Bab 10

567 34 0
                                    

Happy Reading

Keisha menghela napas lega setelah semua pekerjaannya menata kamar kos barunya selesai.

Sebenarnya, niat pindah kos sudah ada sejak hari di mana Keisha mendapatkan gaji pertamanya dari Brian. Namun, saat itu Keisha belum menemukan kosan yang cocok, dan tidak ada kosan yang kosong di dekat kosan yang Gita tempati.

Keisha ingin punya kosan sendiri, dan tidak  ingin merepotkan Gita dengan terus menumpang di kosannya yang lebar ruangannya tidak seberapa untuk mereka tempati berdua. Tapi, Keisha juga tidak ingin kalau harus meninggalkan Gita. Bukannya Keisha manja dan tidak bisa tanpa Gita, tapi karena cuma Gita orang terdekat yang Keisha punya saat ini. Gita sudah seperti keluarga untuknya, sama-sama dari kampung, dan merantau ke kota orang untuk mencari peruntungan. Mereka berdua harus saling menjaga, dan saling membantu satu-sama lain. Hidup di kota orang tidak mudah, apalagi sendirian. Jadi, Keisha tidak bisa kalau harus berjauhan dari Gita. Bagaimana kalau nanti salah-satu di antara mereka berdua ada yang sakit, siapa yang akan mengurusnya.

Makanya selain dirinya yang akan pindah dari kosan Gita, Keisha juga berniat untuk mengajak Gita pindah, mencari kosan baru yang memiliki dua kamar berdekatan, dan baru kemarin Keisha akhirnya menemukan kosan yang cocok untuk dirinya dan Gita, juga cocok untuk budget keduanya.

Kosannya berupa sebuah rumah minimalis yang memiliki tiga kamar kosong. Dua kamar sudah ditempati oleh Keisha dan Gita, sisa satu kamar lagi masih kosong, dan itu bukanlah sebuah masalah. Fasilitas bersama yang terdapat dalam kosan berupa satu kamar mandi untuk bersama, dapur, ruang tamu yang sederhana, juga bonus kulkas dan kompor kecil. Semua fasilitas itu lebih dari cukup dan nyaman buat Keisha. Apalagi kamar yang Keisha tempati, benar-benar nyaman dengan fasilitas satu kasur beserta rajangnya, satu lemari sedang, dan satu meja disertai kursinya. Yang sekarang sudah Keisha isi dengan barang-barang miliknya, sehingga kamar yang awalnya tampak polos, kini terlihat lebih hidup dan berwarna.

Keisha tersenyum bangga setelah seharian gadis itu bekerja dengan menata barang-barangnya, lalu membersihkan seluruh ruangan kosan selain kamarnya-sendirian, karena dirinya tidak punya kerjaan yang menyibukkan, sedangkan Gita harus pergi bekerja tadi pagi, dan sekarang kosan yang ditempatinya benar-benar nyaman, bersih, dan rapi.

Lalu setelahnya, yang akan Keisha lakukan adalah mandi, dan bersiap pergi ke supermarket untuk membeli segala keperluannya. Tadinya mau menunggu Gita pulang dulu, karena Keisha tidak tahu apa saja yang mereka butuhkan di kosan, tapi ternyata Gita mengirimnya pesan kalau Gadis itu ada lembur, dan akan pulang malam. Jadi, terpaksa Keisha harus pergi sendirian, dan hanya membeli barang-barang yang Keisha butuh-kan.

Jam menunjukkan pukul 13.40 ketika Keisha keluar. Cuaca sedang panas-panasnya, tapi Keisha tidak masalah daripada dia harus diam sendirian di kosan.

Ya, karena ternyata kerja sebagai pacar Brian sama-sekali tidak menyibukkan, meskipun sekarang Keisha sudah punya kerjaan, tapi tetap saja dirinya seperti pengangguran. Keisha serasa memakan gaji buta. Terhitung dua minggu dari malam ulang tahun omanya, Brian sama-sekali belum ada menghubunginya.

Ucapan cowoknya itu tentang kesibukannya ternyata benar, dia kayanya emang gak punya waktu buat pacaran. Tapi, apa tidak disayangkan Brian harus rela membayar Keisha buat jadi pacar bohongan-nya, kalau ternya Keisha nggak dikasih kerjaan apa-apa selain status sebagai pacar Brian yang tersemat di dalam dirinya, itu pun cuma di depan keluarganya saja.

Kerjaan lo gampang ko, Kei.”

“Gue cuma butuh status doang.”

Ucapan cowok itu ternyata benar, dan sekarang Keisha cuma bisa mengikuti apa yang cowok itu inginkan. Dia tidak ingin pusing memikirkan tugas apa yang harus ia kerjakan.

From Work To LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang