Bab 9

575 33 2
                                    

Happy Reading
Jangan lupa untuk tinggalkan vote dan komentar-nya, ya🥰


Menyenangkan. Itu adalah kata yang menggambarkan bagaimana keluarga Brian saat ini, menurut Keisha.

Segala macam dugaan buruk tentang keluarga Brian yang sempat mengganggu pikirannya, lenyap begitu saja setelah Nazma-Mama Brian merangkul bahu Keisha hangat, memperkenalkannya kepada anggota keluarga lain dengan semangat, dan mengajak Keisha berbincang banyak hal, seperti menanyakan bagaimana kisah cinta Keisha dan Brian dimulai, siapa yang jatuh cinta duluan, dan kapan mereka berdua jadian, yang untungnya Keisha sudah menghafal skenario yang Brian berikan, sehingga Keisha bisa menjawabnya dengan begitu lancar dan penuh percaya diri. Lalu, dilanjut dengan perbincangan menyenangkan lainnya, yang dalam sekejap mampu membuat Keisha merasa nyaman. Merasa diterima di tengah-tengah keluarga besar Brian.

Namun, di antara rasa bahagia tersebut, ada rasa bersalah yang menyelinap dalam hati saat Keisha melihat pancaran bahagia di mata Nazma begitu memperkenalkan Keisha sebagai pacarnya Brian. Bahkan, ketika sekarang hendak makan malam, Nazma tidak henti-hentinya memberi perhatian kepada Keisha, menanyakan makanan apa yang Keisha suka, dan dengan sigap memberikannya kepada Keisha. Lalu, ketika Brian menegur, dengan mengatakan kalau Brian saja yang akan membantu Keisha, pancaran kebahagiaan Nazma semakin terasa nyata.

"Ya ampun, Bri. Mama senang banget kamu bisa perhatian sama Keisha, dan tahu bagaimana cara memperlakukan perempuan."

"Ma, Keisha 'kan pacar, aku. Ya wajar dong kalau aku perhatian. Udah, Mama fokus aja sama makanan Mama."

"Yaudah, itu tolong kamu ambilkan Keisha sayurannya, jangan makan daging doang. Tanyakan juga Keisha sukanya sayuran apa."

"Iya Ma, udah Mama fokus aja sama piring Mama." Brian tampak gemas dengan sikap Nazma yang begitu berlebihan.

"Tante, segitu senangnya ya tahu Ka Brian punya pacar," ucap Dira salah-satu sepupu Brian yang Keisha baru tahu ternyata satu kampus dengan dirinya. Dira dari kelas reguler, mahasiswi psikologi semester akhir yang saat ini tengah disibukkan oleh skripsinya.

"Wah Kei. Lo beruntung banget punya mertua kaya tante Nazma." Cewek itu menoleh ke arah Keisha dengan senyuman lebar.

"Kalau aku bawa cewek juga ke rumah, Mama bakalan gini juga nggak sama cewek aku?" celetuk Arjun, adiknya Brian yang masih duduk di bangku SMA.

"Loh, iya dong sayang. Kan sama-sama pacar anak Mama. Tapi, emang kamu punya pacar, Jun?" Pertanyaan Nazma berhasil membuat para sepupunya tertawa.

"Pacar gak ada, terjebak friendzone yang ada," celetuk Haikal sepupunya yang seumuran dengan Arjun.

"Diam lo, Kal." Arjun melempar potongan wortel ke arah Haikal.

"Loh, emang benar 'kan? Makanya, kalau mau punya pacar, lo gerak dong Jun. Jangan diam aja, dan terjebak friendzone."

"Ucap seorang cowok yang cintanya bertepuk sebelah tangan," kata Dira menyindir adiknya, yang kembali membuat para sepupunya tertawa.

"Loh, cintanya Ka Haikal bertepuk sebelah tangan? Sama siapa sih, Ka? Sama ka Jihan, ya?"

"Nah, iya. Itu Lu, nama ceweknya. Gue sering banget dengar ni anak, sebut nama Jihan." Arjun balas dendam terhadap Haikal.

"Heh, mana ada? Nggak ya, gue gak bertepuk sebelah tangan." Haikal menyangkal.

"Terus, kalau gak bertepuk sebelah tangan apa namanya? Friendzone juga sama kaya Arjun? Lo bilang dia teman sekelas lo, kan?" Dira cekikikan.

"Ka Dira jangan mulai, deh."

From Work To LoveWhere stories live. Discover now