51. Jeno's Limit

1.1K 108 17
                                    

Happy reading

    

  

Praaang!

Suara pecahan kaca terdengar dari ruang tamu apartemen Jeno. Mark dan Naja terkejut bukan main. Mereka bergegas lari menuju kamar Jeno. Mark yang sampai terlebih dahulu segera membuka pintu kamar tersebut. Ia terkejut kala menjumpai lantai kamar Jeno penuh dengan pecahan kaca.

Mark mendongakkan kepalanya dan ia tertegun kala menjumpai Jeno yang tampak sangat kacau

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mark mendongakkan kepalanya dan ia tertegun kala menjumpai Jeno yang tampak sangat kacau. Rambutnya berantakan, wajahnya memerah, air mata mengalir deras di pipi tirusnya dan ekspresi wajahnya... Begitu banyak yang tersirat disana. Namun yang nampak jelas adalah ekspresi marah dan terluka.

"Jeno?" suara panik Naja menyadarkan Mark.

"Kamu kenapa?" tanya Naja lagi seraya mendekat pada sang saudara kembar.

Jeno seolah tak mendengar. Ia bergerak maju, meraih ponselnya yang sudah hancur dan tergeletak di antara pecahan kaca.

"Say-"

Prakk!

Jeno melempar ponselnya ke dinding. Dan membuat benda itu semakin hancur.

"Jen?"

"Aargh!" pekik Jeno emosi.

Ia berjalan menuju meja belajarnya, lalu mengobrak-abrik berbagai benda di atasnya seraya berteriak dan menangis. Jeno mengamuk. Ia lepas kendali. Naja dan Mark membatu selama beberapa saat.

Hingga akhirnya Mark tersadar lebih dulu sebelum Jeno mengacak-acak tempat tidurnya. Ia menghampiri sang kekasih dan mencoba meraihnya ke dalam pelukan. Namun Jeno memberontak.

"LEPAS!" teriaknya kala Mark berhasil memeluknya dari belakang.

Mark tak menjawab. Ia berusaha sekuat tenaga menahan tubuh Jeno yang terus bergerak mencoba melepaskan diri dari pelukannya.

"JA!"

Mark meneriaki Naja yang masih membatu. Pemuda itu seolah tersadar. Ia melihat Mark kewalahan memegangi Jeno yang mengamuk. Maka ia mendekat. Mencoba mendekap Jeno dari depan. Sempat kewalahan namun akhirnya ia yang memiliki badan lebih kekar daripada dua orang di depannya, mampu menaklukkan Jeno.

"LEPAS!"

"Gak! Nanti kamu ngamuk lagi!" jawab Naja.

"LEPASIN AKU NA!"

"Enggak sebelum kamu berhenti."

Jeno masih berusaha melepaskan diri dari Naja.

"LEPAS! LEPASIN AKU! LEPAS BRENGS*K!"

"APA? KAMU NGOMONG APA?"

"BRENGS*K! KAMU BRENGS*K! LEPASIN AKU!"

"JENO! JANGAN KETERLALUAN! SEBENERNYA KAMU INI KENAPA? KENAPA TIBA-TIBA KAMU MENGAMUK DAN MENGGILA SEPERTI INI?"

Neighbour | MarkNo (END) Where stories live. Discover now