28. Donny's Last Wishes

1.4K 144 23
                                    

Happy reading

    

   

Jack meradang mendengar penuturan Naja.

"Inget Kak. Lo cuma pembimbing Jeno. Bukan temen. Bukan sahabat. Jadi jangan bertindak melewati batas!"

"Apa maksud lo ngomong kaya' gitu?" tanyanya dengan nada tak suka.

"Apa masih kurang jelas apa maksud gue, Kak? Mau gue perjelas lagi? Atau, gue beber aja semuanya sekarang?"

Jack mengernyit.

"Maksud lo?"

Naja menoleh ke belakang.

"Mark, tolong bawa Jeno turun," ucapnya.

Mark mengangguk.

"Lo, Na? Kok turun?" tanya Jeno bingung.

"Iya. Kamu turun dulu ya? Aku perlu selesaiin satu hal sama Kak Jack," jawab Naja dengan lembut.

"Hal apa? Soal apa?"

"Nanti aja aku ceritain. Sekarang kamu turun dulu ya sama Mark. Aku janji bakal segera nyusul."

Jeno awalnya hanya diam. Namun akhirnya ia mengangguk.

"Tapi jangan aneh-aneh ya Na. Janji ya?"

"Iya, Puppy.. Janji. Udah sana turun dulu! Mark, titip ya."

Mark kembali mengangguk.

"Ayo," ucapnya seraya mengulurkan tangannya pada Jeno.

Pemuda itu menatap Mark ragu, lalu beralih pada Naja yang tersenyum padanya. Menghela nafas, lalu akhirnya menyambut uluran tangan Mark.

"Lu."

Mark memberi isyarat pada Lucas untuk membantu Naja. Pemuda itu menganggyk. Lalu setelahnya Mark pergi beranjak bersama dengan Jeno. Hal ini tidak luput dari pandangan Jack. Ia menatap kesal pada Mark yang menggandeng mesra Jeno.

'Sialan! Awas aja lo Mark!' batinnya.

"Kak Jack. Apa maksud lo ngikutin gue sama Jeno pulang sekolah?" tanya Naja tanpa basa-basi.

"Apa?" tanya Jack.

Ia sedikit terkejut karena Naja menyadarinya. Pun dengan Julian yang ada di sisinya. Ia tak menyangka jika sang sahabat akan bertindak sejauh itu.

"Gak usah pura-pura kaget Kak. Gue tau lo ngikutin gue sama Jeno sampe ke rumah kan!? Apa tujuan lo?"

"Gue cuma mau tau dimana Jeno tinggal."

"Buat apa? Lo bukan pacarnya. Bukan temennya juga."

Jack tak bisa menjawab. Desisan geram keluar dari bibirnya. Julian yang menyadari itu merangkul pundaknya dan meremasnya. Bermaksud untuk menegur Jack agar tidak emosi.

"Lo udah kaya' stalker tau gak Kak. Pulang sekolah ngikutin mobil gue. Pagi-pagi keluar dari rumah mau ke sekolah juga lo ikutin. Sebenernya tujuan lo kaya' gitu apa? Tau gak Kak, dengan lo bersikap seperti itu, bukannya membuat lo semakin deket sama Jeno, tapi justru semakin menjauh. Lo tau kenapa? Karena gue gak bakal biarin lo semakin deket sama Jeno. Gak akan. Karena tindakan lo udah berlebihan. Belum jadi pacarnya aja lo udah seperti itu. Gimana kalo beneran jadi pacar? Jadi jangan harap gue bakal biarin lo makin deket sama adek gue!"

Jack menatapnya sengit. Namun Naja tak peduli. Ia sudah jengah menyimpan keluh kesahnya terhadap Jack selama ini.

"Justru lo yang berlebihan Ja! Lo over protective sama adek lo sendiri. Walaupun dia adek lo, Jeno bukannya anak kecil yang bisa lo atur begini begitu. Dia sudah dewasa. Dia punya kebebasan nentuin jalannya sendiri!" ujar Jack.

Neighbour | MarkNo (END) Where stories live. Discover now