27. Naja VS Jack

1.4K 137 5
                                    

Happy reading

   

   

"Aku sama Mark kaget denger teriakan-teriakan kalian. Untung aja gedung ini gak kedap suara. Jadi kami bisa denger teriakan-teriakan kalian. Kalo kami gak denger tadi entah apa yang akan terjadi sama Jeno!" ujar Yunita.

"Dan untungnya lagi Mark tau pass apart Jeno!" imbuhnya.

Wajahnya nampak kesal. Dirinya dan Mark sangat terkejut kala mendengar Naja dan Hayden berteriak. Awalnya Yunita mengatakan pada Mark untuk tak ikut campur. Tapi kala mendengar teriakan panik Jeno, Mark tidak bisa menahan diri lagi. Firasatnya berkata sesuatu terjadi pada Jeno.

"Kak Hayden, bukannya kemaren kita sudah bahas soal ini!? Tante Lana juga sudah minta kamu tunggu sampai Jeno sendiri yang minta ketemu. Kenapa kamu masih nekat sih Kak?" omel Yunita.

"Kondisi mental kedua anak kalian itu beda, Kak. Kalo Naja masih bisa diajak omong to the point, tapi Jeno enggak. Kita harus memperhatikan keadaannya dulu. Kita harus tunggu sampai dia benar-benar siap. Aku aja yang baru beberapa hari kenal Jeno langsung tau gimana watak dia! Kenapa kamu yang sebagai ayahnya gak bisa memahami dia?"

"Aku bukannya gak memahami dia, Yun. Justru karena aku tau dia terluka, makanya aku nekat temui dia. Aku mau ada di deket dia saat hatinya terluka. Karena luka yang dia dapet disini bukan cuma karena kesalahanku dengan Tania. Tapi juga karena kedekatannya dengan Donny."

Yunita dan Fanny tersentak kaget.

"Kakak tau soal hubungan Donny sama Jeno?" tanya Fanny.

Hayden mengangguk.

"Tau, Sayang. Mama ceritain semuanya semalem. Soal fakta bahwa ternyata Donny yang sebelumnya selalu melindungi Jeno dari pembullyan di SMP dulu. Dan juga soal dia yang tahu dengan sangat siapa Jeno," jawab Hayden.

"Termasuk soal gimana perasaan Jeno terhadap Donny dan sebaliknya. Itu sebabnya aku semakin ingin menemui Jeno. Karena aku tau, hatinya lebih banyak terluka daripada Naja. Bayangkan saja. Orang yang sudah lama disuka, orang yang disayangi bahkan juga dicintai, ternyata memiliki hubungan darah. Jeno pasti syok. Hatinya pasti sakit. Dan membayangkan itu, hatiku juga sakit. Aku... Aku merasa sudah menyengsarakan anakku sendiri."

Hayden menunduk. Membayangkan betapa sakitnya hati Jeno, membuat ia merasa bersalah.

"Itu bukan salah Kakak. Jeno dan Donny deket bukan Kakak yang mau. Itu sudah jalan yang Tuhan tulis buat mereka," kata Fanny.

"Fanny bener, Kak. Soal pertemuan Jeno dan Donny itu sudah diatur Tuhan. Dan pasti ada alasan dibalik itu. Jadi sekarang percuma saja disesali. Tugas kita sekarang adalah membantu Jeno sembuh dari luka di hatinya. Itu yang utama," sahut Yunita.

"Kak, jangan lupakan Donny. Ajak dia bicara. Minta pengertian dia buat lupain Jeno. Sepertinya dia anak yang baik. Jadi aku rasa dia akan mendengarkan Kakak. Karena biar gimanapun Kakak adalah ayahnya," ujar Fanny mengingatkan.

Wajah Hayden seketika berubah sendu. Fanny yang peka dapat melihatnya.

"Ada apa Kak? Apa yang membuat Kakak sedih?" tanyanya.

"Donny," jawab Hayden singkat.

"Kenapa dengan Donny."

"Hidupnya gak lama lagi."

Fanny dan Yunita nampak terkejut.

"Apa? Apa maksud Kakak?" tanya Fanny.

"Dia mengidap Leukimia. Stadium akhir."

Neighbour | MarkNo (END) Where stories live. Discover now