4. Boyfriend?

2.4K 212 15
                                    

Happy reading

             

        

Mark melangkah pelan meninggalkan kelasnya bersama dengan Hendery. Sementara Naja, Lagi-lagi sudah melesat lebih dulu. Alasannya apalagi jika bukan adik kembarnya. Sejak Jeno bersekolah disana, Naja kerap kali meninggalkan kelas lebih dulu demi menghampiri sang adik kembar. Mark tidak mengerti. Mengapa Naja segitu khawatirnya pada sang adik? Mengapa ia sangat protect? Seperti sesuatu akan terjadi pada Jeno jika ia tak berada di sisinya.

Tapi dibalik sikap protect Naja, sikap Jeno justru lebih mengherankan lagi. Ia yang selama beberapa hari ini Mark kenal sebagai pemuda yang sangat menyebalkan, bermulut tajam dan tatapan membunuh, seolah tak berdaya di depan Naja. Ia seolah menunjukkan sisi lembutnya dan bahkan sisi yang menunjukkan seperti bergantung pada sang saudara kembar. Tak ada cacian, tak ada sikap dingin. Yang ada Jeno justru tampak butuh perlindungan dan perhatian.

"Naja ke tempat Jeno lagi?" tanya Devan pada Mark dan Hendery.

Keduanya kompak mengangguk.

"Kalian ngerasa aneh gak sih?" tanya Devan lagi.

"Aneh gimana maksud lo?" Lucas balik bertanya.

"Ya sikap Naja ke Jeno. Kaya' dia tuhh berusaha ngelindungi Jeno banget. Kalian liat kan kemaren waktu anak-anak kelas X IPA 3 nyamperin Jeno buat nganter ke ruang guru!? Dia kaya' gak ngebolehin gitu Jeno pergi sama mereka," ucap Devan.

"Ya mungkin emang bener kata Jeno. Karena lingkungan ini asing buat dia," ujar Hendery.

"Iya tau. Tapi plis deh, Jeno itu kan seumur Naja juga. Bukan anak kecil yang bakal ilang kalo gak diawasin," ucap Devan lagi.

"Naja pasti begitu karena ada alasannya," ucap Mark singkat.

Ia merasa ada sesuatu yang ditutupi oleh kedua bersaudara kembar itu.

"Trus yang anehnya lagi, si Jeno masih kelas X!?" ucap Lucas.

"Nah, itu dia! Mungkin dia pernah tinggal kelas, atau Naja yang loncat kelas?" ucap Devan.

"Naja lompat kelas!?" pekik Hendery.

"Gak mungkin," kompak Hendery dan Mark.

Keduanya lantas saling pandang lalu tertawa.

"Iya emang gak mungkin sih. Berarti si Jeno yang tinggal kelas dong!" sahut Devan.

"Tapi dia gak keliatan kaya' anak bego. Gak kaya' yang ono noh," ujar Lucas seraya menunjuk Hendery dengan dagunya.

"Lo ngatain gue bego?" Hendery tak terima.

"Enggak. Lo gak bego. Cuma lola dikit, kadang," sahut Devan.

"Setan lo pada," ucap Hendery kesal.

"Pasti ada sesuatu. Orang tinggal kelas gak selalu karena nilai. Bisa juga karena absensi kan!?" ucap Mark.

Ketiga temannya mengangguk.

"Tapi ya, si Jeno itu bener-bener perfect deh!" ucap Lucas tiba-tiba.

Mark mengernyit.

Neighbour | MarkNo (END) Where stories live. Discover now