17. Taste of Your Lips

2.1K 185 21
                                    

Happy reading

     

      

Mark menangkup rahang Jeno. Lalu dengan mata terpejam ia memajukan wajahnya, mempertemukan dua belah bibir mereka. Sebuah kecupan lembut menyapa bibir Jeno. Ia turut memejamkan matanya saat merasakan bibir tipis Mark menempel pada miliknya. Mengecupnya sekali. Dua kali. Tiga kali. Hingga akhirnya Mark merasakan balasan dari Jeno. Lalu keduanya saling melumat. Saling mencumbu. Saling menyesap bibir satu sama lain. Dengan teramat lembut. Tak ada nafsu. Hanya menumpahkan rasa yang berbeda yang kini menjalari dada masing-masing.

Perlahan tangan Mark berpindah pada tengkuk Jeno. Membuat ciuman mereka semakin dalam. Sementara tangan Jeno melingkar di punggung Mark. Meremat kaos putih yang dipakai oleh pemuda itu, di balik punggungnya. Hingga beberapa menit mereka berciuman. Tanpa sadar kini punggung Jeno telah bersandar sepenuhnya pada sofa, dengan Mark di hadapannya. Duduk berdampingan dengan tubuh bagian atas semakin menempel, mereka tak sadar telah hanyut dalam manis dan hangatnya sensasi first kiss.

Tak lama kemudian Mark memutus pertautan bibir mereka. Mata terpejam Jeno dengan wajah yang luar biasa indah menyapa penglihatan Mark ketika ia membuka mata. Mark menurunkan tangannya dari tengkuk Jeno. Lalu perlahan netra milik pemuda di depannya turut terbuka. Semu merah menyembur di pipinya ketika tatapan keduanya bertemu. Baik Mark maupun Jeno kini tak dapat mengontrol detak jantung masing-masing.

Hening. Dan tak ada pergerakan apapun. Hanya tatapan di antara keduanya yang berbicara. Seolah menyampaikan perasaan baru yang kini bersemi tumbuh di hati keduanya. Baik Mark maupun Jeno telah sama-sama jatuh.

"Sorry, gue ambil first kiss lo gitu aja," ucap Mark memecah keheningan.

Jeno tersenyum malu-malu.

"Gapapa. Itu juga first kiss lo kan!?" ucapnya.

Mark mengangguk.

"Dan sorry juga gue udah lancang."

"Don't say sorry Mark. I enjoyed it."

Lalu seolah tersadar akan apa yang telah diucapkannya, Jeno memalingkan wajahnya karena malu. Mark tersenyum melihatnya. Mark kemudian bangkit dari duduknya. Membuat Jeno menoleh. Mark menjulurkan tangannya. Jeno menatapnya untuk beberapa saat. Namun kemudian ia menerima uluran tangan tersebut. Mark menariknya dalam sekali sentak. Namun entah Mark yang terlalu kuat atau Jeno yang lemah, pemuda itu terhuyung dan nyaris terjatuh. Dengan sigap Mark meraih pinggangnya. Hingga tanpa sadar keduanya berpelukan. Netra keduanya saling bertemu untuk beberapa saat dan menampakkan binar yang sama.

Lalu dengan canggung Mark melepaskan rangkulannya secara perlahan.

"Sorry. Gue kekencengan nariknya," ucap Mark.

"It's okey," jawab Jeno singkat.

Ia nyaris tak bisa bicara karena gugup. Ia menundukkan kepalanya. Hingga terdengar kekehan dari Mark. Jeno mendongak.

"Kita lucu gak sih? Udah segala kissing masih aja gugup karena gak sengaja pelukan," ucapnya yang dibalas senyuman oleh Jeno.

"Lagian lo bisaan aja modusnya," sahut Jeno.

Mark menoleh. Hendak protes namun dipotong oleh Jeno.

"Gue becanda Mark. Gak usah dibawa serius," ucapnya.

Kali ini Mark yang tersenyum. Pemuda itu menghela nafas panjang karena jantungnya yang terus saja berdetak kencang. 

"Lo siap-siap gih. Ganti baju," ucapnya tiba-tiba.

Neighbour | MarkNo (END) Where stories live. Discover now