Bab 34

427 29 6
                                    

Happy Reading

.
.
.


Sejujurnya ini sedikit aneh bagi Keisha. Tidak ada angin, tidak ada hujan. Tidak ada pesan berupa pemberitahuan.
Tiba-tiba saja, Brian datang ke kampus untuk menjemput Keisha yang baru selesai kuliah, dan setelah setengah jam mobil Brian jalan di sela kemacetan, cowok itu baru berkata ingin mengajak Keisha ke apartemennya, katanya.

“Apartemen?” Mendengar kata apartemen, seketika gadis itu membelalak. “Heh, mau ngapain lo ngajak gue ke apartemen?” Keisha memicingkan mata.

“Gue mau nunjukkin sesuatu sama lo.” Brian menjawab santai, tanpa memedulikan sikap waspada gadis di sampingnya.

“Kenapa harus ke apartemen? Gak. Gue gamau. Di apartemen lo 'kan suka sepi.”

“Ya justru karena di apartemen gue sepi.”

“HEH!” Keisha melotot ke arah Brian tak santai. “Lo mau ngapain emang? Nggak. Pokoknya gue gamau.” Gadis itu menggeleng dengan cepat.

“Gue mau pulang. Kalau lo gamau antar gue pulang. Gapapa. Gue turun di sini aja. Gue bisa pesan ojol.” Keisha terlihat panik sendiri, buat Brian yang melihatnya hanya menghela napas panjang.

“Lo kenapa sih, Kei? Bersihin deh itu pikiran lo. Curiga mulu lo sama gue.”

“Bukan curiga. Tapi gue harus waspada. Lagian, lo ngapain ngajak gue main ke apartemen lo? Heh, lo cowok, dan gue cewek. Keduanya normal, berada dalam satu ruangan itu bahaya.” Mendengar ucapan Keisha, Brian mengangguk pelan.

Good girl.” Dan cowok itu malah tersenyum lebar. “Gue jadi makin suka,” ucapnya pelan, dan terdengar samar di telinga Keisha, buat cewek itu semakin salah paham.

“Heh, lo ngomong apa? Suka apaan?”

“Nggak.” Brian malah menggeleng santai, buat Keisha semakin tak santai.

“Ka Brian, lo jangan macam-macam ya sama gue. Gue udah percaya sama lo ya, Ka Bri. Jangan rusak kepercayaan gue.”

Brian semakin tersenyum lebar, cowok itu membelokkan mobilnya, dan masuk ke arah parkiran apartemennya.

Mobil berhenti, lalu Brian menoleh ke arah Keisha sepenuhnya. “Yang pertama, terima kasih lo udah percaya sama gue, Kei. Yang kedua, terima kasih juga, lo udah jadi cewek yang berprinsip dan punya fondasi yang kuat untuk menjaga diri lo. Sikap lo yang seperti itu membuat gue semakin yakin pengen ngelindungi lo. Dan lo emang benar, kita berdua manusia normal.” Brian beranjak, mengambil sesuatu dari kursi belakang.

“Berada dalam satu ruangan, dan hanya ada kita berdua, itu emang bahaya, apalagi perasaan gue terhadap lo sekarang sudah berbeda.” Cowok itu kembali menghadap Keisha yang kini tengah terdiam, berusaha mencerna ucapan Brian yang dari beberapa kata terdengar ganjal menurut Keisha.

Berbeda?

Satu katu itu berputar dalam pikiran Keisha.

“Dan, mau sepercaya apapun lo sama gue, gue tetap masih belum bisa lo percaya sepenuhnya, selama gue belum menjadi suami lo. Ya, meskipun sebelumnya lo pernah main ke apartemen gue, dan gak terjadi apa-apa ‘kan selama kita berdua diam di apartemen? Tapi, godaan setan siapa yang tahu, kan? Bisa aja nanti di dalam gue hilap, atau malah lo lagi nanti yang bakalan hilap.” Cowok itu menyengir lebar, buat Keisha refleks melotot tajam.

From Work To Love (Tamat) Where stories live. Discover now