Bab 28

378 25 2
                                    

Happy Reading


“Kamu suka senja, Kei?”

Eh?

Keisha mendongak, menatap kaget Albian; yang pertama untuk pertanyaannya yang tiba-tiba setelah dari tadi cowok itu diam cukup lama, dan kedua untuk gaya bahasanya yang tiba-tiba pake aku-kamu.

Kenapa tiba-tiba Ka Albi ngomong pake aku-kamu?

“Kei?” Albian melambaikan tangan ke depan wajah Keisha.

“Eh, i-iya, Ka?”

“Ko malah bengong?”

Keisha menggaruk pelipisnya, mendadak jadi salah tingkah.

“Barusan Ka Albi ngomong sama aku pake kata ‘kamu'?”

“Eh, iya. Maaf, aneh ya ke-dengarannya?”

“Ng-nggak, ko Ka. Nggak aneh.”

Justru aku senang banget dengarnya, Ka.

Kenapa di saat Ka Albi yang ngomong pake aku-kamu sensasinya terasa berbeda ya? Padahal ‘kan nggak ada yang aneh dengan kata itu.

Di kampung halamannya, Keisha malah sering banget dengar banyak orang yang ngomong pake aku-kamu kepada dirinya, dan semuanya terasa wajar dan biasa saja.

Tapi ...

Ini ‘kan di Jakarta, dan teman-temannya yang dari Jakarta selalu ngomong, kalau kata aku-kamu itu hanya digunakan untuk seseorang yang sedang PDKT.
Bahkan dulu awal Keisha ke Jakarta, dan saat dia ngomong pake aku-kamu ke cowok, pasti selalu di salah pahami, dan disangka lagi PDKT. Cuma Albian yang tidak pernah menganggap Keisha lagi PDKT di saat cewek itu ngomong pake aku-kamu, makanya Keisha tidak pernah mengubah panggilannya sampai sekarang.

Tapi, saat Albi yang selama ini selalu ngomong pake lo-gue, lalu tiba-tiba sekarang pake aku-kamu, Keisha tidak bisa untuk tidak merasa senang, dan bahkan ke-pedean, dengan punya pikiran, ‘apakah saat ini Ka Albian sedang PDKT sama gue?’

“Jadi Keisha, apakah kamu suka senja?” Albi mengulang pertanyaannya.

Keisha tersenyum lebar, mengangguk pelan, sebelum menjawab, “Suka.”

“Kenapa?”

“Emang harus punya alasan, ka?”

“Nggak harus, sih. Tapi kalau kamu punya, aku ingin mendengar alasannya.”

“Emm ... “ Keisha tampak berpikir, “Gak punya alasan khusus sih, Ka. Aku suka senja karena indah aja, dan dari pemandangan indah yang senja berikan, itu selalu berhasil membuat aku senang sekaligus merasa tenang.” Jawaban Keisha membuat Albi tersenyum tipis.

“Kamu benar. Dari pemandangan indah yang diberikan, selalu berhasil membuat perasaan merasakan senang sekaligus tenang, dan di dunia ini ada begitu banyak pemandangan indah yang bisa kita lihat." Albi terdiam sejenak, memandang Keisha lekat, lalu berkata, "Salah-satunya mata kamu.”

“Eh? ” Keisha yang tengah menatap danau di depan, refleks menoleh ke arah Albian untuk memastikan pendengarannya barusan, “Mata apa, Ka?”

“Nggak, lupakan.” Albi memalingkan wajahnya dengan cepat. “Sebentar lagi senja yang kita tunggu akan datang,” katanya, lalu kembali fokus kepada lukisan yang tengah dibuatnya.

Iya lukisan.

Keisha baru tahu, selain foto dan memfoto Albian juga ternyata suka lukisan dan melukis.

Dan kini, Albian sedang melukis, di sebuah taman, duduk berdua dengan Keisha, menghadap hamparan danau.

Tadi, selesai Keisha kuliah, Albi  tiba-tiba menjemputnya ke kampus, membuat Keisha terkejut apalagi setelah cowok itu bilang ingin mengajak Keisha ke suatu tempat. Katanya tempat favorit Albi, sebuah tempat yang sering dikunjungi cowok itu ketika sedang lelah, dan mencari ketenangan.

From Work To LoveWhere stories live. Discover now