva tentang perubahan jadwal pemotretannya, Keisha sama sekali tidak masalah. Malah, Keisha merasa senang saat tahu jadwal pemotretannya diganti menjadi hari Kamis dan Jumat, karena di hari Jumatnya, pemotretan hanya dilakukan empat jam. Dari jam satu siang, sampai jam empat sore.

Namun, ketika hari Jumat itu datang, dan saat pemotretan akan dilakukan, Keisha malah tertegun, lalu meneguk ludah kasar. Ternyata, keputusan ini adalah masalah besar, dan tiba-tiba saja Keisha ingin protes tentang jadwalnya yang ditukar.

Bukan hari pemotretan yang menjadi masalahnya, tapi tentang siapa yang menjadi fotografernya. Dan, di hari Jumat ini, yang menjadi fotografernya ternyata Albian.

Hampir satu bulan ini Keisha tidak pernah bertemu atau berkomunikasi lewat apapun dengan Albian, dan selama itu juga Keisha menjauhi segala sesuatu yang berhubungan dengan Albian, dan rasanya Keisha merasa kalau dia sudah mulai bisa tidak memikirkan Albian, ataupun merasa kangen dan ingin stalking akun sosial medianya. Jadi, jangan sampai karena hal ini, proses move on nya gagal.

Tekad Keisha untuk melupakan Albian emang sangat kuat, tapi ‘kan proses melupakan tidak bisa secepat membalikkan telapak tangan. Dulu saat tidak pernah bertemu saja Keisha kesusahan melupakan, lalu bagaimana dengan sekarang, yang setia hari Jumat dia harus bertemu dengan Albian.

Keisha benar-benar gak bisa berkata-kata. Ia hanya bisa menghela napas pasrah, dan berusaha bekerja secara profesional.

Namun, sepanjang pemotretan itu dilakukan, yang Keisha lakukan adalah bersikap seperti orang tidak kenal terhadap Albian. Gadis itu terus menjaga jarak, dan berusaha untuk menghindari komunikasi dalam bentuk apapun.

Saat proses pemotretan, Keisha hanya diam dan menurut saja setiap pose yang diarahkan oleh Albian. Saat Albian mencoba bercanda Keisha hanya tersenyum tipis dan mengangguk se-kenanya, dan saat ada istirahat sebentar, gadis itu segera menghindar dari jangkauan Albian.

Dan, sikap Keisha yang seperti itu berhasil memancing kecurigaan Rifki yang kebetulan sedang ada di sana. Ditambah, di akhir pemotretan, Sarah tiba-tiba datang ke studio, menyapa Keisha dan Rifki sebentar, sebelum cewek itu menghampiri Albian, dan kedatangan Sarah yang seperti itu, semakin menambah kecurigaan Rifki.

Makanya, selesai dengan pemotretan, Rifki mengajak Keisha untuk makan glato di kedai dekat studio, cowok itu menelaktir, jadi Keisha mengiyakan tanpa berpikir.

"Ini gue yang ketinggalan berita atau gimana? Ko kayanya ada yang aneh," kata Rifki setelah beberapa menit yang keluar hanya ucapan basa-basi seraya menikmati glato.

"Aneh gimana?" Keisha tampak asik menikmati glatonya.

"Lo sama bang Albi."

Deg.

Keisha langsung tersedak.

"Dan si Sarah, dia bukan pemeran baru kan, Kei?"

Keisha menatap Rifki. "Jangan bilang lo nelaktir gue ke sini cuma mau nanyain itu?"

"Ya, emangnya apalagi?"

"Seriously, Ki? Lo lagi gak ada kerjaan atau gimana?"

"Bukan itu poinnya. Lo sahabat gue, dan gue tahu banget gimana sikap lo kalau ada bang Albi. Tapi tadi, gue perhatikan lo kaya lagi berusaha menghindar dari dia. Bersikap kaya orang asing, seolah-olah lo gak kenal sama bang Albi. What happen, Kei? Apa ada yang nggak gue tahu?"

From Work To LoveWhere stories live. Discover now