43. Jeno's Feeling

1.1K 122 11
                                    

Happy reading

     

     

Mark terbangun kala mendengar erangan Jeno. Ia membuka matanya. Lalu menatap Jeno yang nampak gelisah dalam tidurnya. Ia menggumamkan sesuatu yang tak jelas.

"Sayang..."

Mark coba membangunkan Jeno dengan menepuk pipinya perlahan.

"Udah dari tadi dia begitu, Mark," ucap Naja di sisi lain brankar Jeno.

Mark menoleh pada pemuda yang kini tengah menggenggam jemari tangan Jeno.

"Dari tadi?" tanya Mark.

Naja mengangguk.

"Dia baru tidur lagi 5 menitan, tapi udah ngigau aja."

Mark nampak terkejut.

"Emangnya dia gak tidur?"

"Semaleman dia gak begitu bisa tidur dan beberapa kali terbangun karena mimpi buruk. Ini tadi dia bangun sekitar setengah jam. Gak mau tidur lagi karena takut mimpi buruk lagi. Setelah gue bujuk dan gue pegang tangannya baru dia tidur lagi."

"Kenapa lo gak bangunin gue?"

"Dilarang Jeno. Dia tau lo capek banget."

Wajah Mark menyendu. Ia menoleh pada Jeno.

"Gue gak pernah capek kalo ada di deket dia. Energi gue rasanya keisi terus kalo deketan sama Jeno. Harusnya lo bangunin gue aja. Biar gue bisa gantiin lo jaga Jeno."

"Kami ngobrol aja lo gak denger. Berarti lo capek banget Mark."

Mark terdiam.

"Gue gak bangunin lo biar lo bener-bener istirahat dan bisa gantian sama gue buat jaga Jeno."

Mark memperhatikan Naja lamat-lamat. Baru disadarinya jika pemuda itu nampak tak baik. Wajahnya nampak lelah.

"Lo gak tidur?"

Naja menggeleng.

"Perasaan gue gak tenang, Mark. Dari tadi gue ngerasa cemas, gue ngerasa takut. Jadi gue gak bisa tidur."

Mark mengernyit.

"Emangnya apa yang membuat lo merasa cemas? Dan apa yang lo takuti?"

"Gak ada Mark. Gue tiba-tiba aja ngerasa kaya' gitu. Dan sepertinya itu karena Jeno."

Naja menatap Jeno yang masih nampak gelisah.

"Belakangan ini gue seperti bisa ngerasain apa yang Jeno rasain."

"Ikatan batin kalian menguat, Ja."

Naja mengangguk.

"Padahal dulu gak. Gue pertama kali ngerasain apa yang Jeno rasain waktu dia dianiaya dulu itu. Gue ikut ngerasa sesak dan juga sakit di kepala gue. Itu pertama kalinya. Terus setelah itu beberapa kali gue bisa ngerasain apa yang Jeno rasain. Seperti waktu kejadian Kak Jack tempo hari. Terus sekarang. Gue ngerasa cemas juga takut. Pasti itu yang lagi Jeno rasain sekarang."

"Itu masuk akal. Karena kalian kembar."

"Tapi sebelum-sebelumnya gue gak ngerasain apa-apa."

Lalu keduanya terdiam.

"Tapi dengan begini gue lega. Seenggaknya gue jadi tau apa yang lagi dirasain Jeno. Jadi kalo ada apa-apa sama dia gue bisa langsung tolongin dia."

Mark mengangguk.

Neighbour | MarkNo (END) Where stories live. Discover now