Neighbour | MarkNo (END)

11. Jack

Happy reading

      

       

Sepulang sekolah, Jeno menanti Jack di kelasnya. Ia sebenarnya sedang tidak mood melakukan bimbingan kali ini. Tapi ia sudah terlanjur janji dengan sang kakak kelas. Maka mau tak mau ia harus melakukannya. Walaupun mood juga pikirannya sedang sangat tidak baik.

Tok-tok-tok..

Pintu kelas Jeno diketuk. Ia dan Yaksa yang setia menemaninya menoleh serempak.

"Gue masuk ya Jen," ucap Jack.

Jeno mengangguk.

"Masuk aja, Kak," jawab Jeno.

Saat Jack mendekat, Yaksa bangkit.

"Gue duduk di belakang, ya," ucapnya seraya menepuk pundak Jeno pelan.

Jeno hanya mengangguk. Jack menatapnya heran.

"Dia mau ngapain?" tanyanya pada Jeno.

"Oh, gue nanti mau pulang bareng Yaksa. Jadi dia mau nungguin gue. Gapapa kan dia disini?"

"Ya gapapa sih. Tapi apa gapapa dia nunggu lo kelamaan? Kita bimbingan 1,5 jam lo."

"Gapapa Kak. Gue tadi udah bilang kok."

"Oh, ya udah. Eum tapi, boleh gue tanya?"

"Tanya apa Kak?"

"Lo pulang bareng Yaksa? Gak bareng Naja?"

Raut wajah Jeno berubah. Dan Jack menangkap perubahan itu.

"Enggak."

"Kenapa? Kalian lagi ada problem?"

"Enggak Kak."

"Terus?"

"Ya... Gapapa. Naja harus pulang duluan soalnya."

Jack tahu ada sesuatu yang berusaha ditutupi Jeno. Namun ia tak ingin bertanya lebih jauh. Karena ia mengerti, Jeno enggan membicarakannya.

"Lain kali kalo kita bimbingan dan Naja gak bisa nunggu lo, gak usah minta yang lain buat anter. Pulang sama gue aja, nanti gue anter."

Jeno terpaku.

"Thanks Kak. Tapi gue gak mau ngerepoti."

"Oh, enggak. Gue sama sekali gak merasa direpotin. Justru gue seneng banget kalo bisa nganter lo pulang."

Jeno kembali terpaku. Ia tak tahu harus bereaksi dan menjawab apa.

Yaksa yang duduk jauh di belakang keduanya menatap lurus pada sosok Jack dengan tatapan tajam. Ia yang menggunakan headset namun tidak memutar musik apapun, mendengar semua percakapan keduanya. Dan ia merasa ada sesuatu dalam diri Jack.

     

°°