Bab 30

314 27 5
                                    

Happy Reading
.

Di antara kesibukan para pegawai, di antara keramaian pengunjung, suara tawa dan obrolan kecil yang sesekali terdengar, alunan musik indie yang mengalun pelan, pengunjung yang datang dan pergi berlalu lalang, ada Keisha yang tengah melamun sendirian, di kursi ruangan indoor kafe, dengan tubuh yang menyandar, dan tatapan lurus ke depan, ntah sedang memandang gedung kampusnya yang ada di seberang jalan, atau tengah memandang jalanan yang dipenuhi kendaraan, yang jelas pikirannya tengah jauh berkeliaran kepada beberapa momen yang membuat Keisha menghela napas panjang.

Kepada hari pertama Keisha kuliah dengan pakaian hitam-putih khas mahasiswa baru yang sedang ospek.
Kepada pertemuan pertamanya dengan Sarah di depan lobi kampus yang saat itu sama-sama tengah mencari aula di hari kedua ospek universitas. Kepada nasehat-nasehat yang selalu Sarah berikan kepada Keisha yang saat itu baru mengenal ibu kota.

“Di sini lo gak boleh begini ... Nanti lo bakalan ini ... Nanti orang lain bakalan ngira lo ... "

Kalimat pembuka Sarah saat memberi informasi atau saat menasihati Keisha, terus berputar dalam ingatan.

Lalu, pikiran beralih kepada pertemuan pertamanya dengan Albian, di depan kampus yang tengah Keisha pandangi sekarang.

Berganti kepada hari di mana Keisha mengakui perasaan yang ia rasakan kepada teman-temannya. Berganti kepada hari di mana pertama kalinya Keisha menyebut nama Albian dan menunjukkan fotonya ke pada teman-temannya.

“Serius dia, Kei?” Sarah bertanya setelah cewek itu melihat foto yang ditunjukkan oleh Keisha.

Dengan senyuman lebar, dan mata berbinar, Keisha mengangguk semangat.

“Oke, kalau lo emang suka sama dia, gas sampai dapat, Kei. Gue dukung dan akan bantuin lo.”

Keisha sangat ingat ucapan Sarah waktu itu.

“Aduh, kalau harus mikir sampai dapat mah kayanya kejauhan nggak sih? Emangnya gue ini siapa bisa ngedapetin ka Albi. Bagi gue, bisa melihat ka Albi setiap hari di kampus aja udah senang banget, Sar.”

“Alah, lo gak usah pesimis kaya gitu. Tenang, gue bakalan bantuin lo comblangi sama ka Albi.” Begitu kata Sarah, juga disetujui oleh Lita.

Semenjak suka sama Albian, hampir setiap hari Keisha selalu mencari tahu tentang banyak hal yang berhubungan dengan cowok itu, dan setelah mendapatkan semua username sosial media nya, tidak pernah sehari pun Keisha melewatkan stalking akun Albian, yang kadang selalu berhasil membuat gadis itu menjerit kesenangan, senyum-senyum gak jelas, atau murung seharian setelah menemukan hal yang menyakitkan di instastory Albian, sampai membuat teman-temannya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Keisha, termasuk Gita.

Dan, setiap kali gadis itu mendapatkan informasi baru tentang Albian, tidak pernah sekali pun ia melewatkan laporan kepada teman-temannya, dengan ekspresi wajah tergantung laporan yang ia bawa.

“Guys, ternyata Ka Albian itu kerja freelance fotografer. Gue udah lihat semua hasil fotonya di instagram, gila keren-keren bangat,” kata Keisha dengan senyuman lebar.

Beberapa hari kemudian.

“Guys, ka Albian tuh punya pacar nggak sih?”

From Work To LoveWhere stories live. Discover now