Bab 16

414 27 0
                                    

Happy Reading

Hari ini, Keisha uring-uringan di kosan sendirian. Keisha nggak ngerti, sama Brian yang sama sekali belum ada menghubunginya setelah pertemuan malam minggu di depan kedai kopinya, juga nggak ngerti sama dirinya sendiri yang terus-terusan kepikiran terhadap sikap Brian yang seperti itu.

Sikap Brian yang seperti itu membuat Keisha jadi merasa bersalah, membuat Keisha berpikir kalau cowok itu marah kepadanya. Tapi, Keisha tidak tahu Brian marah karena apa. Apa mungkin karena melihat dirinya bareng Rifki, atau mungkin karena Rifki bilang kalau Keisha ceweknya, sedangkan Brian tahunya Keisha tidak punya pacar.

Apa Brian menganggap Keisha sebagai pembohong?

Gadis itu mengacak rambutnya frustrasi. Berbagai macam pertanyaan dan dugaan memenuhi isi kepalanya saat ini.

Kalau Brian emang marah dan mau membatalkan kontrak kerjanya, seharusnya dia bilang. Jangan membuat dirinya tak tenang karena berbagai pertanyaan yang membingungkan.

Menyugar rambutnya yang berantakan, Keisha menghela napas panjang, dan melirik ponselnya yang menampilkan ada pesan masuk datang.

Rifki:
Kei, Mbak Diva udah ada chat belum? Jadwal pemotretan lo katanya setiap hari Selasa-Rabu, ya?

Membaca pesan masuk dari Rifki, membuat rasa bersalah Keisha semakin menjadi.

Apa gapapa gue ngambil kerjaan ini, di saat gue sudah kerja dengan Brian?

Gadis berdecak kesal.

“Kenapa gue harus merasa bersalah sama Brian, sih? Orang kerjaan dari Brian juga gak jelas tugasnya apa. Jadi gapapa dong, gue ambil kerjaan ini untuk ngisi waktu luang.” Gadis itu menggerutu sendiri, lalu membalas pesan Rifki dengan cepat.

Keisha:
Iya hari Selasa-Rabu, dan besok gue udah mulai kerja. Malam Mbak Diva ada chat gue.

Diva adalah kakak sepupu Rifki, dan juga bos Keisha sekarang. Setelah pertemuannya dengan Keisha Selasa kemarin, dan melihat secara langsung bagaimana postur tubuh Keisha, Diva langsung menyukainya. Tanpa banyak tes atau pertanyaan, Diva langsung menyetujui Keisha sebagai model pengganti di perusahaan fashion nya. Diva juga memberitahu Keisha lebih jelas lagi perihal pekerjaannya, dan di hari apa saja Keisha bekerja. Mendapat perlakuan ramah dan menyenangkan dari Diva membuat Keisha langsung menyukai pekerjaan barunya, dan sedikit melupakan rasa bersalahnya terhadap Brian.

Tapi, ketika menyadari satu minggu telah berlalu, dan Brian tidak menghubungi Keisha seperti biasanya, mendadak perasaan bersalah kembali muncul ke permukaan. Pesan dari Keisha juga cowok itu abaikan, bahkan nggak dilirik sama sekali. Membuat Keisha benar-benar kesal. Sudah satu bulan lebih Keisha bekerja sebagai pacar pura-pura Brian, dan ini pertama kalinya Keisha panik saat Brian gak ada menghubunginya.

“BODOAMAT!” cewek itu berteriak kesal, “Gue gak peduli, dan gamau lagi memikirkan. Kalau dia mau membatalkan kontrak kerjanya, ya silakan.” Keisha melempar ponselnya ke atas kasur, beranjak hendak pergi ke dapur, tapi seketika urung, saat ada suara panggilan masuk dari ponselnya.

Eh.

Gadis itu seketika tertegun, saat melihat nama siapa yang muncul di layar ponselnya.

Brian?

Bukannya menjawab panggilan, Keisha malah bengong, menatap tak percaya siapa yang menelepon. Belum ada satu menit Keisha marah-marah karena Brian yang sama sekali tidak ada menghubunginya, dan sekarang ...

Ini seriusan, Brian?

Dia nggak marah sama gue?

Gadis itu terus bertanya-tanya, sampai membuat suara panggilannya mati. Namun, tidak lama kemudian sebuah pesan masuk datang, yang disusul dengan panggilan ke dua.

From Work To LoveWhere stories live. Discover now