25. Hayden dan Tania

1.4K 151 4
                                    

Happy reading

   

   

Mark terbangun sekitar pukul 3 pagi karena merasa haus. Ia refleks menoleh ke sisi ranjang dimana Jeno sebelumnya tertidur. Namun ia terkejut kala tak menjumpai pemuda itu di sana. Mark memutar pandang ke sekeliling kamar dan mendapati pintu balkon kamarnya sedikit terbuka.

Mark turun dari ranjang. Mengambil minum di dapur, lalu kembali ke kamar. Ia berjalan perlahan menuju balkon. Memastikan benar tidaknya Jeno di sana. Benar saja. Pemuda itu tengah duduk di kursi seraya memeluk kakinya. Tatapannya menerawang. Wajahnya nampak sendu.

"Jen," panggil Mark yang walaupun dengan nada pelan dan lembut tetap saja mengejutkan Jeno yang tengah melamun.

"Mark?"

Jeno melihat jam pada jam tangan pemberian Mark yang melingkar di tangannya.

"Ini masih jam 3 pagi. Kenapa lo bangun?"

"Seharusnya gue yang tanya. Kenapa lo bangun dan diem di balkon jam segini?"

Jeno terdiam.

"Jangan bilang lo gak tidur semalaman!"

Jeno tak mengatakan sepatah kata pun. Mark menangkup wajahnya. Ia melihat lingkar hitam di seputar mata Jeno. Lalu menghela nafas panjang setelah menurunkan tangannya. Mark hendak duduk di sisi Jeno namun pemuda itu menahan tangannya.

"Mark, boleh gue pinjem ponsel lo? Gue mau telpon Naja."

Mark mengernyit.

"Jam segini?"

"Feeling gue Naja juga belum tidur."

Mark diam sesaat. Lalu kemudian ia melangkah masuk ke dalam kamar, lalu kembali dengan ponsel dan selimut di tangannya.

"Nih," ucap Mark.

"Terima kasih," ucap Jeno.

Mark hanya mengangguk. Lalu duduk di sisi Jeno. Pemuda itu nampak sibuk dengan ponsel Mark.

    

"Halo Mark?'

"Na..."

"Jeno? Aku pikir Mark. Kamu gak tidur?"

"Kamu sendiri gak tidur."

"Aku gak bisa tidur."

"Aku juga."

"Aku kepikiran kamu."

"Aku juga. Kepikiran kamu sama mama. Eum Na, mama.. gimana? Nyariin aku gak?"

"Iya tadinya. Tapi karena Tante Yunita bilang kamu ada di apart Mark, mama jadi lega."

"Sekarang mama gimana?"

"Kamu pikir gimana? Salah satu putranya gak mau ditemui."

Neighbour | MarkNo (END) Where stories live. Discover now