Bab 20

480 25 0
                                    

Happy Reading


Gita: Kei, hari ini gue pulang kerja lebih awal. Kita jalan, yuk. Gue mau nonton, sekalian belanja bulanan, gimana?

Keisha barus selesai mandi ketika membaca pesan masuk dari Gita. Gadis itu tersenyum lebar, lalu membalas pesan temannya dengan antusias.

Keisha: Wah, asyik. Akhirnya kita bisa healing berdua lagi.
Keisha: Ayo banget gue mah. Lo pulangnya jam berapa?

Gita: Sebentar lagi jam 15.20, gue pulang.
Gita: Kita ketemu di kafe biasa, gimana?

Keisha melirik jam, menunjukkan pukul 14.40.

Keisha: Oke, kita ketemu di sana.

Lalu setelahnya, dengan cepat Keisha memilih baju di lemari, melakukan persiapan singkat seperti biasa, dan saat jam di ponselnya menunjukkan pukul 15.00, Keisha sudah siap dengan semuanya. Celana jeans panjang, sweter oversize berwarna abu, rambut bergelombang yang tergerai, membuat Keisha tersenyum lebar.

"Gak jadi pergi bareng Brian, bareng Gita pun jadi."

Gadis itu mengambil tas, dan ponsel yang ada di atas nakas, lalu keluar kamar dengan bersenandung pelan.

🍒🍒🍒🍒

Kalau Keisha ingat-ingat, sepertinya terakhir kali Keisha datang ke kafe ini bareng Gita adalah dua bulan yang lalu, saat dirinya menangis, dan mengeluh kepada Gita karena keadaannya yang sudah terdesak, dan susahnya ia mendapat kerjaan. Sebuah keluhan yang ternyata tanpa sengaja didengar juga oleh seniornya di kampus, yang sekarang malah menjadi partner kerjanya, Brian.

Keisha menatap ke arah meja dan kursi paling kiri, dekat dinding dan menghadap ke arah jendela. Dua bulan yang lalu, Keisha masih ingat, ia dan Gita duduk di sana. Karena keadaan kafe malam itu lagi sepi, hanya ada beberapa pengunjung yang memilih duduk di sebelah kanan, tempat di mana ada pertunjukan dari penyanyi indie yang selalu menemani pengunjung kafe setiap malam. Jadi Keisha merasa bebas saat menceritakan semua yang ia rasakan kepada Gita di tempat seperti ini. Namun ternyata, tanpa Keisha sadari Brian mendengar semua obrolannya saat cowok itu tengah menjawab telepon dan menjauh dari keramaian.

Mengingat hal itu, tanpa sadar, gadis itu terkekeh kecil. Kenapa hidup ini sangat lucu? Dan benar-benar penuh dengan kejutan.

Dua bulan yang lalu, dan ketidaksengajaan menghasilkan sebuah kejutan yang sama sekali tidak pernah Keisha pikirkan. Membuat ia punya kesempatan untuk mengenal seorang Brian lebih dalam.

Brian yang dulu ia hanya tahu dari omongan banyak orang tentang betapa hebatnya cowok itu, kini ia malah menjadi partner kerjanya, dan bisa menyaksikan secara langsung tentang bagaimana kehebatan seorang Brian seperti yang orang lain bicarakan.

Dan sejauh ini. Harus Keisha akui, cewek itu belum menemukan setitik celah kejelekan yang ada di dalam hidup Brian. Selama dua bulan ini, yang Keisha lihat, kurang lebih sama seperti yang orang katakan di luar sana. Brian yang pintar. Brian yang ambisius. Brian anak orang kaya dan punya keluarga cemara. Juga jangan lupakan, Brian yang tampan-yang baru belakangan ini Keisha menyadarinya. Mengingat tentang semua kesempurnaan yang terdapat pada partner kerjanya itu, membuat Keisha harus ekstra waspada, agar cewek itu tidak jatuh cinta. Keisha harus benar-benar sadar diri tentang bagaimana hubungannya dan Brian saat ini. Mereka berdua hanya partner kerja, harus profesional, dan tidak boleh bawa-bawa perasaan.

Menarik napas, lalu menghembuskannya, gadis itu melanjutkan langkah menuju kursi favoritnya di sebelah kiri.

Namun, tinggal beberapa langkah lagi Keisha sampai, sebuah suara dan tepukan dari belakang membuatnya berhenti dan menoleh.

From Work To LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang