Bab 21

444 28 0
                                    

Happy Reading

Keisha tidak tahu, apa yang membuat dirinya begitu menyukai seorang Albian. Albian baik, tapi ada begitu banyak orang yang sama baiknya yang sudah Keisha temui. Albian pintar, ada begitu banyak orang pintar juga yang Keisha kenal. Albian ganteng, tapi banyak cowok yang jauh lebih ganteng dari seorang Albian. Jadi, tidak ada yang istimewa dari seorang Albian jika dilihat dari semua itu.

Namun, yang jadi pembedanya adalah, dan tidak juga Keisha mengerti di mata Keisha ada sesuatu yang spesial di dalam diri Albian. Sesuatu yang selalu berhasil menggetarkan hati Keisha saat sedang berada di dekat cowok itu.
Albian yang selalu berhasil membuat Keisha gugup, dan salah tingkah.

Keisha masih ingat, kapan dan bagaimana pertemuan pertama mereka dimulai. Saat itu, di hari terakhir kegiatan ospek di kampus, Keisha kesiangan. Jarak dari kosan pertamanya dulu, dengan kampus emang sangat dekat. Jadi, Keisha tidak perlu menggunakan kendaraan umum atau naik gojek untuk bisa sampai ke kampus. Dengan waktu yang sangat terbatas, Keisha berlarian dari kosannya menuju kampus tanpa memedulikan sekitar, yang ia pedulikan saat itu hanyalah, Keisha bisa sampai tepat waktu dan tidak kena hukuman.

Namun, saat ia sudah sampai di dekat gerbang kampus, sesuatu terjadi kepada gadis itu. Keisha keseleo, yang membuat ia oleng ke arah jalan dan bertepatan saat itu ada sebuah motor melaju kencang. Keisha keserempet motor, membuat ia terpelanting sampai terjatuh. Pergelangan kakinya yang keseleo, lutut dan tangan kiri yang berdarah, membuat gadis itu meringis pelan. Si pengendara motor, bukannya turun, dan minta maaf, cowok itu malah memaki Keisha dengan mengatakan itu salah Keisha karena ia tidak hati-hati dengan berlarian di pinggir jalan.

Di saat gadis itu tengah meringis dan berusaha untuk berdiri, sebuah tangan seseorang tiba-tiba terulur dan membantunya berdiri.

“Lo gapapa?” tanyanya, buat Keisha mendongak.

Itu adalah pertama kalinya Keisha melihat Albian.

“Gue kayanya kenal siapa orang yang di motor tadi. Nanti gue silaturahmi sama orangnya, tapi sekarang gue harus bawa lo dulu ke klinik, lo terluka, dan sepertinya gak bisa jalan, ya?” tanya Albian, tapi Keisha hanya diam. Gadis itu masih tertegun menikmati setiap jengkal wajah tampan Albian dari jarak yang sangat dekat.

Lalu, tanpa bisa dicegah tiba-tiba Albian berucap, “Maaf, ya.” Dan setelahnya cowok itu menggendong Keisha dalam sekali angkat, buat Keisha tersentak, dan tahu-tahu ia sudah ada di gendongan Albian dengan cowok itu yang berjalan menuju klinik kampus.

Sesampainya di klinik, Albi menurunkan Keisha dengan pelan. Ia menjelaskan kepada perawat yang ada di klinik tentang apa yang terjadi kepada Keisha, juga membantunya mengobati luka di tangan Keisha dengan obat merah, di saat perawat sedang menyembuhkan kaki Keisha yang terkilir.

Bukan hanya itu, setelah perkenalan singkat dan tahu kalau Keisha mahasiswa baru, Albian juga membantu Keisha dengan menjelaskan kepada panitia ospek agar Keisha tidak perlu mengikuti ospek di hari terakhirnya sebelum kakinya sembuh total.
Sebenarnya, Keisha agak keberatan untuk hal itu, yang pertama ia merasa tidak enak kalau harus tiduran di klinik, dan yang kedua ia juga merasa baik-baik saja. Namun, Albian bersikeras meyakinkan Keisha agar cewek itu tetap beristirahat, dengan bagaimana cara Albian bicara dan membujuknya, tentu saja berhasil membuat hati Keisha luluh, dan mengiyakan apa yang diucapkan oleh Albian.

Itu adalah pertemuan yang tak biasa menurut Keisha. Sangat membekas, dan menyenangkan. Dari pertemuan pertama yang menghasilkan pertemuan-pertemuan berikutnya, lalu lambat laun berhasil membuat Keisha jatuh cinta kepada sosok Albian.

Albian yang memiliki garis wajah yang tegas, tapi saat dipandang, wajahnya sangat menyejukkan. Tatapan matanya selalu memandang Keisha dengan lembut, dan itu yang selalu berhasil membuat Keisha salah tingkah setiap kali berbicara dengannya, seperti saat ini contohnya.

From Work To LoveWhere stories live. Discover now