47. Quality Time

1.1K 118 15
                                    

Happy reading

Note :
Jangan kaget liat pict di akhir chapter ya..

Mark dan Jeno tiba di sebuah sekolah yang menjadi tuan rumah pelaksanaan Olimpiade Matematika yang diikuti Jeno. Suasana sudah sangat ramai ketika keduanya sampai. Dengan bergandengan tangan, mereka melangkah memasuki gedung sekolah tersebut. Di dekat pintu masuk, nampak Bu Hesti, Julian, 2 guru lain, dan beberapa siswa lain yang merupakan pembimbing dan peserta Olimpiade dari sekolah mereka.

"Jeno, kami minta maaf karena keikutsertaan kamu di Olimpiade ini tidak bisa dibatalkan dan kamu terpaksa ikut. Padahal keadaanmu sedang tidak baik," sesal Bu Hesti.

Beberapa hari sebelumnya ia sempat memanggil Hayden dan Fanny ke sekolah guna mempertanyakan kesanggupan Jeno melanjutkan Olimpiade. Awalnya Hayden sempat menolak dan mengungkapkan alasan bahwa Jeno sedang dalam masa pemulihan pasca trauma. Namun tidak ada siswa lain yang sanggup menggantikannya. Sehingga akhirnya dengan berat hati Hayden mengijinkan putranya untuk melanjutkan kompetisi tersebut.

"Tidak apa-apa Bu. Saya sudah lebih baik sekarang," ucap Jeno.

"Syukurlah. Kerjakan semampu dan sebisa kamu saja. Jangan terlalu memikirkan hasilnya! Kami akan menerima apapun hasilnya nanti."

"Baik Bu. Saya akan berusaha semampu saya."

"Baiklah kalau begitu kamu boleh masuk. Keluargamu sudah menunggu di dalam."

"Keluarga saya, Bu?"

"Iya. Kedua orang tua dan kakakmu datang untuk memberikan dukungan mereka padamu, Jeno."

Hati Jeno sangat senang mendengarnya. Maka tanpa menunggu lebih lama lagi Jeno bergegas menghampiri keluarganya. Namun...

"Jeno."

Jeno menoleh. Ia menjumpai Julian berdiri di belakang, tak jauh dari tempatnya berdiri.

"Iya Kak?"

"Semangat yah kompetisinya. Walaupun waktu lo buat bimbingan banyak yang terlewat, tapi gue yakin lo bisa!" seru Julian kali ini dengan nada suara yang ceria.

Pemuda di hadapannya tersenyum.

"Thanks Kak."

Beberapa saat kemudian terdengar panggilan untuk para peserta kompetisi. Mark mengantar Jeno menuju aula tempat pelaksanaan olimpiade dilaksanakan.

"Aku tungguin di kursi pengunjung sama Naja ya," pamit Mark seraya mengusak helai rambut Jeno.

"Iya," jawab Jeno.

"Ya udah, sana duduk!"

Jeno mengangguk. Ia melangkah pergi setelahnya.

"Semangat Sayang!"

Jeno menoleh. Ia menyunggingkan senyumnya seraya mengangguk.

°°

Pelaksanaan Olimpiade telah berakhir. Tanpa diduga oleh mereka semua, Jeno berhasil meraih peringkat pertama.

"Selamat ya Sayang. Mama bangga sekali," ucap Fanny seraya memeluk Jeno.

Jeno tersenyum.

"Terima kasih, Ma," ucapnya.

"Papa juga bangga. Anak papa memang luar biasa. Selamat ya Sayang." Hayden pun tak mau kalah.

Ia memeluk dan mengecup kening si bungsu penuh kasih.

"Terima kasih, Papa."

"Jeno mau hadiah apa dari papa?"

Jeno menggeleng.

Neighbour | MarkNo (END) Where stories live. Discover now